Waspadai Makanan Olahan Berbahaya
A
A
A
TEBINGTINGGI - Warga Kota Tebingtinggi diingatkan agar berhati-hati membeli dan mengonsumsi makanan olahan yang dijual di pasar tradisional, terutama selama bulan puasa.
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan Tebingtinggi menduga banyaknya permintaan selama bulan puasa terhadap makanan olahan dapat berpotensi mengandung zat kimia melebihi takaran.
Untuk itulah dinas memonitoring bahan makanan olahan ke sejumlah pasar tradisional untuk mengantisipasi peredaran bahan-bahan makanan olahan yang menggunakan bahan berbahaya ke sejumlah pasar, Kamis (18/6). Sejumlah pasar tradisional yang dikunjungi tim pengawasan barang beredar jenis makanan terdiri dari Dinas Kesehatan, polres, dan Satpol PP yang dipimpin Kadis Kouperindag diwakili Kabid Perdagangan, Fachri , antara lain Pasar Sakti di Jalan KF Tandean, Pasar Inpres Jalan Gurami, serta Pasar Gambir di Jalan Iskandar Muda Kota Tebingtinggi.
“Monitoring pengawasan peredaran bahan makanan olahan di pasar-pasar tradisional kali ini untuk melihat secara langsung apakah ada bahan makanan olahan yang dijual ke masyarakat mengandung bahan-bahan berbahaya. Selain itu, bagaimana kondisinya apakah layak konsumsi atau tidak. Tapi sejauh ini terpantau semua aman-aman saja,” ujar Fachri.
Sebagai antisipasi, tim dari Dinas Kesehatan mengambil sampel (contoh) beberapa jenis makanan olahan seperti tahu, tempe, mi, bakso, sosis, dan lainnya. “Bahan-bahan makanan olahan tersebut masih diambil sampelnya untuk di uji ke laboratorium, apakah mengandung bahan-bahan berbahaya dan tidak layak untuk dikonsumsi masyarakat,” katanya.
Menurut Fachri, kegiatan pengawasan barang beredar jenis makanan ini sangat penting. Sebab, makanan mengandung zat berbahaya bisa menyebabkan turunnya kualitas kese-hatan dan menimbulkan berbagai macam penyakit dalam tubuh. Pada kesempatan itu, kabid perdagangan kembali mengimbau masyarakat yang akan berbelanja agar memperhatikan empat prinsip konsumen cerdas. “Empat prinsip konsumen cerdas, adalah teliti sebelum membeli, perhatikan tanggal atau label ke-daluwarsanya, label SNI-nya, belanjalah sesuai kebutuhan bukan keinginan,” ujar dia.
Pedagang bakso di Pasar Gambir, Garto, mengatakan, bahan makanan olahan jenis bakso miliknya tetap terjaga kualitas maupun rasanya dan yang terpenting bebas dari bahanbahan berbahaya untuk dikonsumsi masyarakat.
“Kami selalu memperhatikan makanan olahan yang dijual harus aman dikonsumsi masyarakat, karena kami tidak ingin mengecewakan para pelanggan,” ujarnya.
Perayudi syahputra
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan Tebingtinggi menduga banyaknya permintaan selama bulan puasa terhadap makanan olahan dapat berpotensi mengandung zat kimia melebihi takaran.
Untuk itulah dinas memonitoring bahan makanan olahan ke sejumlah pasar tradisional untuk mengantisipasi peredaran bahan-bahan makanan olahan yang menggunakan bahan berbahaya ke sejumlah pasar, Kamis (18/6). Sejumlah pasar tradisional yang dikunjungi tim pengawasan barang beredar jenis makanan terdiri dari Dinas Kesehatan, polres, dan Satpol PP yang dipimpin Kadis Kouperindag diwakili Kabid Perdagangan, Fachri , antara lain Pasar Sakti di Jalan KF Tandean, Pasar Inpres Jalan Gurami, serta Pasar Gambir di Jalan Iskandar Muda Kota Tebingtinggi.
“Monitoring pengawasan peredaran bahan makanan olahan di pasar-pasar tradisional kali ini untuk melihat secara langsung apakah ada bahan makanan olahan yang dijual ke masyarakat mengandung bahan-bahan berbahaya. Selain itu, bagaimana kondisinya apakah layak konsumsi atau tidak. Tapi sejauh ini terpantau semua aman-aman saja,” ujar Fachri.
Sebagai antisipasi, tim dari Dinas Kesehatan mengambil sampel (contoh) beberapa jenis makanan olahan seperti tahu, tempe, mi, bakso, sosis, dan lainnya. “Bahan-bahan makanan olahan tersebut masih diambil sampelnya untuk di uji ke laboratorium, apakah mengandung bahan-bahan berbahaya dan tidak layak untuk dikonsumsi masyarakat,” katanya.
Menurut Fachri, kegiatan pengawasan barang beredar jenis makanan ini sangat penting. Sebab, makanan mengandung zat berbahaya bisa menyebabkan turunnya kualitas kese-hatan dan menimbulkan berbagai macam penyakit dalam tubuh. Pada kesempatan itu, kabid perdagangan kembali mengimbau masyarakat yang akan berbelanja agar memperhatikan empat prinsip konsumen cerdas. “Empat prinsip konsumen cerdas, adalah teliti sebelum membeli, perhatikan tanggal atau label ke-daluwarsanya, label SNI-nya, belanjalah sesuai kebutuhan bukan keinginan,” ujar dia.
Pedagang bakso di Pasar Gambir, Garto, mengatakan, bahan makanan olahan jenis bakso miliknya tetap terjaga kualitas maupun rasanya dan yang terpenting bebas dari bahanbahan berbahaya untuk dikonsumsi masyarakat.
“Kami selalu memperhatikan makanan olahan yang dijual harus aman dikonsumsi masyarakat, karena kami tidak ingin mengecewakan para pelanggan,” ujarnya.
Perayudi syahputra
(ars)