Sekar Optimistis Kuasai Pasar
A
A
A
SURABAYA - PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) kian optimistis mampu menguasai pasar makanan olahan dan pakan udang.
Beroperasinya dua pabrik di Cikupa, Tangerang, Banten, dan Lamongan, Jawa Timur, tahun ini diyakini bisa meningkatkan produksi. Kedua pabrik itu adalah PT Karna Nutri Industri (KNI) dan PT Bumi Pangan Utama (BPU). PT KNI merupakan hasil relokasi pabrik di Sidoarjo yang terkena dampak Lumpur Lapindo ke Lamongan.
Pabrik seluas 4,3 hektare yang dibangun dengan biaya Rp100 miliar ini akan memproduksi pakan udang dan pakan ikan, sedangkan PT BPU seluas 3,4 hektare dengan biaya pembangunan Rp200 miliar, khusus untuk produksi makanan olahan.
“Pencairan ganti rugi dari pemerintah akibat Lumpur Lapindo langsung kami pakai untuk relokasi pabrik. Ganti ruginya sebesar Rp40 miliar, itu hanya bisa untuk lahan saja. Kekurangannya sebagian diperoleh dari pinjaman,” kata Direktur Keuangan PT SKBM, Freddy Adam setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPS) di Hotel Shangri-La, Surabaya kemarin.
Menurut Freddy, target produksi akan naik sebesar 20% dari total produksi di KNI sebanyak 14.400 ton per tahun. Sementara BPU punya kapasitas produksi sebesar 1.000 ton per bulan atau 12.000 ton per tahun. Namun untuk awal akan diproduksi sekitar 200 -300 ton per bulan.
Presiden Direktur PT SKBM Harry Lukmito mengatakan, kondisi pasar global dan menguatnya dolar Amerika memiliki dampak terhadap produksi dan pendapatan Sekar Bumi. Namun, pasar masih membutuhkan makanan udang, baik lokal maupun mancanegara. Hal ini terlihat dengan volume produksi yang masih sama dengan tahun lalu. “Kalau pabrik beroperasi, saya kira bisa memproduksi lebih banyak lagi. Permintaan masih banyak,” katanya.
Harry menerangkan, pihaknya sedang memasang strategi memperkuat pasar. Selain mengincar pasar lokal, PT Sekar juga memperkuat pasar mancanegara, seperti ke China, Jepang, dan Eropa Timur.
Arief ardliyanto
Beroperasinya dua pabrik di Cikupa, Tangerang, Banten, dan Lamongan, Jawa Timur, tahun ini diyakini bisa meningkatkan produksi. Kedua pabrik itu adalah PT Karna Nutri Industri (KNI) dan PT Bumi Pangan Utama (BPU). PT KNI merupakan hasil relokasi pabrik di Sidoarjo yang terkena dampak Lumpur Lapindo ke Lamongan.
Pabrik seluas 4,3 hektare yang dibangun dengan biaya Rp100 miliar ini akan memproduksi pakan udang dan pakan ikan, sedangkan PT BPU seluas 3,4 hektare dengan biaya pembangunan Rp200 miliar, khusus untuk produksi makanan olahan.
“Pencairan ganti rugi dari pemerintah akibat Lumpur Lapindo langsung kami pakai untuk relokasi pabrik. Ganti ruginya sebesar Rp40 miliar, itu hanya bisa untuk lahan saja. Kekurangannya sebagian diperoleh dari pinjaman,” kata Direktur Keuangan PT SKBM, Freddy Adam setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPS) di Hotel Shangri-La, Surabaya kemarin.
Menurut Freddy, target produksi akan naik sebesar 20% dari total produksi di KNI sebanyak 14.400 ton per tahun. Sementara BPU punya kapasitas produksi sebesar 1.000 ton per bulan atau 12.000 ton per tahun. Namun untuk awal akan diproduksi sekitar 200 -300 ton per bulan.
Presiden Direktur PT SKBM Harry Lukmito mengatakan, kondisi pasar global dan menguatnya dolar Amerika memiliki dampak terhadap produksi dan pendapatan Sekar Bumi. Namun, pasar masih membutuhkan makanan udang, baik lokal maupun mancanegara. Hal ini terlihat dengan volume produksi yang masih sama dengan tahun lalu. “Kalau pabrik beroperasi, saya kira bisa memproduksi lebih banyak lagi. Permintaan masih banyak,” katanya.
Harry menerangkan, pihaknya sedang memasang strategi memperkuat pasar. Selain mengincar pasar lokal, PT Sekar juga memperkuat pasar mancanegara, seperti ke China, Jepang, dan Eropa Timur.
Arief ardliyanto
(ftr)