Usir Semut, Nenek 78 Tahun Tewas Terpanggang
A
A
A
PONOROGO - Kebiasaan nenek Jematun, 78, mengusir semut berakibat fatal. Kios sembako dan bensin ecerannya terbakar hebat.
Bahkan, janda tua ini harus meregang nyawa setelah terpanggang api yang melalap tempat tinggalnya. Kebakaran yang menimpa kios milik Jematun di Dusun Tangbong, Desa Wringin Anom, RT 04/02, Kecamatan Sambit, ini terjadi sekitar pukul 21.00 WIB, Rabu (17/6). Kejadian berlangsung setelah warga selesai melaksanakan ibadah salat tarawih dan tengah saling mengantarkan makanan menjelang puasa atau megengan.
Dari informasi yang dihimpun, kebakaran diduga terjadi karena sang nenek berusaha mengusir serangga dan semut di lantai rumahnya dengan cara membakar tongkol jagung yang dicelupkan bensin, lalu dibakar. Hal ini diungkapkan sejumlah warga yang sempat mengetahui nenek Jematun tengah melakukan kebiasaannya itu saat mereka mengantarkan megengan ke rumah nenek Jematun.
“Ketika warga pulang dari tarawih, mereka terkejut karena rumah nenek Jematun mulai terbakar. Dimungkinkan, si nenek mau mengusir semut seperti biasa, tapi ternyata ember yang dipakai sebagai wadah bensin untuk mencelup bensin tumpah sehingga menyambar api di tongkol jagung atau tongkol jagung yang sudah menyala dicelupkan ke ember berisi bensin, kemudian terjadi kebakaran,” tutur Kepala Satreskrim Polres Ponorogo AKP Hasran yang memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP) kemarin.
Meski mengetahui terjadi kebakaran, warga tidak berani memberikan pertolongan. Mereka khawatir terjadi ledakan karena di kios milik Jematun terdapat belasan tabung gas elpiji kemasan 3 kg. Warga hanya bisa melapor ke petugas pemadam kebakaran dan kepolisian. Rumah kios yang terbuat dari dinding tembok, rangka kayu, dan atap genteng itu pun habis terbakar dan nyaris rata dengan tanah.
“Warga tidak berani mendekat, hanya mematikan dengan alat seadanya untuk yang di luar saja. Yang di dalam atau lokasi nenek itu tidak terjangkau. Api padam setelah dua unit mobil PMK datang dan melakukan pemadaman. Sekitar pukul 24.00, api benar-benar padam,” ujar Hasran.
Setelah api padam, petugas dari Polres Ponorogo langsung melakukan olah TKP. Dari olah TKP, polisi menemukan sejumlah barang bukti yang diduga pemicu kebakaran, di antaranya sisa bekas jeriken yang diduga sebelumnya berisi bensin dan besi gantungan ember tempat pengisian bensin yang berada di sekitar lokasi penemuan jasad korban. Barang bukti yang ditemukan dikirim ke Laboratorium Forensik Polri di Polda Jatim.
Jasad nenek Jematun yang sudah mirip arang dikirim ke RSUD dr Harjono untuk diperiksa. Polisi masih memeriksa sejumlah saksi untuk memastikan penyebab dari kebakaran yang menelan korban jiwa ini.
Dili eyato
Bahkan, janda tua ini harus meregang nyawa setelah terpanggang api yang melalap tempat tinggalnya. Kebakaran yang menimpa kios milik Jematun di Dusun Tangbong, Desa Wringin Anom, RT 04/02, Kecamatan Sambit, ini terjadi sekitar pukul 21.00 WIB, Rabu (17/6). Kejadian berlangsung setelah warga selesai melaksanakan ibadah salat tarawih dan tengah saling mengantarkan makanan menjelang puasa atau megengan.
Dari informasi yang dihimpun, kebakaran diduga terjadi karena sang nenek berusaha mengusir serangga dan semut di lantai rumahnya dengan cara membakar tongkol jagung yang dicelupkan bensin, lalu dibakar. Hal ini diungkapkan sejumlah warga yang sempat mengetahui nenek Jematun tengah melakukan kebiasaannya itu saat mereka mengantarkan megengan ke rumah nenek Jematun.
“Ketika warga pulang dari tarawih, mereka terkejut karena rumah nenek Jematun mulai terbakar. Dimungkinkan, si nenek mau mengusir semut seperti biasa, tapi ternyata ember yang dipakai sebagai wadah bensin untuk mencelup bensin tumpah sehingga menyambar api di tongkol jagung atau tongkol jagung yang sudah menyala dicelupkan ke ember berisi bensin, kemudian terjadi kebakaran,” tutur Kepala Satreskrim Polres Ponorogo AKP Hasran yang memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP) kemarin.
Meski mengetahui terjadi kebakaran, warga tidak berani memberikan pertolongan. Mereka khawatir terjadi ledakan karena di kios milik Jematun terdapat belasan tabung gas elpiji kemasan 3 kg. Warga hanya bisa melapor ke petugas pemadam kebakaran dan kepolisian. Rumah kios yang terbuat dari dinding tembok, rangka kayu, dan atap genteng itu pun habis terbakar dan nyaris rata dengan tanah.
“Warga tidak berani mendekat, hanya mematikan dengan alat seadanya untuk yang di luar saja. Yang di dalam atau lokasi nenek itu tidak terjangkau. Api padam setelah dua unit mobil PMK datang dan melakukan pemadaman. Sekitar pukul 24.00, api benar-benar padam,” ujar Hasran.
Setelah api padam, petugas dari Polres Ponorogo langsung melakukan olah TKP. Dari olah TKP, polisi menemukan sejumlah barang bukti yang diduga pemicu kebakaran, di antaranya sisa bekas jeriken yang diduga sebelumnya berisi bensin dan besi gantungan ember tempat pengisian bensin yang berada di sekitar lokasi penemuan jasad korban. Barang bukti yang ditemukan dikirim ke Laboratorium Forensik Polri di Polda Jatim.
Jasad nenek Jematun yang sudah mirip arang dikirim ke RSUD dr Harjono untuk diperiksa. Polisi masih memeriksa sejumlah saksi untuk memastikan penyebab dari kebakaran yang menelan korban jiwa ini.
Dili eyato
(ftr)