Takut Arwah Angeline Penasaran, Upacara Pecaruan Digelar

Rabu, 17 Juni 2015 - 05:17 WIB
Takut Arwah Angeline Penasaran, Upacara Pecaruan Digelar
Takut Arwah Angeline Penasaran, Upacara Pecaruan Digelar
A A A
DENPASAR - Desa Adat Gumi Kebon Kuri Kesiman, menggelar upacara pecaruan (pembersihan alam) di rumah Margriet Christina Megawe (Margareta), ibu angkat Engeline Margriet Megawe (Angeline), di Jalan Sedap Malam, Denpasar.

‎Putu Indrawan, Kelian Banjar Kebon Kuri Kelod, Kesiman, Denpasar, mengatakan bahwa upacara pecaru ditujukan untuk menetralisir segala kedukaan dan kekotoran alam.

"Peristiwa ini tentu ada darah yang tercecer di bumi. Apalagi kematian yang tidak wajar, dirasa perlu bagi kami desa adat untuk menggelar upacara pecaruan atau pembersihan," jelasnya, kepada wartawan, Selasa (16/6/2015).

Dia menambahkan, upacara tersebut adalah Pecaruan Panca Sata yang dipusatkan di pertigaan jalan desa. Pertama, pihaknya menggelar upacara di pertigaan desa. Selanjutnya, di depan rumah tempat ditemukannya jasad korban.

Kemudian, dilakukan di depan rumah. Caru Panca Sata itu dipimpin oleh Mangku Wayan Jawas, seorang pemangku Pura Pemayun Khyangan di Kesiman.

Mangku Wayan menjelaskan, pihaknya menyiapkan persembahan lima ekor ayam berbagai warna (brumbun, hitam, merah, putih, dan buik). Dijelaskannya, upacara ini hanya awal dan harus digelar paling lambat 12 hari setelah peristiwa ditemukannya jasad.

Setelah itu, harus ada upacara pecaruan Panca Kelud (lebih besar dari panca Sata). Dia menambahkan, bahwa akan ada upacara yang lebih besar lagi, tapi itu butuh waktu karena butuh dana yang besar.

"Paling tidak menghabiskan dana kurang lebih Rp20 juta, kemungkinan dana itu akan kami ambilkan dari kas desa. Seharusnya pemilik rumah yang melakukan hal tersebut," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2574 seconds (0.1#10.140)