Kirab Tumpeng Sambut Ramadan

Senin, 15 Juni 2015 - 09:09 WIB
Kirab Tumpeng Sambut Ramadan
Kirab Tumpeng Sambut Ramadan
A A A
BOJONEGORO - Ramadan adalah bulan istimewa. Tidak heran banyak cara dilakukan untuk menyambut Ramadan. Seperti warga Dusun Panasan, Desa Bumiayu, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, yang membuat tumpeng besar dan dikirab keliling kampung.

Menurut Kepala Dusun (Kasun) Panasan, Ahmad Amirudin, kirab tumpeng ini sebenarnya rutin setiap menjelang Ramadan sejak tiga tahun terakhir. “Sebetulnya acara ini selain menyambut datangnya Ramadan, juga sedekah bumi setiap setahun kali. Tetapi sejak tiga tahun ini kami kemas dengan model kirab tumpeng,” ujarnya.

Kirab tumpeng itu, kata dia, filosofinya merupakan simbolis perjalanan manusia. Dia mengibaratkan orang hidup seperti tumpeng yang berasal dari buah-buahan, sayuran dan makanan itu.

Manusia hidup harus memiliki rasa gotong-royong kepada sesama serta saling melengkapi antara satu dengan lainnya. “Begitu pun tumpeng tadi yang terbuat dari berbagai jenis sayuran dan buah-buahan kemudian diarak keliling desa serta direbut bareng-bareng,” ucapnya. Amirudin menambahkan, selain melakukan kirab tumpeng, warga juga mendatangkan kiai yang membidangi ahli spiritual untuk menjelaskan kebenarannya beberapa makam di Dusun Panasan itu.

Kiai yang didatangkan itu bernama Muhamad Nawawi dari Jenu, Kabupaten Tuban. ”Di dusun ini ada dua makam yang dikeramatkan oleh warga, di sampingnya juga ada sumur besar. Tetapi selama ini warga sekitar masih penasaran makam tersebut makam siapa, kebetulan banyak orang luar daerah yang sering berziarah juga.

Jadi, kami tertarik memperjelas kebenarannya dengan mendatangkan kiai,” ujarnya. Sementara itu, Kiai Muhamad Nawawi saat di hadapan ratusan warga setempat menjelaskan, di Dusun Panasan itu ada lima orang yang sudah meninggal dunia pada 1.300 tahun lalu. Namun, sampai saat ini makam atau petilasan yang masih tertinggal hanya dua makam, yakni satu berada di tengah perkampungan, satu lagi berada di utara perkampungan atau di pinggir persawahan.

”Kelima orang itu pada zamannya menjadi awal pembuka sekaligus pejuang agama Islam di Desa Bumi Ayu, khususnya di Dusun Panasan ini,” ujar Mbah Wi, sapaan akrabnya. Kelima pejuang itu, antara lain Raden Tebu, Dewi Sri Ayu, Raden Syafi’i, Ali Murtadzo dan Raden Suronggo. Dari kelima pejuang itu yang sampai saat ini makamnya masih ada hanya Dewi Sri Ayu dan Raden Syafi’i.

Kiai Nawawi berharap kepada masyarakat untuk selalu menjaga kesucian makam dan selalu mendoakan para sesepuh di desanya. ”Warga yang tinggal di sini sangat beruntung, karena mereka yang sudah meninggal dunia itu merupakan kekasih Allah. Mari kita selalu doakan para sesepuh itu,” harapnya.

Acara kirab tumpeng dan membedah dua makam misterius di Dusun Panasan itu dimulai pukul 09.00–15.00 WIB. Warga berbondong-bondong ke pusat acara yakni di lapangan yang tidak jauh dari makam Dewi Sri Ayu atau biasa disebut Mbok Sri.

Muhammad roqib
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3314 seconds (0.1#10.140)