Cukupi Gizi Seimbang demi Kesehatan Mata Anak

Minggu, 14 Juni 2015 - 09:39 WIB
Cukupi Gizi Seimbang...
Cukupi Gizi Seimbang demi Kesehatan Mata Anak
A A A
Penyakit mata yang diderita banyak orang secara umum adalah mata minus (myopia) dan silinder (astigmatisma). Mata minus adalah kelengkungan kornea lebih pendek serta sumbu bola mata yang terlalu panjang.

Kedua hal tersebut dapat diperoleh melalui orang tua atau keturunan. Namun apabila bukan keturunan, mata minus bisa diakibatkan karena aktivitas dekat terlalu lama, misalnya banyak membaca atau terlalu lama bekerja dengan komputer. Bila seseorang mengalami mata minus, penyakit ini akan cenderung terus bertambah, terutama jika masih berada pada masa pertumbuhan.

Seiring dengan bertambahnya tinggi badan, maka minus juga akan bertambah karena sumbu bola mata yang ikut bertambah panjang. Berbeda dengan minus, silinder cenderung tidak akan bertambah bila penderita menggunakan ukuran tepat pada kacamata atau lensa kontak. Silinder justru akan bertambah bila tidak menggunakan ukuran aslinya. Pada umumnya, sekali diberikan ukuran yang sebenarnya maka silinder akan tetap pada ukuran itu.

“Mata minus ini tidak bisa dicegah, baik dengan terapi ataupun obat-obatan, kecuali jika melakukan operasi lasik. Yang dapat dilakukan hanya menjaga kesehatan mata agar minus tidak bertambah cepat dengan memberikan kacamata atau lensa kontak sesuai ukuran serta mengurangi aktivitas.

Misalnya, membaca terlalu dekat dan terlalu lama bekerja di depan komputer,” ujar ahli dan praktisi gizi, Rita Ramayulis. Dijelaskan Rita, untuk anakanak yang sudah memakai kacamata sejak kecil karena memiliki penyakit mata minus ataupun silinder, bisa dicegah pertambahan minusnya dengan cara mencukupi asupan gizi seimbang. Dengan gizi cukup akan menunjang kesehatan mata bagi anak.

Gizi yang seimbang, termasuk vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh mata, bisa didapat dari makanan seharihari. Beberapa jenis makanan mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu kesehatan mata dan menjaga penglihatan anak. Hal yang pertama, kata Rita, mencukupkan vitamin A. Di dalam vitamin A terdapat kandungan karatin berfungsi mengubah cahaya menjadi sinyal listrik untuk diproses di otak serta menjaga pertumbuhan kornea dan selaput konjungtiva.

Vitamin A penting dalam fungsi retina, juga membantu mata beradaptasi dengan cahaya terang dan gelap. Selain berfungsi mengurangi risiko terbentuknya katarak. “Vitamin A ini bisa didapatkan dari sayuran berwarna kuning jingga seperti wortel, sayuranberwarnahijausepertibrokoli, dan buah-buahan berwarna merah, dan kuning jingga seperti tomat, arbei, semangka, dan mangga.

Selain itu vitamin A juga ada pada pangan hewani seperti hati, telur, dandaging,” tuturRita. Kedua, katanya, vitamin C, selenium, dan zinc. Karena bagi mata, vitamin C akan mampu mengurangi risiko terkena katarak, selain memperkuat tulang, otot, serta menjaga kesehatan gigi dan gusi. Kandungan vitamin C tinggi terdapat dalam buah jambu klutuk, pepaya, bayam, kangkung, brokoli, jeruk, stroberi, dan paprika.

Sementara selenium dan zinc sendiri, menurut Rita, mampu melindungi mata dari radikal bebas karena mineralmineral ini membantu tubuh menyerap antioksidan sehingga mencegah penyakit mata karena mampu melindungi mata dari kerusakan oksidatif oleh sinar radiasi ultraviolet (UV). “Untuk selenium bisa diperoleh dari kacang kedelai, kacang polong, susu rendah lemak, dan makanan laut (ikan, kerang, udang).

Sedangkan zinc bisa diperoleh dari keju, yogurt, daging merah, dan beberapa sereal yang diperkaya dengan mineral zinc,” ucapnya. Selain itu yang tidak kalah penting, kataRita, cukupkananti oksidan seperti mengonsumsi buah-buahan minimal dua potong setiap hari. Kemudian melengkapinya dengan makanan beraneka ragam yang mengandung asam lemak esensial.

Suatu asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang yang merupakan fondasi utama pembangun jaringan saraf di retina (saraf mata) dan otak. Selain itu, dapatkan kandungan AHA dan DHA dari airsusuibu (ASI), jugapada lemak ikan laut seperti ikan kembung, tenggiri, salmon, ikan kembung, tempe, dan lainnya.

“Anti oksida ini perlu untuk melindungi dari kerusakan. Jika anak-anak mengalami kerusakan mata, anti oksidan ini bisa memperlambat kerusakan. Makanan yang beraneka ragam juga sangat penting, tidak boleh seti-ap hari mengonsumsi ayam, tidak baik. Harus ada tempe untuk menjamin asam esensial-nya,” ujarnya.

Sosiolog asal Universitas Sumatera Utara, Agus Suryadi menambahkan, tidak hanya asupan gizi pada makanan yang dikonsumsi anak. Orang tua juga perlu mengawasi aktivitas penggunaan gadget pada anak. Karena tidak bisa dipungkiri perkembangan ilmu teknologi saat ini sudah sangat pesat. “Ilmu teknologi informasi memang akan mempengaruhi kesehatan mata dan saat ini perkembangannya sudah mele-sat.

Tapi perkembangannya itu tidak mungkin bisa dihambat, karena selain ada dampak negatifnya, juga ada dampak positif-nya. Ini memang harus disikapi dengan mengimbangi gizi,” katanya. Menurutnya, pengawasan yang harus diberikan orang tua kepada anaknya adalah meminimalisasi penggunaan gadget. Misalnya, tidak bermain game terlalu lama.

Karena pemakaian gadget terlalu lama juga sebenarnya akan mempengaruhi aspek psikologis anak. Anak akan cenderung merekayasa khayalan dan mimpinya dalam kehidupan sehari-hari. “Anak-anak yang penuh dengan khayalan dari teknologi yang dipakainya akan membuat anak-anak lupa pada lingkungan sekitar. Padahal anak perlu bersosialisasi, perlu berteman, dan bergaul.

Nah, sekarang kebanyakan anakanak ada yang tidak salin berinteraksi dan berkomunikasi. Caranya bagaimana, ya orang tua yang harus mengawasi ak-tivitas anak supaya bisa mengurangi penggunaan gadget,” katanya. Tidak hanya itu, masyarakat juga memiliki kewajiban melestarikan permainan tradisional agar anak tidak semata-mata mengandalkan permainan melalui gadget.

Eko agustyo fb
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4884 seconds (0.1#10.140)