Tuntut Peresmian Pasar Induk
A
A
A
MEDAN - Ratusan pedagang Pasar Induk Tuntungan menggelar unjuk rasa di Kantor Wali Kota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Medan, Jumat (12/6).Mereka mendesak Pemko Medan segera meresmikan pasar induk.
Para pedagang sudah empat bulan menempati pasar induk, namun tidak kunjung diresmikan. Merekak juga mendesak Pemko segera merelokasi pedagang yang berada di Jalan Sutomo ke pasar induk. Tidak hanya itu, pedagang juga diminta segera menuntaskan pembangunan dan akses menuju pasar induk.
“Kami kecewa Pasar Induk Tuntungan tak kunjung diresmikan. Akibatnya, banyak pedagang berjualan di Pasar seputaran Jalan Sutomo, sehingga pembeli enggan datang ke Pasar Induk Tuntungan,” kata Hema Baru Sembiring. Tidak diresmikannya Pasar Induk Tuntungan, menunjukkan ketidakpedulian Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, terhadap nasib pedagang. Eldin juga dinilai tidak tegas menertibkan para pedagang.
Pengunjuk rasa juga meminta agar dilakukan perbaikan berbagai fasilitas. Pasalnya, pembeli masih mengalami kesulitan datang karena angkutan belum banyak ke sana. “Lihatlah kami pak (Wali Kota Medan) setelahdipindahkankePasar Induk Tuntungan. Disuruh pindah, kami pindah, sekarang kami tagih janji bapak untuk meresmikan pasar induk,” ujarnya dengan nada tinggi.
Perempuan yang sehari-hari berjualan jagung ini menceritakan pembeli yang datang ke sana masih sunyi. Jika pukul 03.00 WIB, pembeli sudah tidak ada lagi. Akibatnya, pedagang menanggung rugi setiap hari. Tidak jarang stok barang pedagang membusuk di gudang. Hal ini disebabkan pembeli masih memilih berbelanja ke pasar kawasan Jalan Sutomo, lantaran dinilai lebih dekat.
“Sekarang kami sudah tidak memiliki modal lagi. Mobil kami juga sudah dijual untuk menutupi pembelian stok barang dagangan. Kami sudah baik mau menuruti perintah pemerintah untuk berjualan ke sana (Pasar Induk Tuntungan) tapi kenapa tidakdiresmikan. Jangansampai pedagang marah,” katanya.
Pantauan KORAN SINDO MEDAN, pengunjuk rasa membawa truk pengangkut barang dan mobil pikap yang masih berisikan sayur-mayur diparkirkan di Jalan Kapten Maulana Lubis. Akibatnya, jalanan di kawasan Jalan Kapten Maulana Lubis, Jalan Gotot Subroto, dan Jalan Pengadilan mengalami kemacetan parah. Akibatnya, sejumlah petugas lalu lintas mengarahkannya ke Jalan Imam Bonjol.
Dalam aksinya, pengunjuk rasa menyuguhkan musik dan tarian khas suku Karo. Sementara itu, Sekda Kota Medan, Syaiful Bahri Lubis, mengungkapkan, apa yang disampaikan pedagang pasar induk tetap disahuti. Sebab, bagaimanapun pedagang adalah masyarakat Kota Medan yang harus dilindungi.
“Keluhan tersebut akan kami sampaikan ke pedagang Pasar Sutomo, dan akan kami hadapi risikonya. Saya sudah hubungi pihak kepolisian dan Satpol PP. Operasi penertiban akan dimulai Sabtu (13/6) malam, dan Rabu (17/6), pasar induk akan diresmikan. Mari kita bersatu padu membangun kota ini,” ujarnya. Sekda menjelaskan, tidakada kebohongan atas apa yang disampaikannya. Sebab, mereka siap berbuat yang terbaik.
“Saya siap bertanggung jawab atas semua ini. Apa yang saya sampaikan tidak ada kebohongan. Jadi, tolong bubar dengan baikbaik. Rabu (17/6), peresmian Pasar Induk,” ucapnya. Apa yang disampaikan Syaiful Bahri disambut pedagang dengan suka cita. Pedagang meneriakkan nama Syaiful berulang kali. Bahkan, pedagang mengira sekda Kota Medan adalah wali kota. Pedagang merasa apa yang disampaikan cukup jelas dan tegas.
Setelah mendengarkan penjelasan sekda, pedagang akhirnya membubarkan diri. Sementara itu, Sekretaris Pedagang Pasar Induk, Nismawati Singarimbun, mengungkapkan, menunggu realisasi apa yang disampaikan pemko tersebut. Bagi mereka ungkapan itu sudah cukup.
Sebab, hal itulah yang mereka tunggutunggu selama ini. “Kami yakin apa yang disampaikan akan terlaksana. Apabila tidak terlaksanan, kami akan datang dengan massa yang jumlahnya dua kali lipat dari sekarang. Ini yang datang baru seperempat pedagang,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, keberadaan pedagang Pasar Sutomo sangat mempengaruhi penjualan mereka. Dagangan mereka menjadi tidak laku, dan pembeli juga terbagi dua. “Harga jadi bersaing. Pembeli terbagi dua, begitu juga pelanggan kami. Bahkan, lebih banyak ke Jalan Sutomo karena dekat dengan pusat kota,” ujarnya.
Irwan siregar/ reza shahab
Para pedagang sudah empat bulan menempati pasar induk, namun tidak kunjung diresmikan. Merekak juga mendesak Pemko segera merelokasi pedagang yang berada di Jalan Sutomo ke pasar induk. Tidak hanya itu, pedagang juga diminta segera menuntaskan pembangunan dan akses menuju pasar induk.
“Kami kecewa Pasar Induk Tuntungan tak kunjung diresmikan. Akibatnya, banyak pedagang berjualan di Pasar seputaran Jalan Sutomo, sehingga pembeli enggan datang ke Pasar Induk Tuntungan,” kata Hema Baru Sembiring. Tidak diresmikannya Pasar Induk Tuntungan, menunjukkan ketidakpedulian Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, terhadap nasib pedagang. Eldin juga dinilai tidak tegas menertibkan para pedagang.
Pengunjuk rasa juga meminta agar dilakukan perbaikan berbagai fasilitas. Pasalnya, pembeli masih mengalami kesulitan datang karena angkutan belum banyak ke sana. “Lihatlah kami pak (Wali Kota Medan) setelahdipindahkankePasar Induk Tuntungan. Disuruh pindah, kami pindah, sekarang kami tagih janji bapak untuk meresmikan pasar induk,” ujarnya dengan nada tinggi.
Perempuan yang sehari-hari berjualan jagung ini menceritakan pembeli yang datang ke sana masih sunyi. Jika pukul 03.00 WIB, pembeli sudah tidak ada lagi. Akibatnya, pedagang menanggung rugi setiap hari. Tidak jarang stok barang pedagang membusuk di gudang. Hal ini disebabkan pembeli masih memilih berbelanja ke pasar kawasan Jalan Sutomo, lantaran dinilai lebih dekat.
“Sekarang kami sudah tidak memiliki modal lagi. Mobil kami juga sudah dijual untuk menutupi pembelian stok barang dagangan. Kami sudah baik mau menuruti perintah pemerintah untuk berjualan ke sana (Pasar Induk Tuntungan) tapi kenapa tidakdiresmikan. Jangansampai pedagang marah,” katanya.
Pantauan KORAN SINDO MEDAN, pengunjuk rasa membawa truk pengangkut barang dan mobil pikap yang masih berisikan sayur-mayur diparkirkan di Jalan Kapten Maulana Lubis. Akibatnya, jalanan di kawasan Jalan Kapten Maulana Lubis, Jalan Gotot Subroto, dan Jalan Pengadilan mengalami kemacetan parah. Akibatnya, sejumlah petugas lalu lintas mengarahkannya ke Jalan Imam Bonjol.
Dalam aksinya, pengunjuk rasa menyuguhkan musik dan tarian khas suku Karo. Sementara itu, Sekda Kota Medan, Syaiful Bahri Lubis, mengungkapkan, apa yang disampaikan pedagang pasar induk tetap disahuti. Sebab, bagaimanapun pedagang adalah masyarakat Kota Medan yang harus dilindungi.
“Keluhan tersebut akan kami sampaikan ke pedagang Pasar Sutomo, dan akan kami hadapi risikonya. Saya sudah hubungi pihak kepolisian dan Satpol PP. Operasi penertiban akan dimulai Sabtu (13/6) malam, dan Rabu (17/6), pasar induk akan diresmikan. Mari kita bersatu padu membangun kota ini,” ujarnya. Sekda menjelaskan, tidakada kebohongan atas apa yang disampaikannya. Sebab, mereka siap berbuat yang terbaik.
“Saya siap bertanggung jawab atas semua ini. Apa yang saya sampaikan tidak ada kebohongan. Jadi, tolong bubar dengan baikbaik. Rabu (17/6), peresmian Pasar Induk,” ucapnya. Apa yang disampaikan Syaiful Bahri disambut pedagang dengan suka cita. Pedagang meneriakkan nama Syaiful berulang kali. Bahkan, pedagang mengira sekda Kota Medan adalah wali kota. Pedagang merasa apa yang disampaikan cukup jelas dan tegas.
Setelah mendengarkan penjelasan sekda, pedagang akhirnya membubarkan diri. Sementara itu, Sekretaris Pedagang Pasar Induk, Nismawati Singarimbun, mengungkapkan, menunggu realisasi apa yang disampaikan pemko tersebut. Bagi mereka ungkapan itu sudah cukup.
Sebab, hal itulah yang mereka tunggutunggu selama ini. “Kami yakin apa yang disampaikan akan terlaksana. Apabila tidak terlaksanan, kami akan datang dengan massa yang jumlahnya dua kali lipat dari sekarang. Ini yang datang baru seperempat pedagang,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, keberadaan pedagang Pasar Sutomo sangat mempengaruhi penjualan mereka. Dagangan mereka menjadi tidak laku, dan pembeli juga terbagi dua. “Harga jadi bersaing. Pembeli terbagi dua, begitu juga pelanggan kami. Bahkan, lebih banyak ke Jalan Sutomo karena dekat dengan pusat kota,” ujarnya.
Irwan siregar/ reza shahab
(bbg)