Pemadaman Listrik Ganggu Ekspor

Kamis, 04 Juni 2015 - 07:57 WIB
Pemadaman Listrik Ganggu Ekspor
Pemadaman Listrik Ganggu Ekspor
A A A
SURABAYA - Perusahaan-perusahaan furnitur Sidoarjo mengeluhkan pemadaman listrik yang dianggap tidak wajar. Mereka merasa dirugikan karena tidak bisa mengirim puluhan kontainer furnitur yang sudah dipesan ke luar negeri.

Hal ini dirasakan karena PLN Jawa Timur (Jatim) mengklaim kalau daya yang dimiliki berlebih. Namun faktanya, di Sidoarjo masih terjadi pemadaman yang membuat perusahaanperusahaan terancam dirugikan. Sebab, pemesanan yang datang dari Eropa dan Amerika Serikat (AS) tidak bisa tepat waktu.

“Pemadaman hingga 12 jam dalam sehari semalam itu kan tidak wajar. Kami takut itu akan berdampak kepada produksi,” kata Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Jatim, Nur Cahyudi, kemarin. Nur menuturkan, jika persoalan listrik tidak segera diatasi, persoalan tersebut akan berdampak terhadap melambatnya peningkatan kinerja ekspor Jatim tahun ini, mengingat furnitur merupakan salah satu dari sepuluh komoditas ekspor utama provinsi.

Dari total nilai ekspor nonmigas Jatim sebesar USD17,209 miliar pada 2014, kontribusi furnitur sedikitnya USD1 miliar, dan tahun ini sumbangan furnitur juga relatif masih tinggi. Listrik dari PLN Sidoarjo sejak beberapa bulan terakhir sering padam hingga beberapa jam. Kondisi tersebut berdampak terhadap tersendatnya proses produksi furnitur, termasuk produk yang diorientasikan ke pasar internasional. Sebab, Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu sentra industri furnitur di Jatim.

Di kabupaten tersebut terdapat ratusan industri furnitur skala besar, menengah, dan kecil. Menurut Nur, sebagian industri furnitur di Kabupaten Sidoarjo berorientasi ekspor yang aktivitasnya memenuhi pesanan buyers asal beberapa negara, termasuk Eropa, Jepang dan AS, yang bahan bakunya berupa kayu maupun nonkayu.

“Tersendatnya layanan pasokan listrik dari PLN, bisa mengakibatkan produsen furnitur tidak bisa menyelesaikan produksi tepat waktu (terlambat), sehingga terancam merugi karena kena keluhan dari mitra bisnis di luar negeri,” ujarnya. Nur meminta kepada PLN Sidoarjo agar memperbaiki atau mengganti jaringan listrik maupun komponen lainnya yang mengakibatkan tersendatnya pasokan daya listrik ke para pelanggan, terutama pelanggan industri.

Para pelanggan industri, tegasnya, tetap mengandalkan pasokan daya listrik dari PLN, meskipun tarifnya terus naik. Sebab, penggunaan genset justru lebih mahal seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk sektor industri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, nilai ekspor nonmigas Jatim pada 2014 sebesar USD17,209 miliar dengan tujuan utama Jepang, AS, dan Eropa. Komoditas perhiasan menduduki peringkat pertama, dan furnitur masuk dalam jajaran sepuluh komoditas utama ekspor.

Sementara itu, Deputi Manager PLN Jatim, Pinto Raharja, mengatakan, adanya kabar pemadaman listrik di Kabupaten Sidoarjo akan segera ditindaklanjuti. Dia mengaku akan menginventarisasi dan mengecek lapangan. Hal ini dilakukan supaya diketahui penyebabnya secara pasti. “Nanti akan kami perbaiki secepatnya jika ditemukan persoalan secara nyata. Kami akan memberikan pelayanan terbaik,” ujarnya.

Arief ardliyanto
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2272 seconds (0.1#10.140)