Garam Rakyat Ditarget Naik Dua Kali Lipat
A
A
A
PASURUAN - Produksi garam rakyat di Kabupaten Pasuruan pada musim panen tahun 2015 ini ditargetkan sebesar 30.000 ton.
Target ini meningkat hampir dua kali lipat dibanding realisasi produksi garam tahun sebesar 16.000 ton. Optimisme ini didasarkan atas penerapan teknologi geo isolator pada areal tambak petani garam. Teknologi yang menggunakan terpal pada lahan tambak tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil panen garam rakyat.
Kepala Bidang (Kabid) Usaha Perikanan dan Pengembangan Kawasan Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pasuruan Soegeng Soebijanto mengungkapkan, para petani mulai memproduksi garam awal Juni ini. Hal ini didasarkan atas prakiraan BMKG yang menyebut adanya penurunan intensitas curah hujan.
”Perkiraan BMKG, kemungkinan pada Juni ini intensitas curah hujan di Kabupaten Pasuruan mulai menurun. Jadi, para petani garam mulai bisa memproduksi garam,” kata Kabid Usaha Perikanan dan Pengembangan Kawasan Pesisir DKP Kabupaten Pasuruan Soegeng Soebijanto. Menurut Soegeng, potensi luas tambak rakyat di Kabupaten Pasuruan mencapai 4.604 hektare.
Sedangkan, potensi tambak garam yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Bangil, Kraton, dan Lekok, mencapai 803,54 hektare. Dia optimistis bahwa para petani garam bisa menghasilkan garam sesuai target produksi sebesar 30.000 ton. Karena pihaknya sudah menyosialisasikan penggunaan dan membantu teknologi geo isolator untuk meningkatkan kualitas serta memaksimalkan produksi garam.
”Selama ini produksi garam rakyat mayoritas menggunakan proses evaporasi, yaitu penguapan air laut di kolam penampungan. Proses produksi ini sangat bergantung cuaca pada musim kemarau,” tandas Soegeng. Pada musim tahun 2014, teknologi geoisolator sudah mulai diterapkan petani garam.
Hanya, geo isolator yang merupakan bantuan pemerintah pusat terlambat diberikan kepada petani tambak. Jadi, hasil produksi garam rakyat tidak mampu mencapai target yang ditetapkan, yakni sebesar 18.000 ton.
Arie yoenianto
Target ini meningkat hampir dua kali lipat dibanding realisasi produksi garam tahun sebesar 16.000 ton. Optimisme ini didasarkan atas penerapan teknologi geo isolator pada areal tambak petani garam. Teknologi yang menggunakan terpal pada lahan tambak tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil panen garam rakyat.
Kepala Bidang (Kabid) Usaha Perikanan dan Pengembangan Kawasan Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pasuruan Soegeng Soebijanto mengungkapkan, para petani mulai memproduksi garam awal Juni ini. Hal ini didasarkan atas prakiraan BMKG yang menyebut adanya penurunan intensitas curah hujan.
”Perkiraan BMKG, kemungkinan pada Juni ini intensitas curah hujan di Kabupaten Pasuruan mulai menurun. Jadi, para petani garam mulai bisa memproduksi garam,” kata Kabid Usaha Perikanan dan Pengembangan Kawasan Pesisir DKP Kabupaten Pasuruan Soegeng Soebijanto. Menurut Soegeng, potensi luas tambak rakyat di Kabupaten Pasuruan mencapai 4.604 hektare.
Sedangkan, potensi tambak garam yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Bangil, Kraton, dan Lekok, mencapai 803,54 hektare. Dia optimistis bahwa para petani garam bisa menghasilkan garam sesuai target produksi sebesar 30.000 ton. Karena pihaknya sudah menyosialisasikan penggunaan dan membantu teknologi geo isolator untuk meningkatkan kualitas serta memaksimalkan produksi garam.
”Selama ini produksi garam rakyat mayoritas menggunakan proses evaporasi, yaitu penguapan air laut di kolam penampungan. Proses produksi ini sangat bergantung cuaca pada musim kemarau,” tandas Soegeng. Pada musim tahun 2014, teknologi geoisolator sudah mulai diterapkan petani garam.
Hanya, geo isolator yang merupakan bantuan pemerintah pusat terlambat diberikan kepada petani tambak. Jadi, hasil produksi garam rakyat tidak mampu mencapai target yang ditetapkan, yakni sebesar 18.000 ton.
Arie yoenianto
(ftr)