Operasi Pasar Elpiji 3 Kg Kurang Tepat

Sabtu, 30 Mei 2015 - 07:46 WIB
Operasi Pasar Elpiji...
Operasi Pasar Elpiji 3 Kg Kurang Tepat
A A A
KULONPROGO - Operasi pasar elpiji ukuran 3 kilogram di Kabupaten Kulonprogo dinilai tidak tepat sasaran. Banyak pedagang eceran hingga pegawai negeri sipil (PNS) yang ikut membeli.

Padahal sasaran utama operasi ini ialah membantu warga miskin mendapatkan elpiji murah. Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag dan ESDM) Kulonprogo Niken Probolaras mengatakan operasi ini dilakukan bekerja sama dengan Pertamina. Operasi dilaksanakan di empat titik yaitu di Kecamatan Wates, Pasar Sentolo, Kecamatan Galur, dan Kecamatan Nanggulan demi menciptakan kestabilan harga di pasaran.

“Dalam operasi pasar ini dijual sesuai HET (harga eceran tertinggi) Rp15.500 per tabung,” kata Niken di sela kegiatan operasi elpiji 3 kg, kemarin. Niken mengutarakan, pangkalan semestinya menjaga harga jual sesuai ketentuan yang ada. Hal ini penting guna menjaga harga agar tidak melambung dan stabil. Di setiap lokasi disediakan 560 tabung.

Sasarannya warga langsung dan kalangan UMKM. Disinggung adanya PNS dan pedagang eceran yang ikut membeli, Niken tidak bisa berkilah. Semestinya PNS dan pengecer tidak boleh membeli elpiji dalam operasi pasar ini. “Ya, nanti akan kami evaluasi dengan Pertamina,” ucap Niken.

Di Kulonprogo sebenarnya tidak terjadi kekosongan stok. Mungkin hanya perlu penambahan agar kenaikan permintaan tetap bisa terpenuhi. Pemkab Kulonprogo sendiri telah mengajukan penambahan kuota 8–10% menjelang Lebaran nanti. Sebab biasanya di harihari besar seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, serta Ramadan ada peningkatan permintaan. “Sebenarnya kalau kalangan menengah ke atas memakai 12 kilogram tidak akan terjadi kelangkaan,” ujarnya.

Seorang pembeli, Wahyu Pujiarto mengatakan, di kiosnya memiliki 15 tabung elpiji 3 kg. Tabung itu semuanya dalam kondisi kosong karena pasokan dari pangkalan terlambat. Karena ada operasi pasar, dia ikut membeli. Hanya dia dijatah dua tabung. “Hanya dikasih dua, ini sangat membantu,” tuturnya.

Menurut dia, harga kulakan di tingkat pangkalan di atas HET yang ditentukan. Setiap pekannya dia mendapatkan jatah 15 tabung. Namun belakangan ini dikurangi menjadi 10 tabung. Warga lainnya, Jumiyem mengaku senang dengan adanya operasi ini. Biasanya dia membeli dengan Harga Rp19.000. Namun di sini dia hanya membayar Rp15.500. “Banyak yang kosong, saya harus mencari lebih jauh,” ujarnya.

Kuntadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0866 seconds (0.1#10.140)