Medan Aman Gelombang Panas

Jum'at, 29 Mei 2015 - 07:42 WIB
Medan Aman Gelombang Panas
Medan Aman Gelombang Panas
A A A
MEDAN - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumut memastikan Kota Medan dan sekitarnya masih aman dari gelombang panas seperti yang melanda India saat ini.

“Gelombang panas di sana (India) tidak ada memengaruhi daerah Medan, masih aman,” ujar Kepala Bidang Data dan Informasi, BMKG Wilayah I Sumut, Sunardi, kepada KORAN SINDO MEDAN , kemarin. Untuk diketahui, gelombang panas saat ini tengah melanda India dan menyebabkan sekitar 1.100 orang meninggal dunia. Kebanyakan dari para korban adalah buruh miskin dan orang-orang tua.

Gelombang panas ini terjadi di sebagian besar India dengan suhu mendekati 50 derajat celcius. Menurut Sunardi, kondisi panas yang dirasakan warga Medan saat ini lebih karena adanya angin barat daya berhembus ke wilayah Sumatera Utara. Meskipun saat ini suhu panas mencapai 34 derajat celcius, namun relatif masih aman kerena diselingi hujan ringan dan deras. “Jika masyarakat merasa kegerahan, kami imbau agar masyarakat tidak terlalu sering keluar rumah dan memperbanyak minum air putih,” ujarnya.

Setelah suhu panas pada siang hari, biasanya hujan akan turun pada sore hingga malam. Namun, hujan yang turun juga bersifat lokal atau tidak merata. Tetapi, masyarakat harus tetap waspada karena hujan kemungkinan disertai angin kencang. “Sebenarnya wilayah Sumut ini sedang memasuki musim hujan hingga Juni nanti. Tapi, karena ada angin barat daya yang berhembus di wilayah Sumut, cuaca menjadi panas dan terasa gerah baik siang dan malam,” katanya.

Gelombang panas yang terjadi di India memang kecil kemungkinan bisa terjadi di Indonesia. Hal ini dikarenakan tidak ada indikator dinamika atmosfer yang bisa memicu terjadinya aliran udara panas tersebut di Indonesia. Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik, BMKG pusat, A Fachri Radjab, dalam keterangan tertulisnya kemarin menjelaskan, gelombang pada dasarnya adalah pola musim panas yang meluas (extended summer).

Diindikasikan dengan suhu udara sekitar 5 derajat celcius di atas rata-rata suhu maksimum. Ketika aliran udara panas ini melewati permukaan daratan yang luas, maka terjadi interaksi yang akhirnya memperkuat aliran udara panas. “Ini seperti yang terjadi di India,” kata Fachri. Dari analisa BMKG, gelombang udara panas di India diperkirakan masih akan bertahan dalam lima hari ke depan di sekitar wilayah utara dan timur laut India.

Meski potensi melanda Indonesia kecil, namun BMKG tetap meminta masyarakat di Indonesia mewaspadai gelombang panas. “Kewaspadaan tetap harus ditingkatkan karena saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau,” ujarnya.

Eko agustyo fb
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6004 seconds (0.1#10.140)