Ada Patung Buddha 12 Meter di TP
A
A
A
SURABAYA - Menjelang perayaan Waisak pada 2 Juni mendatang, Tunjungan Plaza (TP) mulai menyambut hari raya Buddha tersebut. Mal di Jalan Embong, Malang, tersebut membuat patung Buddha setinggi 12 meter. Patung yang tingginya setara dengan tiga lantai mal itu dipajang di area pameran TP 3 mulai kemarin hingga 3 Juni.
Pameran bertajuk Vesak Festival ini sebenarnya tidak hanya menampilkan patung Buddha berukuran raksasa yang pertama muncul di mal. Tetapi ada juga diorama yang juga bercerita mengenai perjalanan sang Buddha. Koordinator umum Vesak Festival 2015 Billy L Joeswanto menjelaskan, tahun ini umat Buddha, khususnya di Surabaya, ingin merayakan Waisak dengan cara berbeda.
Dipilihlah kegiatan pameran yang bisa dinikmati masyarakat umum. “Melalui momen Hari Raya Waisak, kami ingin menjelaskan agama Buddha tentang hidup kebenaran dan wawasan kebajikan sehingga masyarakat bisa lebih paham apa sih Buddha itu,” kata Billy.
Event yang diselenggarakan Yayasan Dharma Rangsi Buddhist Education Center (BEC) Surabaya ini tidak hanya untuk masyarakat Buddha. Semua yang tertarik untuk tahu tentang Buddha atau sosok Sidartha Gautama bisa juga terlihat dalam perayaan tersebut.
Salah satunya yakni memandikan calon Buddha dan melihat patung Buddha tidur atau parinibanna yang bisa bicara. Patung Buddha tidur ini menggabungkan teknologi maping sehingga seolah-olah bisa bicara. Isi dialog adalah ajaranajaran Buddha sebelum ia mati.
“Mulai dari calon Buddha hingga Buddha tidur kami tampilkan dalam bentuk diorama. Total ada tujuh diorama Buddha, melalui diorama tersebut masyarakat bisa mendapatkan cerita tentang Buddha,” beber Billy. Tujuh diorama ini terbagi menjadi tiga yang menceritakan peristiwa penting mengenai peringatan hari raya Waisak dan empat diorama interaktif yang bisa dilihat langsung.
Empat diorama ini sekaligus menjadi topik ajaran Buddha yang ingin disampaikan masyarakat Buddha kepada khalayak ramai, yakni mengenai humanity, gratitude, share happiness, do good and be good. Perayaan Waisak yang baru pertama kali dirayakan dalam mal ini juga akan menampil relik asli dari jasad Sidartha Gautama atau sang Buddha pertama.
Koordinator Vesak Festival 2015 Anthony menambahkan, selama kegiatan, pengunjung juga diajak mengucapkan terima kasih kepada pasukan kuning di Surabaya lewat kampanye ucapan terima kasih. Ucapan tersebut ditulis kemudian difoto dan diberikan kepada pasukan kuning atau petugas kebersihan yang ada di Surabaya. Hasil foto juga dipamerkan di wall of humanity .
“Hasil foto dari pengunjung akan diberikan langsung kepada pasukan kuning, bertepatan dengan baksos yang nanti kita gelar setelah pameran ini selesai,” kata Anthony.
Mamik wijayanti
Pameran bertajuk Vesak Festival ini sebenarnya tidak hanya menampilkan patung Buddha berukuran raksasa yang pertama muncul di mal. Tetapi ada juga diorama yang juga bercerita mengenai perjalanan sang Buddha. Koordinator umum Vesak Festival 2015 Billy L Joeswanto menjelaskan, tahun ini umat Buddha, khususnya di Surabaya, ingin merayakan Waisak dengan cara berbeda.
Dipilihlah kegiatan pameran yang bisa dinikmati masyarakat umum. “Melalui momen Hari Raya Waisak, kami ingin menjelaskan agama Buddha tentang hidup kebenaran dan wawasan kebajikan sehingga masyarakat bisa lebih paham apa sih Buddha itu,” kata Billy.
Event yang diselenggarakan Yayasan Dharma Rangsi Buddhist Education Center (BEC) Surabaya ini tidak hanya untuk masyarakat Buddha. Semua yang tertarik untuk tahu tentang Buddha atau sosok Sidartha Gautama bisa juga terlihat dalam perayaan tersebut.
Salah satunya yakni memandikan calon Buddha dan melihat patung Buddha tidur atau parinibanna yang bisa bicara. Patung Buddha tidur ini menggabungkan teknologi maping sehingga seolah-olah bisa bicara. Isi dialog adalah ajaranajaran Buddha sebelum ia mati.
“Mulai dari calon Buddha hingga Buddha tidur kami tampilkan dalam bentuk diorama. Total ada tujuh diorama Buddha, melalui diorama tersebut masyarakat bisa mendapatkan cerita tentang Buddha,” beber Billy. Tujuh diorama ini terbagi menjadi tiga yang menceritakan peristiwa penting mengenai peringatan hari raya Waisak dan empat diorama interaktif yang bisa dilihat langsung.
Empat diorama ini sekaligus menjadi topik ajaran Buddha yang ingin disampaikan masyarakat Buddha kepada khalayak ramai, yakni mengenai humanity, gratitude, share happiness, do good and be good. Perayaan Waisak yang baru pertama kali dirayakan dalam mal ini juga akan menampil relik asli dari jasad Sidartha Gautama atau sang Buddha pertama.
Koordinator Vesak Festival 2015 Anthony menambahkan, selama kegiatan, pengunjung juga diajak mengucapkan terima kasih kepada pasukan kuning di Surabaya lewat kampanye ucapan terima kasih. Ucapan tersebut ditulis kemudian difoto dan diberikan kepada pasukan kuning atau petugas kebersihan yang ada di Surabaya. Hasil foto juga dipamerkan di wall of humanity .
“Hasil foto dari pengunjung akan diberikan langsung kepada pasukan kuning, bertepatan dengan baksos yang nanti kita gelar setelah pameran ini selesai,” kata Anthony.
Mamik wijayanti
(ftr)