Batuan Candi Kalasan Rawan Runtuh
A
A
A
YOGYAKARTA - Batu-batuan Candi Kalasan yang berada di atas candi ditemukan merekah dan berpotensi runtuh. Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta mengimbau agar pengunjung tak terlalu mendekat kawasan candi.
"Pengunjung tidak boleh naik (ke atas pelataran) Candi Kalasan. Batu-batu di atas ada rekahan, yang dikhawatirkan bisa runtuh," kata Kepala BPCB Yogyakarta Tri Hartono, kemarin. Rekahan tersebut disebabkan karena beberapa faktor. Salah satunya adalah goyangan gempa. Akibatnya, ada kemiringan sekitar satu derajat. Karena merekah, air hujan pun mudah masuk ke dalamnya.
Inilah salah satunya yang menyebabkan tanah di bawah Candi Kalasan terkandung volume air tinggi. "Selain itu juga, tanahnya kan berada satu meter lebih dalam dibanding tanah di sekitar pemukiman warga. Nanti akan kami buatkan saluran untuk airnya," tuturnya. Untuk memperbaiki rekahan batu-batu ini, kemungkinan di bagian atas candi tersebut akan dibongkar.
Kemudian, dipasangi pengunci antarbebatuan. Atau yang biasa disebut dengan angkur. "Kemungkinan akan kami bongkar," katanya. Namun untuk melakukan pembongkaran bagian atas candi baru bisa dilakukan pada tahun mendatang. Karena masih akan melewati beberapa proses studi teknis. Sementara, pada Senin (25/5) lalu baru evaluasi yang pertama. "Masih ada evaluasi kedua dan ketiga. Setelah itu baru dikeluarkan kesimpulan," tuturnya.
Setelah dilakukan evaluasi yang pertama ini, timnya pun akan kembali melakukan studi teknis. Di antaranya pemetaan titik-titik bebatuan mana saja yang mengalami rekahan. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan penanganan penggaraman terhadap batu-batuan candi tersebut. Karena juga ada bebatuan yang mengalami pelapukan.
Sementara, Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta Wahyu Astuti menambahkan, setelah studi teknis selesai dan ditarik kesimpulannya, baru kemudian akan diajukan ke pusat untuk anggaran yang diperlukan dalam ekskavasi Candi Kalasan tersebut.
Menurutnya, candi yang berada di Dusun Kalibening, Tirtomartani, Kalasan itu juga kasusnya sama dengan candi lainnya. Seperti Candi Perwara yang ada di Kompleks Candi Prambanan serta Candi Sambisari.
Yaitu, masih ada bagian yang tertimbun tanah. "Diperkirakan bagian bawah candi masih ada satu meter di dalam tanah," katanya. Untuk itu, perlu adanya penggalian secara menyeluruh. Agar seluruh bagian dari candi tersebut bisa utuh terlihat.
Ridho hidayat
"Pengunjung tidak boleh naik (ke atas pelataran) Candi Kalasan. Batu-batu di atas ada rekahan, yang dikhawatirkan bisa runtuh," kata Kepala BPCB Yogyakarta Tri Hartono, kemarin. Rekahan tersebut disebabkan karena beberapa faktor. Salah satunya adalah goyangan gempa. Akibatnya, ada kemiringan sekitar satu derajat. Karena merekah, air hujan pun mudah masuk ke dalamnya.
Inilah salah satunya yang menyebabkan tanah di bawah Candi Kalasan terkandung volume air tinggi. "Selain itu juga, tanahnya kan berada satu meter lebih dalam dibanding tanah di sekitar pemukiman warga. Nanti akan kami buatkan saluran untuk airnya," tuturnya. Untuk memperbaiki rekahan batu-batu ini, kemungkinan di bagian atas candi tersebut akan dibongkar.
Kemudian, dipasangi pengunci antarbebatuan. Atau yang biasa disebut dengan angkur. "Kemungkinan akan kami bongkar," katanya. Namun untuk melakukan pembongkaran bagian atas candi baru bisa dilakukan pada tahun mendatang. Karena masih akan melewati beberapa proses studi teknis. Sementara, pada Senin (25/5) lalu baru evaluasi yang pertama. "Masih ada evaluasi kedua dan ketiga. Setelah itu baru dikeluarkan kesimpulan," tuturnya.
Setelah dilakukan evaluasi yang pertama ini, timnya pun akan kembali melakukan studi teknis. Di antaranya pemetaan titik-titik bebatuan mana saja yang mengalami rekahan. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan penanganan penggaraman terhadap batu-batuan candi tersebut. Karena juga ada bebatuan yang mengalami pelapukan.
Sementara, Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta Wahyu Astuti menambahkan, setelah studi teknis selesai dan ditarik kesimpulannya, baru kemudian akan diajukan ke pusat untuk anggaran yang diperlukan dalam ekskavasi Candi Kalasan tersebut.
Menurutnya, candi yang berada di Dusun Kalibening, Tirtomartani, Kalasan itu juga kasusnya sama dengan candi lainnya. Seperti Candi Perwara yang ada di Kompleks Candi Prambanan serta Candi Sambisari.
Yaitu, masih ada bagian yang tertimbun tanah. "Diperkirakan bagian bawah candi masih ada satu meter di dalam tanah," katanya. Untuk itu, perlu adanya penggalian secara menyeluruh. Agar seluruh bagian dari candi tersebut bisa utuh terlihat.
Ridho hidayat
(ftr)