Relawan Bencana Antisipasi Kekeringan

Senin, 25 Mei 2015 - 10:43 WIB
Relawan Bencana Antisipasi Kekeringan
Relawan Bencana Antisipasi Kekeringan
A A A
BATU - Memasuki musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu mengantisipasi bencana kebakaran hutan dan kekeringan. Salah satunya dengan memperbanyak pelatihan kepada para relawan.

Kepala Seksi (Kasi) Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Achmad Choirurohim menjelaskan, datangnya bencana alam tidak pernah diketahui. Bisa pagi hari, siang hari, dan malam hari. Bila tidak diantisipasi bisa menimbulkan kerawanan sosial. Pria yang akrab disapa Rochim ini menjelaskan, tahun 2014 penduduk Kota Batu kedatangan pengungsi dari warga Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, yang terkena dampak erupsi Gunung Kelud.

Tentu kehadiran pengungsi ribuan orang kalau tidak segera dibantu/ditolong dapat menyebabkan kerawanan sosial, seperti aksi penjarahan harta benda milik masyarakat Kota Batu dan masalah lainnya. “Nah atas pengalaman membantu korban erupsi Gunung Kelud. Kami bersama relawan terus berusaha berlatih agar sewaktu-waktu dalam kondisi siaga, kami segera menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang terkena bencana alam,” katanya.

Pelatihan untuk 35 orang relawan itu terdiri dari latihan menyiapkan dapur umum dan mendirikan pemukiman sementara untuk pengungsi. “Simulasi mendirikan dapur umum dan mendirikan permukiman untuk pengungsi kami lakukan malam hari saat toko dan pasar tutup. Tujuannya supaya para relawan ini selalu siap bila dibutuhkan masyarakat,” kata Rochim. Untuk saat ini, kata dia, ancaman bencana alam ada dua, yakni kebakaran hutan dan kekeringan. Menurut Rochim, BPBD akan bekerja sama dengan Perhutani berlatih memadamkan api saat terjadi kebakaran hutan.

“Sampai saat ini jumlah relawan bencana alam di Kota Batu sudah mencapai 600 orang. Tetapi yang aktif melakukan kegiatan bersama BPBD kira-kira hanya 60-70 relawan. Ke depan kami akan kerja sama dengan Dinkes untuk belajar memberikan pertolongan pertama pada pengungsi,” katanya. Lurah Sisir, Dian Fachroni menambahkan, di Kelurahan Sisir jumlah relawan mencapai 99 orang dan tersebar di 13 RW.

Tugas para relawan tingkat RT dan RW ialah membantu korban bencana alam dan mencegah terjadi korban jiwa. “Awal April kami sudah mendirikan Kelurahan Tangguh. Anggotanya terdiri dari seluruh relawan di Kelurahan Sisir. Pendirian Kelurahan Tangguh ini sebagai bentuk antisipasi datangnya pengungsi seperti kejadian erupsi Gunung Kelud,” katanya.

Menurut Dian, pada Desember 2014 di wilayah Kelurahan Sisir terjadi dua kali banjir. Nanti tugas para relawan itu menolong masyarakat agar tidak menjadi korban bencana alam. “Kami yakin bila segala sesuatunya disiapkan dengan baik. Atau istilahnya sedia payung sebelum hujan. Maka apabila sewaktu-waktu terjadi bencana alam relawan dari Kelurahan Tangguh sudah siap dengan tugasnya masingmasing,” kata dia.

Maman adi saputro
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3863 seconds (0.1#10.140)