Detektif Danga-Danga Sukses Kocok Perut Penonton
A
A
A
MEDAN - Pementasan sandiwara Detektif Danga-Danga episode Mis$ Target oleh Teater O Universitas Sumatera Utara (USU) di Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) tadi malam sukses mengocok perut penonton sepanjang pertunjukan.
Pementasan di Gedung Utama TBSU itu terlihat penuh oleh penonton. Bahkan, panitia terpaksa menyediakan bangku tambahan di lorong. Dimulai pada pukul 19.55 WIB, lakon dimulai dengan percakapan dua anggota Detektif Danga-Danga, Robot (rambut merah) dan Steven Marley yang memiliki suara dan logat mirip Rhoma Irama. Mereka membicarakan kondisi peredaran narkoba yang sudah darurat di Medan dan berniat untuk memberantasnya. Selanjutnya muncul Pak Pung, anggota trio tersebut yang sudah renta dan ubanan, dan menolak rencana tersebut. Pertengkaran terjadi antara Robot dan Pak Pung dan Steven Marley mencoba melerai.
Melihat rekannya tetap bertengkar, kemarahan Marley memuncak dan akhirnya memutuskan untuk membubarkan trio tersebut. Tidak mau pekerjaannya hilang, keduanya akhirnya berdamai dan bertekad melanjutkan misi tersebut. Kelucuan terjadi saat istri Pak Pung keluar dari rumahnya melihat sang suami hendak bertugas. Dia memberikan setangkai bunga dan berlalu ke dalam rumah dengan wajah bersedih.
Adegan lain yang tak kalah lucusaat seorangbandarnarkoba perempuan bernama Zulaiha datang ke sebuah kafe dan membuat seisi kafe memutuskan pergi karena takut. Pelayan pun langsung membalikkan kertas bertuliskan open (buka) di kafe tersebut menjadi closed (tutup). Tidak lama, pacar Zulaiha yang nyentrik, bernama Cecep, datang. Pertengkaran ala sepasang kekasih terjadi. Gaya Cecep yang berambut pirang dan berstelan ala Elvis Presley tak pelak membuat penonton terpingkal saat menyaksikannya berbicara.
Zulaiha juga demikian, kendati terkesan sadis dan kejam, lontaran kalimat dari bibirnya tak jarang membuat penonton tertawa lepas. Sutradara Mis$ Taraget Yusrianto Nasution mengatakan, lakon tersebut dipertunjukkan dengan tema mengkritisi kinerja aparat. Itu terlihat saat seorang pria bersetelan rapi duduk menyendiri di kafe tempat Zulaiha berada. Lakilaki tersebut selanjutnya menelpon orang yang disebut “komandan” untuk membeberkan kondisi Zulaiha yang siap untuk ditangkap.
Namun, jawaban yang didapatnya malah supaya dia berlalu dari tempat itu yang berarti tidak jadi menangkap Zulaiha. Lakon ini menunjukkan, institusi pemberantas narkoba tidak becus menangani kasus narkoba. Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumut Tuangkus Harianja yang turut menyaksikan lakon tersebut mengapresiasi karya Teater O USU. Sebelum pertunjukan, dia juga sempat memberikan penyuluhan terkait peredaran narkoba dan pencegahannya.
Sementara itu, Yusrianto memaparkan, lakon Detektif Danga-Danga tersebur mengkritik penanganan narkoba yang dinilai memang perlu dikoreksi.
Syukri amal
Pementasan di Gedung Utama TBSU itu terlihat penuh oleh penonton. Bahkan, panitia terpaksa menyediakan bangku tambahan di lorong. Dimulai pada pukul 19.55 WIB, lakon dimulai dengan percakapan dua anggota Detektif Danga-Danga, Robot (rambut merah) dan Steven Marley yang memiliki suara dan logat mirip Rhoma Irama. Mereka membicarakan kondisi peredaran narkoba yang sudah darurat di Medan dan berniat untuk memberantasnya. Selanjutnya muncul Pak Pung, anggota trio tersebut yang sudah renta dan ubanan, dan menolak rencana tersebut. Pertengkaran terjadi antara Robot dan Pak Pung dan Steven Marley mencoba melerai.
Melihat rekannya tetap bertengkar, kemarahan Marley memuncak dan akhirnya memutuskan untuk membubarkan trio tersebut. Tidak mau pekerjaannya hilang, keduanya akhirnya berdamai dan bertekad melanjutkan misi tersebut. Kelucuan terjadi saat istri Pak Pung keluar dari rumahnya melihat sang suami hendak bertugas. Dia memberikan setangkai bunga dan berlalu ke dalam rumah dengan wajah bersedih.
Adegan lain yang tak kalah lucusaat seorangbandarnarkoba perempuan bernama Zulaiha datang ke sebuah kafe dan membuat seisi kafe memutuskan pergi karena takut. Pelayan pun langsung membalikkan kertas bertuliskan open (buka) di kafe tersebut menjadi closed (tutup). Tidak lama, pacar Zulaiha yang nyentrik, bernama Cecep, datang. Pertengkaran ala sepasang kekasih terjadi. Gaya Cecep yang berambut pirang dan berstelan ala Elvis Presley tak pelak membuat penonton terpingkal saat menyaksikannya berbicara.
Zulaiha juga demikian, kendati terkesan sadis dan kejam, lontaran kalimat dari bibirnya tak jarang membuat penonton tertawa lepas. Sutradara Mis$ Taraget Yusrianto Nasution mengatakan, lakon tersebut dipertunjukkan dengan tema mengkritisi kinerja aparat. Itu terlihat saat seorang pria bersetelan rapi duduk menyendiri di kafe tempat Zulaiha berada. Lakilaki tersebut selanjutnya menelpon orang yang disebut “komandan” untuk membeberkan kondisi Zulaiha yang siap untuk ditangkap.
Namun, jawaban yang didapatnya malah supaya dia berlalu dari tempat itu yang berarti tidak jadi menangkap Zulaiha. Lakon ini menunjukkan, institusi pemberantas narkoba tidak becus menangani kasus narkoba. Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumut Tuangkus Harianja yang turut menyaksikan lakon tersebut mengapresiasi karya Teater O USU. Sebelum pertunjukan, dia juga sempat memberikan penyuluhan terkait peredaran narkoba dan pencegahannya.
Sementara itu, Yusrianto memaparkan, lakon Detektif Danga-Danga tersebur mengkritik penanganan narkoba yang dinilai memang perlu dikoreksi.
Syukri amal
(ars)