Gaya Unik & Elegan Tas Handmade
A
A
A
(Produk tas handmade d'cLa mengandalkan bahan kulit warna- warni untuk menarik pembeli.) Tas dan wanita merupakan bagian tak terpisahkan. Tas telah bermetamorfosis menjadi simbol yang mempresentasikan karakter dan gaya dalam penampilan.
Tas tak sekadar tempat membawa barang. Model pun telah mengalami perubahan membuat tas semakin catchy menyempurnakan penampilan.
Beragam label bersaing menyuguhkan model tas mengikuti tren. Kehadiran tas handmade memberikan alternatif bagi kaum Hawa yang ingin tampil beda. Model unik dari keterampilan tangan siap mencuri perhatian. Detail inilah yang tidak bisa ditemui pada tas pabrikan. Kehadiran tas handmade di Kota Semarang membawa angin segar. Setiap label memiliki ciri khas tersendiri. Rorokenes Indonesia merupakan merek dari tas kulit anyam. Rorokenes mengusung nama yang sangat Indonesia berarti putri atau wanita yang lincah, pintar, menawan hati, dan memiliki semangat juang tinggi.
“Hal ini menjadi gambaran eksistensi dari wanita Indonesia,” ujar pemilik Rorokenes Indonesia, Andien Hendroutomo. Detail anyaman menjadi tantangan kerumitan dalam membuat satu tas. Pengerjaan tas dilakukan individual serta membutuhkan kesabaran tinggi. “Tas Rorokenes Indonesia mengikuti tren warna di panggung fashion, yaitu model vintage, metalik, dan glossy,” ujarnya.
Tren warna yang diusung adalah hijau, perak, merah maroon, peach, biru tosca. Ragam bentuk mulai dari tas tangan, tali panjang, clucth bisa digunakan menyesuaikan acara. Penggunaan di berbagai kesempatan ditampilkan dalam pagelaran busana belum lama ini. Rorokenes Indonesia menggandeng Ira Anastasia dengan label nama Ira Anastasia dan busana muslimah dengan Sarrmanra’a. Koleksi Ira Anastasia memamerkan busana kasual dipilihlah tas bertali panjang.
Sementara di ranah hijab mengajak label Sarrmanra’a digunakan tas. Permainan warna lembut ungu, cokelat, perak dinilai tepat untuk wanita berjilbab dengan kombinasi warna cokelat dan hitam. “Tas untuk santai hingga pesta bisa dipadu padankan dengan busana. Tas juga cocok dikenakan hijabers,” ujarnya.
Pelaku UKM Claudyna Chlastriningrum mengungkapkan, industri kreatif harus melakukan inovasi agar tetap dicintai masyarakat. Setelah meluncurkan produk batik tenun lurik, tas handmade dikreasikan karena melihat peluang di luar negeri. “Peminat tas di luar negeri sangat banyak karena lebih mudah digunakan dibandingkan busana yang belum tentu ukurannya cocok untuk tubuh orang asing,” ujarnya.
Wanita yang akrab disapa Dyna ini merancang tas handmade dari batik, tenun, dan tas lukis. Tas etnik selalu diburu saat pameran di luar negeri karena unik dan khas dari Indonesia. Wanita yang menenteng tas handmade menambah kepercayaan diri. Tas handmade didesain terbatas dan tidak akan ada produk yang sama. Inilah yang menjadi keindahan tas handmade.
“Kesan prestise terlihat karena satu tas dan lainnya tidak sama. Bagi wanita memakai tas kembar akan mengurangi PD (percaya diri),” ucap Dyna. Tas yang sedang digandrungi saat ini adalah tas kasual model tote bag. Tas bertali panjang memudahkan bergerak sekaligus membawa barang. Tas handmade dikenallebihmahal dibandingkan tas buatan pabrik. Satu tas handmade membutuhkan waktu minimal tiga hari atau lebih.
Semakin rumit desain tas akan memerlukan waktu lebih lama. Hal ini menjadi tantangan di tengah membanjirnya produk tiruanmaupunprodukasingdengan harga lebih murah. “Dibutuhkan campur tangan dari pemerintah untuk menyaring produk yang masuk ke Indonesia agar produk handmade tetap dilirik,” paparnya.
Hendrati hapsari
Tas tak sekadar tempat membawa barang. Model pun telah mengalami perubahan membuat tas semakin catchy menyempurnakan penampilan.
Beragam label bersaing menyuguhkan model tas mengikuti tren. Kehadiran tas handmade memberikan alternatif bagi kaum Hawa yang ingin tampil beda. Model unik dari keterampilan tangan siap mencuri perhatian. Detail inilah yang tidak bisa ditemui pada tas pabrikan. Kehadiran tas handmade di Kota Semarang membawa angin segar. Setiap label memiliki ciri khas tersendiri. Rorokenes Indonesia merupakan merek dari tas kulit anyam. Rorokenes mengusung nama yang sangat Indonesia berarti putri atau wanita yang lincah, pintar, menawan hati, dan memiliki semangat juang tinggi.
“Hal ini menjadi gambaran eksistensi dari wanita Indonesia,” ujar pemilik Rorokenes Indonesia, Andien Hendroutomo. Detail anyaman menjadi tantangan kerumitan dalam membuat satu tas. Pengerjaan tas dilakukan individual serta membutuhkan kesabaran tinggi. “Tas Rorokenes Indonesia mengikuti tren warna di panggung fashion, yaitu model vintage, metalik, dan glossy,” ujarnya.
Tren warna yang diusung adalah hijau, perak, merah maroon, peach, biru tosca. Ragam bentuk mulai dari tas tangan, tali panjang, clucth bisa digunakan menyesuaikan acara. Penggunaan di berbagai kesempatan ditampilkan dalam pagelaran busana belum lama ini. Rorokenes Indonesia menggandeng Ira Anastasia dengan label nama Ira Anastasia dan busana muslimah dengan Sarrmanra’a. Koleksi Ira Anastasia memamerkan busana kasual dipilihlah tas bertali panjang.
Sementara di ranah hijab mengajak label Sarrmanra’a digunakan tas. Permainan warna lembut ungu, cokelat, perak dinilai tepat untuk wanita berjilbab dengan kombinasi warna cokelat dan hitam. “Tas untuk santai hingga pesta bisa dipadu padankan dengan busana. Tas juga cocok dikenakan hijabers,” ujarnya.
Pelaku UKM Claudyna Chlastriningrum mengungkapkan, industri kreatif harus melakukan inovasi agar tetap dicintai masyarakat. Setelah meluncurkan produk batik tenun lurik, tas handmade dikreasikan karena melihat peluang di luar negeri. “Peminat tas di luar negeri sangat banyak karena lebih mudah digunakan dibandingkan busana yang belum tentu ukurannya cocok untuk tubuh orang asing,” ujarnya.
Wanita yang akrab disapa Dyna ini merancang tas handmade dari batik, tenun, dan tas lukis. Tas etnik selalu diburu saat pameran di luar negeri karena unik dan khas dari Indonesia. Wanita yang menenteng tas handmade menambah kepercayaan diri. Tas handmade didesain terbatas dan tidak akan ada produk yang sama. Inilah yang menjadi keindahan tas handmade.
“Kesan prestise terlihat karena satu tas dan lainnya tidak sama. Bagi wanita memakai tas kembar akan mengurangi PD (percaya diri),” ucap Dyna. Tas yang sedang digandrungi saat ini adalah tas kasual model tote bag. Tas bertali panjang memudahkan bergerak sekaligus membawa barang. Tas handmade dikenallebihmahal dibandingkan tas buatan pabrik. Satu tas handmade membutuhkan waktu minimal tiga hari atau lebih.
Semakin rumit desain tas akan memerlukan waktu lebih lama. Hal ini menjadi tantangan di tengah membanjirnya produk tiruanmaupunprodukasingdengan harga lebih murah. “Dibutuhkan campur tangan dari pemerintah untuk menyaring produk yang masuk ke Indonesia agar produk handmade tetap dilirik,” paparnya.
Hendrati hapsari
(ars)