Raskin Dijamin Tak Tercampur Beras Plastik

Sabtu, 23 Mei 2015 - 12:33 WIB
Raskin Dijamin Tak Tercampur Beras Plastik
Raskin Dijamin Tak Tercampur Beras Plastik
A A A
PALEMBANG - Dinas Sosial (Dinsos) Sumsel menjamin jika beras untuk masyarakat (raskin) tidak akan tercampur dengan beras plastik yang saat ini menjadi perbincangan hangat masyarakat Indonesia.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinsos Sumsel Belman menegaskan, penyelenggaraan raskin tersebut murni dilakukan oleh pemerintah, di bawah Bu log. Beras yang didistribusikan pun berasal dari masyarakat petani sendiri. Bila dirasakan kebutuhannya kurang, pemerintah akan membelinya dari luar. "Tapi sampai saat ini, stok kita masih cukup," tegas Belman.

Dia menilai, jika keberadaan beras plastik yang saat ini tengah populer, akan sulit tercampur dengan raskin. Mengingat, pihak Bulog sebelum mendistribusikan beras tersebut terlebih dahulu menyeleksi beras yang akan disalurkan. Berdasarkan peng amatannya, beras plastik tersebut sengaja dicampur dengan beras kualitas yang bagus dan bermerek.

Kesempatan itulah yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu memasukkan beras plastik ke beras tersebut. "Banyak yang menyebabkan timbulnya praktik itu, mulai dari oknum yang bermain hingga masuknya program Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Perdagangan bebas itu mencari keuntungan yang mengabaikan keselamatan masyarakat. Rakyat yang menjadi korban akhirnya," sesal Belman.

Pihaknya mengaku siap menerjunkan petugas untuk melakukan pengawasan terhadap distributor raskin di tingkat kabupaten/kota di Sumsel. Jika di temukan raskin yang tidak layak konsumsi, termasuk beras plastik tersebut, maka dalam waktu 2x24 jam wajib dikembalikan ke Bulog. "Petugas itu yang melakukan penukaran beras," imbuhnya.

Pengamat Eko nomi Sumsel Yan Sulistyo me nyesalkan adanya praktik penjualan beras plastik yang mulai menyebar di Indonesia. Ia menilai, maraknya fenomena beras plastik ini diduga masuk dari Singapura dan Myanmar. Meski tidak menutup ke mung kinan, juga jebol dari Bea Cukai. "Seharusnya, pengawasan dari Kemendag RI harus maksimal. Imbas dari lemahnya peng awa san ya seperti sekarang, (beras plastik) bisa beredar luas," sesalnya.

Kendati belum ditemukan adanya dugaan beras plastik di Palembang, sejumlah pedagang beras di pasar dalam Kota Palembang mengaku, telah mempelajari perbedaan kedua jenis barang tersebut. Bahkan, Mulyono, 52, pedagang beras di Pasar Cinde Palem bang mengaku, sengaja mengakses laman internet Youtube untuk belajar membedakan beras asli yang dikonsumsi dengan beras yang diduga berbahan dasar plastik tersebut.

Menurut pemilik kios beras ini, karakteristik beras warna putih yang asli lebih wangi beras, wangi padi. Begitu pula dengan bentuk berasnya yang secara kasat mata, warna beras asli tidak sepenuhnya putih, melainkan ada beberapa bagian beras yang berwarna sedikit cokelat muda. Pun begitu yang diutarakan oleh Rohana.

Perempuan beru sia 50 tahun yang telah 10 tahun berjualan beras di Pasar KM 5 Palembang pun menilai, jika beras plastik akan lebih licin ketimbang beras asli. "Kita cari perbedaannya dari koran, TV, bahkan internet. Mudah-mudahan bisa kita membedakannya," tegas dia.

Andhiko tungga alam
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6271 seconds (0.1#10.140)