Mengais Abu-Arang, Berharap Modal Hidup

Jum'at, 22 Mei 2015 - 09:47 WIB
Mengais Abu-Arang, Berharap...
Mengais Abu-Arang, Berharap Modal Hidup
A A A
Musibah bisa datang kapan saja, tanpa mengenal waktu dan tempat. Manusia hanya bisa berusaha dan berharap mencegah dan menghindari musibah, namun semuanya ditentukan yang Maha Kuasa.

Di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian, dan mulai naiknya harga kebutuhan pokok jelang ramadan, kebakaran hebat melanda dan menghanguskan 26 rumah dan tiga bedeng dikawasan Panca Usaha RT 50/11, Kelurahan 5 Ulu, Seberang UluI Palembang, Rabu (20/5) sore.

Bangunan rumah warga yang sebagian besar semi permanen terbuat dari kayu dan papan mengakibatkan api dengan cepat membesar dan hanya menyisahkan puing-puing. Raut wajah korban masih begitu pilu, tak percaya dengan apa yang menimpa mereka. Dalam waktu tak lebih dari 30 menit, semua yang mereka miliki dan rumah tempat mereka bercengkrama dengan keluarga menjadi abu.

“Daktahulagi nak cak mano idup kam ini. Pakaian tinggal dibadan,” ujar seorang ibu dengan raut wajah penuh kesedihan sambil mengais sisa kebakaran, kemarin Ibu itu bersama puluhan korban lainnya kemarin masih berusaha mengais lokasi bekas rumah mereka, untuk mencari benda yang masih bisa digunakan atau dijual untuk modal hidup.

“Kalu bae dek ado besih atau aluminium yang pacak dijual, kami ni nak makan,” ucap Anang, korban lainnya. Sementaradibagianlain, terlihat petugas Labfor Polresta Palem bang sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab utama kebakaran hebat Rabu sore itu. "Sementara ini, setelah kita selidiki dugaan awal penyebab kebakaran bera sal dari korsleting listrik. Dari puing yang ditemukan, terdapat sisa colokan listrik dan kabel yang melilit masih menyatu bekas terbakar," kata salah satu petugas Labfor, kemarin.

Berjarak sekitar 10 meter dari lokasi kebakaran, terdapat Mushalla Miftahul Maghfiroh yang dijadikan warga sebagai tempat pengungsian sementara. Persis di hadapan mushalla terdapat satu tenda darurat yang didirikan Dinas Sosial (Dinsos) Sumsel.“Bantuan saat ini baru berupa pakaian dari masyarakat sekitar dan sembako dari Tagana. Kami berharap pemerintah terus membantu karena kami disini sangat butuh uluran tangan," kata Anang lagi.

Anang dan korban lainnya berharap, peran pemerintah dapat membantu mengurangi beban mereka. Apalagi banyak anak-anak dari korban kebakaran yang masih harus sekolah. "Kami ingin pemerintah turun langsung dan memperhatikan nasib para keluarga korban kebakaran," harapnya. Lurah 5 Ulu, Muhammad Muslim mengatakan, semua warga korban kebakaran saat ini diungsikan ke mushalla yang dijadikan posko utama.

Ada juga warga yang menumpang di rumah-rumah kerabatnya tak jauh dari lokasi kebakaran. "Dari 41 Kepala Keluarga (KK) dari 26 rumah dan 3 bedeng sekarang ratarata ada di posko ini. Sebagian ada di rumah kerabatnya. Kita juga me minta pada warga lainnya untuk menyalurkan bantuan bagi korban kebakaran. Alhamdulillah dari hasil swadaya masyarakat mereka antusias memberikan bantuan pakaian, uang, dan juga makanan," kata Muslim.

Muslim menambahkan, saat ini dirinya sudah berkoordinasi dengan kecamatan agar segera berkoordinasi lagi dengan SKPD yang ada di Pemkot Palembang maupun Pemprov Sumsel. "Tujuannya tidak lain untuk memperhatikan korban. Karena banyak anak-anak sekolah kehilangan rapor, ijazah, dan surat penting lainnya. Untuk itu kami berharap pemerintah sigap memberikan bantuan dalam bentuk apapun agar mereka para pelajar tidak kesusahan untuk mengurusi administrasi di sekolahnya nanti," pungkasnya.

CR-1
PALEMBANG
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8316 seconds (0.1#10.140)