Beras Cokelat, Berbau dan Dipenuhi Kutu

Kamis, 14 Mei 2015 - 09:25 WIB
Beras Cokelat, Berbau dan Dipenuhi Kutu
Beras Cokelat, Berbau dan Dipenuhi Kutu
A A A
PONOROGO - Sejumlah warga Desa Bareng, Kecamatan Babadan, Ponorogo, enggan menebus beras untuk warga miskin atau raskin yang didistribusikan Badan Urusan Logistik (Bulog) Ponorogo untuk mereka.

Ini karena kondisi beras sangat buruk dan tidak layak dikonsumsi. Kades Bareng Kafid Rosyidi menyatakan, pada Rabu (13/5) siang kemarin di kantornya ada dropping raskin. Raskin itu memang jatah bulanan warga sasaran di wilayahnya. Kemarin menerima sebanyak 91 karung kemasan 15 kg raskin untuk 91 KK penerima.

Totalnya mencapai 1.365 kg. Seusai menerima beras, dia mengambil sampel pada lima karung raskin. Hasilnya, dia mendapat beras yang kondisinya buruk. Tidak puas dengan lima sampel dari lima karung, dia dan perangkat lainnya membuka 10 karung lainnya. “Hasilnya tidak jauh beda. Kondisi beras sangat jelek. Baunya apak, warnanya buram, banyak rambut (merang, batang padi sisa gilingan). Bahkan, tadi anak kecilkecil tadi nemu banyak kutu di beras itu. Kondisi tidak layak dikonsumsi begini,” ujar Kafid.

Kafid menyatakan, kondisi raskin yang buruk ini bukan pertama kali diterima warganya. Beberapa bulan terakhir kondisi raskin selalu buruk. Warga telah berkali-kali mengeluh dan kecewa dengan kondisi ini.

“Saya sudah protes ke petugas, tapi kok yang dikirim ini malah semakin jelek. Yang kemarin, warga masih mau menerima, masih toleransilah. Lha kalau tambah buruk begini ya warga tidak mau. Warga sudah saya tanya dan mereka minta agar dikembalikan saja,” ungkap Kafid.

Salah satu warga, Budianto, menyatakan, meski bukan orang mampu atau kaya, dia tetap merasa kecewa dengan kondisi beras yang sangat buruk. “Mosok harus makan beras yang tidak jelas begitu. Kotor, apak, berkutu banyak sekali. Kalau bisa ditukarlah,” ujarnya.

Terkait kondisi ini, Kabulog Ponorogo Antok Hendriyanto menyatakan siap mengganti raskin yang buruk dengan raskin yang kondisinya baik. Menurutnya, stok beras yang ada di gudangnya adalah beras yang layak salur.

“Memang beras kami stok 2014. Tapi itu masih masuk ke masa simpan. Tidak menutup kemungkinan ada sedikit yang kecampuran beras kurang layak atau ketrocohan (terkena air karena kebocoran atap) sehingga rusak, baik di gudang maupun di truk. Tapi kami siap menggantinya dalam waktu 1 x 24 jam ini,” ujarnya.

Dili eyato
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7113 seconds (0.1#10.140)