Festival Pop Singer Mandarin Wujud Pelestarian Budaya

Senin, 14 Oktober 2019 - 18:25 WIB
Festival Pop Singer Mandarin Wujud Pelestarian Budaya
Koordinator Festival Pop Singer Mandarin 2019, Indah Kurnia. Foto/Dok.
A A A
SURABAYA - Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak menyebut bahwa pelaksanaan Festival Pop Singer Mandarin sebagai wujud pelestarian keberagaman budaya bangsa.

Menurutnya, acara tersebut juga menjadi langkah konkrit untuk mencintai kultur budaya bangsa khususnya mandarin.

Festival Pop Singer Mandarin se-Jatim tahun 2019 ini juga digelar dalam rangka memperingati HUT ke-74 Provinsi Jatim, dengan memperebutkan Piala Gubernur Jatim. Kegiatan ini sendiri diikuti oleh sekitar 200 peserta dari berbagai daerah di Jatim.

"Ajang festival ini adalah bentuk bauran budaya, serta untuk memupuk persatuan dan kesatuan bangsa agar tetap terjaga," ungkap Emil sapaan akrab Wagub Jatim saat membuka Festival Pop Singer Mandarin 2019 di Dyandra Convention Centre, Surabaya, Senin (14/10/2019).

Emil berharap, gelaran Festival Pop Singer Mandarin ini bisa menjadi bagian dari Nawa Bhakti Satya yang ke sembilan yaitu Jatim Harmoni. Terlebih lagi, penghargaan toleransi budaya bisa ditumbuhkan kepada seluruh seluruh lapisan masyarakat lewat event ini.

"Kita percaya dalam membangun Jatim harus dibarengi dengan kerja keras, kerja cerdas, serta dibarengi dengan pelestarian warisan budaya," terang mantan Bupati Trenggalek ini.

Di akhir sambutannya, Emil juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih pada penyelenggaraan Festival Pop Singer Mandarin. Ia berharap, kegiatan ini benar-benar bisa membangun kebersamaan antar semua lapisan masyarakat tidak hanya warga Tionghoa.

"Tentunya saya harap bahwa dalam kegiatan ini yang terpenting bukan hanya kemenangan. Namun yang terpenting adalah pengembangan budaya dan kebersamaan bangsa sebagai satu keluarga besar," pungkas Emil.

Sementara itu, koordinator Festival Pop Singer Mandarin 2019 Indah Kurnia menyampaikan, peserta festival dibagi menjadi enam kategori yakni solo senior pria, solo usia 25-50 tahun, solo wanita, solo usia dibawah 25 tahun, duet dan trio.

"Jurinya dari kalangan profesional, dan setiap kategori ini juga diisi dari kalangan pribumi. Kualitas mereka tidak kalah dengan kalangan tionghoa yang sehari-hari menggunakan bahasa Mandarin," tambah Indah Kurnia yang juga anggota DPR RI Komisi XI ini.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.6878 seconds (0.1#10.140)