Upacara Adat Mahesa Lawung Digelar LDA Keraton Solo
Upacara adat Wilujengan Nagari Mahesa Lawung yang digelar Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta, Kamis (26/12/2019). Foto: istimewa
A
A
A
SOLO - Upacara adat Wilujengan Nagari Mahesa Lawung kembali digelar lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo, Kamis (26/12/2019). Dalam prosesi, digelar doa bersama dan menanam kepala kerbau di Hutan Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar.
Prosesi diikuti keluarga besar trah Pakoe Boewono (PB) II hingga PB XIII. Prosesi juga diikuti para abdi dan sentana dalem keraton. Diawali dengan doa bersama yang dipimpin penghulu keraton.
“Upacara Mahesa Lawung dimaksudkan untuk pembersihkan diri dan sengkala yang selalu melanda keraton dapat kembali pulih,” kata Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng), Kamis (27/12/2019). Doa yang dipanjatkan khusus karena dibuat di zaman PB X.
Selanjutnya, kepala kerbau dan sesaji yang setelah didoakan dibawa ke Hutan Krendowahono yang jaraknya sekitar 15 kilometer utara Keraton Solo. Upacara adat ini dimaknai untuk membuang kebodohan. Sebab kerbau disimbolkan sebagai binatang yang dungu. Dan dengan menanam kepalanya, dimaknai untuk membuang kebodohan.
Pada sisi lain, sebagai wujud melestarikan warisan para leluhur. Hutan Krendowahono menjadi lokasi menanam kepala kerbau karena salah satu dari empat unsur pancer Keraton Solo.
Prosesi diikuti keluarga besar trah Pakoe Boewono (PB) II hingga PB XIII. Prosesi juga diikuti para abdi dan sentana dalem keraton. Diawali dengan doa bersama yang dipimpin penghulu keraton.
“Upacara Mahesa Lawung dimaksudkan untuk pembersihkan diri dan sengkala yang selalu melanda keraton dapat kembali pulih,” kata Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng), Kamis (27/12/2019). Doa yang dipanjatkan khusus karena dibuat di zaman PB X.
Selanjutnya, kepala kerbau dan sesaji yang setelah didoakan dibawa ke Hutan Krendowahono yang jaraknya sekitar 15 kilometer utara Keraton Solo. Upacara adat ini dimaknai untuk membuang kebodohan. Sebab kerbau disimbolkan sebagai binatang yang dungu. Dan dengan menanam kepalanya, dimaknai untuk membuang kebodohan.
Pada sisi lain, sebagai wujud melestarikan warisan para leluhur. Hutan Krendowahono menjadi lokasi menanam kepala kerbau karena salah satu dari empat unsur pancer Keraton Solo.
(nun)
Explore More