Delapan PT Indonesia Jadi Pusat Layanan Unggulan Kebencanaan
A
A
A
YOGYAKARTA - Delapan perguruan tinggi (PT) di Indonesia tahun ini menerima hibah Building Universities in Leading Disaster Resilience (Build) dari Erasmus+ Uni Eropa.
Delapan PT itu, yakni Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Islam Indonesia (UII), President University, Universitas Andalas, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Surabaya, Universitas Khairun Ternate dan Universitas Muhammadiyah (UM) Palu.
Delapan PT itu nantinya akan membentuk konsorsium bersama dengan empat PT di Eropa, yaitu University of Gloucestershire Inggris, University College Copenhagen Denmark, Polytechnic Institute of Porto Portugal dan Hafelakar Innsbruck dari Austria. Koordinator dari konsorsium ini, University of Gloucestershirei Inggris.
Hibah sendiri akan fokus pada membangun kapasitas universitas menjadi universitas yang memiliki disaster awareness (pra bencana) dan kemampuan menangani bencana (masa mitigasi dan masa pemulihan). Termasuk akan memberikan peralatan yang terkait pada upaya membangun disaster awareness bagi masyarakat.
Sedangkan project BUiLD akan mencakup peninjauan kurikulum kebencanaan dalam beberapa program studi (prodi) terkait. Sehingga delapan PT Indonesia yang tergabung dalam konsorsium itu akan menjadi Center of Excellence (pusat layanan ungulan) dalam hal penangananan bencana.
Hibah ini dimulai dengan kick-off meeting selama dua hari, Senin-Selasa (2-3/12/2019). Hari pertama diselenggarakan di UII sekaligus membuka Build dan hari kedua diadakan di UAD sekaligus menutup acara kick-off meeting.
Koordinator Build dari Universitas Gloucestershire Inggris, Nadine Sulkowski mengatakan kick-off meeting BUiLD di UII dan UAD, Senin-Selasa (2- /12/2019) ini membahas pengalaman universitas yang tergabung dalam konsorsium Indonesia dan Eropa. Mereka bertukar pengalaman penanganan bencana yang dapat dijadikan materi untuk penyusunan kurikulum, riset, dan pengabdian masyarakat.
“Konsorsium Eropa tidak hanya memberi pengalaman penanganan bencana, tetapi juga menyerap pengalaman dari perguruan tinggi Indonesia,” kata Nadine soal kegiatan itu di UAD, Selasa (3/12/2019).
Koordinator project Build UAD, Ida Puspita mengatakan kepercayaan pemberi dana dari luar negeri kepada UAD ini diharapkan bukan hanya akan memberi manfaat untuk UAD, tetapi juga masyarakat luas mengingat Indonesia memiliki banyak wilayah yang mengalami bencana alam.
Delapan PT itu, yakni Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Islam Indonesia (UII), President University, Universitas Andalas, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Surabaya, Universitas Khairun Ternate dan Universitas Muhammadiyah (UM) Palu.
Delapan PT itu nantinya akan membentuk konsorsium bersama dengan empat PT di Eropa, yaitu University of Gloucestershire Inggris, University College Copenhagen Denmark, Polytechnic Institute of Porto Portugal dan Hafelakar Innsbruck dari Austria. Koordinator dari konsorsium ini, University of Gloucestershirei Inggris.
Hibah sendiri akan fokus pada membangun kapasitas universitas menjadi universitas yang memiliki disaster awareness (pra bencana) dan kemampuan menangani bencana (masa mitigasi dan masa pemulihan). Termasuk akan memberikan peralatan yang terkait pada upaya membangun disaster awareness bagi masyarakat.
Sedangkan project BUiLD akan mencakup peninjauan kurikulum kebencanaan dalam beberapa program studi (prodi) terkait. Sehingga delapan PT Indonesia yang tergabung dalam konsorsium itu akan menjadi Center of Excellence (pusat layanan ungulan) dalam hal penangananan bencana.
Hibah ini dimulai dengan kick-off meeting selama dua hari, Senin-Selasa (2-3/12/2019). Hari pertama diselenggarakan di UII sekaligus membuka Build dan hari kedua diadakan di UAD sekaligus menutup acara kick-off meeting.
Koordinator Build dari Universitas Gloucestershire Inggris, Nadine Sulkowski mengatakan kick-off meeting BUiLD di UII dan UAD, Senin-Selasa (2- /12/2019) ini membahas pengalaman universitas yang tergabung dalam konsorsium Indonesia dan Eropa. Mereka bertukar pengalaman penanganan bencana yang dapat dijadikan materi untuk penyusunan kurikulum, riset, dan pengabdian masyarakat.
“Konsorsium Eropa tidak hanya memberi pengalaman penanganan bencana, tetapi juga menyerap pengalaman dari perguruan tinggi Indonesia,” kata Nadine soal kegiatan itu di UAD, Selasa (3/12/2019).
Koordinator project Build UAD, Ida Puspita mengatakan kepercayaan pemberi dana dari luar negeri kepada UAD ini diharapkan bukan hanya akan memberi manfaat untuk UAD, tetapi juga masyarakat luas mengingat Indonesia memiliki banyak wilayah yang mengalami bencana alam.
(nun)