Perbanyak Pelatihan Tenaga Medis untuk Tangani Korban Miras Oplosan

Kamis, 11 April 2019 - 12:42 WIB
Perbanyak Pelatihan Tenaga Medis untuk Tangani Korban Miras Oplosan
Dokter Morten Rostrup dari Universitas Oslo dalam seminar di RSHS Bandung. Dia memberikan edukasi kepada puluhan tenaga medis dari Jawa Barat terkait penanganan korban miras oplosan. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Pemerintah diminta lebih aktif menggelar pelatihan penanganan korban minuman keras ( miras ) oplosan bagi tenaga medis, agar penanganan korban lebih cepat dan tepat.

Praktisi kesehatan Teddy Hidayat menyatakan, Dinas Kesehatan harus aktif membuat program pelatihan dan upgrading informasi kepada tenaga medis, terutama terkait penanganan korban miras oplosan. Kasus miras oplosan hingga kini masih merenggut korban jiwa yang tidak sedikit.

"Pemerintah atau dinas kesehatan mestinya banyak membuat program pelatihan kepada tenaga medis. Saya kira masih banyak dokter yang harus dilatih untuk penanganan korban miras oplosan. Karena, kalau penanganannya tidak cepat, akan berakibat gatal terhadap pasien," kata Teddy di RSHS Kota Bandung, Kamis (11/4/2019).

Dia mengatakan, pelatihan terkait penanganan korban metanol masih jarang dilakukan. Padahal, banyak informasi yang mesti diserap tenaga medis sehingga diagnosa dan penanganannya bisa dilakukan secara tepat dan cepat. Karena, akibat fatal konsumsi miras oplosan bisa berupa kebutaan, gangguan syaraf, hingga kematian.

Direktur Umum & Operasional RSHS Bandung Muhammad Kamaruzzaman mengakui, kasus miras oplosan masih cukup tinggi. Terakhir, kasus tersebut terjadi di Cicalengka dan memakan korban jiwa. Sementara, data yang masuk RSHS tercatat sebanyak 101 kasus pada 2018. Tiga pasien tercatat kasus berat.

Dia mengakui, penanganan terhadap masalah miras oplosan perlu kerja sama semua pihak. Tak hanya penanganan di hulu, tetapi juga edukasi di hilir kepada masyarakat. Edukasi diperlukan agar mereka paham bahwa miras oplosan berbahaya.

"Memang perlu sinergitas semua pihak. Makanya, kali ini kami menggelar pelatihan kepada tenaga medis dari rumah sakit, puskesmas, dan lainnya, agar mereka tahu dan update bila menemukan kasus miras," ujarnya.

Pada pelatihan kali ini, pihaknya mendatangkan Dokter Morten Rostrup dari Universitas Oslo. Dokter tersebut cukup ahli dalam bidang metanol berkat penelitiannya selama ini. Kehadirannya diharapkan menambah pengetahuan tenaga medis atas mentanol.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.3389 seconds (0.1#10.140)