Imbas Physical Distancing, Pakan Sapi di UPT Pembibitan Ternak Langka
A
A
A
BANDUNG BARAT - UPT Pembibitan Ternak Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Kabupaten Bandung Barat (KBB) kekurangan pasokan pakan rumput. Ini lantaran kegiatan mencari rumput yang biasa dilakukan petugas UPT harus dihentikan menyusul diberlakukannya kebijakan physical distancing pada masa pandemi corona (COVID-19) saat ini.
UPT Pembibitan Ternak yang berada di Kecamatan Gununghalu tersebut selama ini melakukan pemeliharaan dengan kebutuhan pakan bagi sebanyak 50 ekor sapi.
"Sejak adanya wabah corona aktivitas di UPT terganggu, khususnya bagi petugas pencari rumput yang biasanya menjelajah ke luar wilayah, kini dihentikan. Akibatnya kami kekurangan pakan rumput untuk memenuhi kebutuhan bagi 50 ekor sapi setiap harinya," terang Kepala UPT Pembibitan Ternak, Dispernakan, Iip Kusyaman kepada SINDOnews, Rabu (8/4/2020).
Iip menjelaskan, dalam kondisi normal ada 12 petugas UPT yang mencari pakan rumput ke luar wilayah Gununghalu dengan target 1,5 ton/hari. Namun sejak pandemic corona, ke-12 orang tersebut kini hanya bekerja mengumpulkan rumput di dalam lokasi UPT. Mereka tetap harus masuk kerja dan tidak bisa WFH (Work Fom Home), karena mesti memastikan kebutuhan pakan bagi semua sapi.
Hanya, kata dia, lantaran keterbatasan lahan rumput di UPT yang berada di Kampung Jambuhala, Desa Celak, Kecamatan Gununghalu, kebutuhan rumputnya masih belum mencukupi. Pasalnya dari total empat hektare lahan UPT Pembibitan Ternak, hanya tiga hektare yang dijadikan lahan rumput. Makanya untuk menutupi kekurangan pihaknya membeli pakan rumput dari Kecamatan Rongga dan wilayah lainnya.
"Pakan untuk 50 ekor sapi diperlukan 2.500 kg rumput/hari. Sedangkan hasil panen dari kebun rumput milik UPT hanya 1.000 kg, jadi masih ada kekurangan 1.500 kg/hari. Makanya untuk sisanya kami beli, yakni pohon jagung sisa cabut buah Rp500/kg dan rumput gajah Rp350/kg. Tapi dampaknya kepada biaya operasional yang jadi meningkat," tuturnya.
Meskipun cukup kesulitan untuk mendapatkan pakan, namun dirinya bersyukur karena semua sapi yang ada di UPT Pembibitan Ternak dalam kondisi sehat. Ini berkat kerja sama yang baik dengan UPT Puskeswan, sehingga seluruh kesehatan ternak bisa terjaga dan terperhatikan. Ke depan pihaknya pun ingin memperluas area lahan rumput di wilayah selatan, karena daya dukung sumber alam di wilayah selatan yang masih sangat luas.
"Di selatan KBB lahan kosongnya masih sangat luas untuk pembudidayaan pakan rumput, selain di Kecamatan Gununghalu, bisa di Cihampelas, Sindangkerta, Cipongkor, dan Rongga," katanya.
UPT Pembibitan Ternak yang berada di Kecamatan Gununghalu tersebut selama ini melakukan pemeliharaan dengan kebutuhan pakan bagi sebanyak 50 ekor sapi.
"Sejak adanya wabah corona aktivitas di UPT terganggu, khususnya bagi petugas pencari rumput yang biasanya menjelajah ke luar wilayah, kini dihentikan. Akibatnya kami kekurangan pakan rumput untuk memenuhi kebutuhan bagi 50 ekor sapi setiap harinya," terang Kepala UPT Pembibitan Ternak, Dispernakan, Iip Kusyaman kepada SINDOnews, Rabu (8/4/2020).
Iip menjelaskan, dalam kondisi normal ada 12 petugas UPT yang mencari pakan rumput ke luar wilayah Gununghalu dengan target 1,5 ton/hari. Namun sejak pandemic corona, ke-12 orang tersebut kini hanya bekerja mengumpulkan rumput di dalam lokasi UPT. Mereka tetap harus masuk kerja dan tidak bisa WFH (Work Fom Home), karena mesti memastikan kebutuhan pakan bagi semua sapi.
Hanya, kata dia, lantaran keterbatasan lahan rumput di UPT yang berada di Kampung Jambuhala, Desa Celak, Kecamatan Gununghalu, kebutuhan rumputnya masih belum mencukupi. Pasalnya dari total empat hektare lahan UPT Pembibitan Ternak, hanya tiga hektare yang dijadikan lahan rumput. Makanya untuk menutupi kekurangan pihaknya membeli pakan rumput dari Kecamatan Rongga dan wilayah lainnya.
"Pakan untuk 50 ekor sapi diperlukan 2.500 kg rumput/hari. Sedangkan hasil panen dari kebun rumput milik UPT hanya 1.000 kg, jadi masih ada kekurangan 1.500 kg/hari. Makanya untuk sisanya kami beli, yakni pohon jagung sisa cabut buah Rp500/kg dan rumput gajah Rp350/kg. Tapi dampaknya kepada biaya operasional yang jadi meningkat," tuturnya.
Meskipun cukup kesulitan untuk mendapatkan pakan, namun dirinya bersyukur karena semua sapi yang ada di UPT Pembibitan Ternak dalam kondisi sehat. Ini berkat kerja sama yang baik dengan UPT Puskeswan, sehingga seluruh kesehatan ternak bisa terjaga dan terperhatikan. Ke depan pihaknya pun ingin memperluas area lahan rumput di wilayah selatan, karena daya dukung sumber alam di wilayah selatan yang masih sangat luas.
"Di selatan KBB lahan kosongnya masih sangat luas untuk pembudidayaan pakan rumput, selain di Kecamatan Gununghalu, bisa di Cihampelas, Sindangkerta, Cipongkor, dan Rongga," katanya.
(muh)