Petakan Sebaran Covid-19, Jabar Butuh 300.000 Alat Rapid Test
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, Jabar butuh sekitar 100.000 hingga 300.000 alat tes (test pack) Rapid Diagnostic Test (RDT) untuk memetakan sebaran virus Corona (Covid-19) di provinsi berpenduduk sekitar 49 juta jiwa ini.
Dengan dukungan ratusan ribu test pack tersebut, kata dia, sebaran Covid-19 di Provinsi Jabar dapat dipetakan lebih akurat. Menurutnya, semakin banyak tes Covid-19 dilakukan, maka sebaran virus Corona dapat dipetakan, sehingga penanganannya pun akan lebih baik lagi.
Meski begitu, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengakui, jumlah test pack yang tersedia saat ini terbatas. Hingga saat ini, Pemprov Jabar baru membagikan sekitar 60 ribu test pack Covid-19 ke 27 kabupaten/kota di Jabar.
"Jadi kita bagikan dulu semampu kita. Sudah ada 60.000 (test pack) dibagikan ke seluruh Jawa Barat, salah satu yang terbesar adalah Kota Bandung," ujar Kang Emil saat meninjau pelaksanaan rapid test Covid-19 drive-thru di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Sabtu (4/4/2020).
Kang Emil berharap, lewat tes Covid-19 yang digelar secara masif oleh Pemprov Jabar di seluruh kabupaten/kota di Jabar tersebut, peta sebaran Covid-19 dapat diketahui maksimal dua pekan ke depan.
"Saya berharap tidak lebih dari 14 hari ke depan semuanya sudah (selesai tes), sehingga kita bisa punya peta. Memang kita setiap hari menghadapi berita buruk, tapi harus dihadapi. Inilah kesiapan Jawa Barat. Semakin banyak tes, semakin kita bisa memetakan," jelas Kang Emil.
Selain memantau pelaksanaan rapid test Covid-19 di Balai Kota Bandung, Kang Emil turut memantau rapid test di Gedung Sate, Kota Bandung yang dilakukan pada hari yang sama.
Sementara itu, Wali Kota Bandung, Oded M Danial yang mendampingi Kang Emil melaporkan bahwa pihaknya telah menerima 2.800 test pack RDT dari Pemprov Jabar dimana 2.100 test pack di antaranya digunakan untuk rapid test drive-thru, termasuk memeriksa 300 orang di Balai Kota Bandung dan Gedung Sate hari ini.
"Alhamdulillah hari ini di Balai Kota dan Gedung Sate sedang melaksanakan rapid test, rencananya hari ini 300 (orang). Alat-alatnya diberikan oleh bantuan dari Pak Gubernur ke Kota Bandung," ujar Oded.
"Jumlah di termin pertama itu ada 2.800 (test pack RDT). 700-nya kita bagikan ke rumah sakit, yang 2.100-nya Insya Allah di sini (Balai Kota) dan Gedung Sate,” tambahnya.
Oded juga mengatakan, pemilihan Balai Kota Bandung dan Gedung Sate sebagai lokasi rapid test drive-thru dengan pertimbangan bahwa kedua lokasi tersebut merupakan ruang terbuka, representatif, dan jauh dari pemukiman warga untuk menghindari kerumunan massa.
Pelaksanaan rapid test pun mendapat apresiasi dari warga Bandung. Johan, warga Bandung yang berprofesi sebagai manager marketing salah satu perusahaan properti mengaku, sangat terbantu dengan adanya rapid test ini.
Menurutnya, risiko pekerjaannya yang banyak berinteraksi dengan orang lain membuatnya khawatir akan keselamatan diri dan keluarganya. Hal ini lantas mendorong kesadaran Johan untuk melakukan tes.
"Sebetulnya kekhawatiran (terpapar Covid-19) ini selain pada diri sendiri juga kepada keluarga. Takutnya dampaknya itu karena pekerjaan saya yang sering berinteraksi dengan orang banyak, takut dampak jadi kena (menular) ke keluarga. Jadi sedari dini saya lakukan tes," ungkapnya.
Dengan dukungan ratusan ribu test pack tersebut, kata dia, sebaran Covid-19 di Provinsi Jabar dapat dipetakan lebih akurat. Menurutnya, semakin banyak tes Covid-19 dilakukan, maka sebaran virus Corona dapat dipetakan, sehingga penanganannya pun akan lebih baik lagi.
Meski begitu, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengakui, jumlah test pack yang tersedia saat ini terbatas. Hingga saat ini, Pemprov Jabar baru membagikan sekitar 60 ribu test pack Covid-19 ke 27 kabupaten/kota di Jabar.
"Jadi kita bagikan dulu semampu kita. Sudah ada 60.000 (test pack) dibagikan ke seluruh Jawa Barat, salah satu yang terbesar adalah Kota Bandung," ujar Kang Emil saat meninjau pelaksanaan rapid test Covid-19 drive-thru di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Sabtu (4/4/2020).
Kang Emil berharap, lewat tes Covid-19 yang digelar secara masif oleh Pemprov Jabar di seluruh kabupaten/kota di Jabar tersebut, peta sebaran Covid-19 dapat diketahui maksimal dua pekan ke depan.
"Saya berharap tidak lebih dari 14 hari ke depan semuanya sudah (selesai tes), sehingga kita bisa punya peta. Memang kita setiap hari menghadapi berita buruk, tapi harus dihadapi. Inilah kesiapan Jawa Barat. Semakin banyak tes, semakin kita bisa memetakan," jelas Kang Emil.
Selain memantau pelaksanaan rapid test Covid-19 di Balai Kota Bandung, Kang Emil turut memantau rapid test di Gedung Sate, Kota Bandung yang dilakukan pada hari yang sama.
Sementara itu, Wali Kota Bandung, Oded M Danial yang mendampingi Kang Emil melaporkan bahwa pihaknya telah menerima 2.800 test pack RDT dari Pemprov Jabar dimana 2.100 test pack di antaranya digunakan untuk rapid test drive-thru, termasuk memeriksa 300 orang di Balai Kota Bandung dan Gedung Sate hari ini.
"Alhamdulillah hari ini di Balai Kota dan Gedung Sate sedang melaksanakan rapid test, rencananya hari ini 300 (orang). Alat-alatnya diberikan oleh bantuan dari Pak Gubernur ke Kota Bandung," ujar Oded.
"Jumlah di termin pertama itu ada 2.800 (test pack RDT). 700-nya kita bagikan ke rumah sakit, yang 2.100-nya Insya Allah di sini (Balai Kota) dan Gedung Sate,” tambahnya.
Oded juga mengatakan, pemilihan Balai Kota Bandung dan Gedung Sate sebagai lokasi rapid test drive-thru dengan pertimbangan bahwa kedua lokasi tersebut merupakan ruang terbuka, representatif, dan jauh dari pemukiman warga untuk menghindari kerumunan massa.
Pelaksanaan rapid test pun mendapat apresiasi dari warga Bandung. Johan, warga Bandung yang berprofesi sebagai manager marketing salah satu perusahaan properti mengaku, sangat terbantu dengan adanya rapid test ini.
Menurutnya, risiko pekerjaannya yang banyak berinteraksi dengan orang lain membuatnya khawatir akan keselamatan diri dan keluarganya. Hal ini lantas mendorong kesadaran Johan untuk melakukan tes.
"Sebetulnya kekhawatiran (terpapar Covid-19) ini selain pada diri sendiri juga kepada keluarga. Takutnya dampaknya itu karena pekerjaan saya yang sering berinteraksi dengan orang banyak, takut dampak jadi kena (menular) ke keluarga. Jadi sedari dini saya lakukan tes," ungkapnya.
(awd)