Antisipasi Corona, Warga RW 13 Ciseureuh Racik Disinfektan-Hand Sanitizer Sendiri

Jum'at, 03 April 2020 - 15:03 WIB
Antisipasi Corona, Warga RW 13 Ciseureuh Racik Disinfektan-Hand Sanitizer Sendiri
Ibu-ibu di lingkungan RW 13 Kelurahan Ciseureuh, Purwakarta membuat disinfektan dengan menggunakan bahan di rumah masing-masing. Hal itu mereka lakukan sejak wabah Corona merebak. Foto/SINDOnews/Asep Supiandi
A A A
PURWAKARTA - Warga RW 13 Kelurahan Ciseureuh, Purwakarta berinisiatif membuat disinfektan dan hand sanitizer sendiri untuk mensterilkan lingkungan disaat pandemi Corona.

Bahkan, warga pun berusaha secara swadaya untuk membeli alat pengukur suhu tubuh secara swadaya. Sehingga alat tersebut bisa secepatnya digunakan untuk setiap tamu yang datang.

Langkah lainnya yakni dengan menggulirkan program berbagi sembako antartetangga. Program ini pun untuk menjamin ketahanan pangan bagi warga yang secara ekonomi terdampak wabah.

Humas RW 13 Kelurahan Ciseureuh, Undang Cece Wahab menyebutkan, dampak wabah Corona bagi lingkungannya sangat luar biasa terutama bagi warga yang mengandalkan penghasilannya secara harian, seperti pedagang kecil dan kelompok masyarakat lainnya.

"Di Purwakarta mungkin didorong untuk membuat posko penanggulangan Covid-19. Namun tampaknya posko itu belum siap. Sehingga kami berinisiatif melaksanakan beberapa langkah taktis yang didasari swadaya. Kami tidak hanya memikirkan jaminan keamanan warga dari wabah itu, akan tetapi juga harus berfikir solutif terhadap dampak ekonomi," kata Undang kepada SINDOnews, Jumat (3/4/2020).

Misalnya, ujar dia, warga kurang mampu yang terdampak secara ekonomi tidak mungkin harus menunggu bantuan pemerintah yang turunnya entah kapan.

"Mereka butuh hari ini, makanya solusinya pun harus hari ini. Begitu pula lingkungan kami, termasuk rentan penularan Corona karena lalu lintas orang dari zona merah. Tentunya pendataan, pemantauan, dan pengecekan juga harus hari ini tidak bisa menunggu bantuan fasilitas yang konon kabarnya akan diberikan kepada posko," ujar dia.

Undang berharap, upaya taktis yang dilakukanya di lingkungannya bisa memberikan rasa aman. Sehingga warga tidak panik dalam mengikuti arahan pemerintah untuk social distancing dan pembatasan jarak sosial.

Sementara itu, pendapatan ojek online (ojol) dan ojek pangkalan (opang) di Kabupaten Purwakarta, merosot hingga 50% per hari. Bahkan pendapatan sebagiannya harus turun drastis hingga 75% akibat kebijakan pembatasan jarak saat wabah virus Corona.

Saat ini para operator ojol itu lebih banyak berada di tempat-tempat mangkal sembari menunggu penumpang yang menggunakan jasa mereka. Sesekali melihat ponsel untuk melihat orderan yang masuk ke aplikasinya. Begitu pula dengan opang, mereka sudah mulai memikirkan jenis usaha lain jika harus meninggalkan usahanya sebagai opang.

"Setiap hari sepi penumpang. Berbeda saat suasana normal. Minimal kita bisa mendapat Rp100.000 per hari. Saat ini dapat Rp50.000 saja sudah untung ujar salah seorang ojol biasa mangkal, Ridho (25).
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.6355 seconds (0.1#10.140)