Ini Diduga Monyet Pesugihan yang Gemparkan Majalengka

Minggu, 25 Januari 2015 - 19:38 WIB
Ini Diduga Monyet Pesugihan yang Gemparkan Majalengka
Ini Diduga Monyet Pesugihan yang Gemparkan Majalengka
A A A
MAJALENGKA - Warga Desa Tegalaren, Kecamatan Ligung, Majalengka digegerkan dengan penangkapan seekor monyet jantan yang diduga jelmaan manusia yang melakukan ritual pesugihan.

Sejak penangkapan monyet tersebut hampir setiap hari warga berbondong-bondong mendatangi lokasi untuk melihat langsung wujud primata tersebut.

Bahkan, tak sedikit pula warga yang mengabadikan monyet tersebut melalu foto dari ponsel.

Kabarnya kera atau monyet itu merupakan jelmaan dari seorang manusia yang melakukan ritual nyupang (pesugihan) dengan jalan pintas.

Sampai saat ini, binatang tersebut masih diikat menggunakan rantai dengan diberikan pembatas kayu dan disimpan di balai desa setempat.

Sejak ditangkap, monyet tersebut hanya tertunduk lesu tanpa melakukan perlawanan sebagaimana kera pada umumnya ketika dikerumuni atau diganggu banyak orang.

Menurut Nana (60) warga Desa Tegalaren yang menjaga monyet tersebut, saat ini sudah ada ratusan warga dari berbagai daerah termasuk di luar Kabupaten Majalengka yang melihat monyet hasil tangkapan ini.

Dikatakannya, awal mula penangkapan monyet ini dilakukan oleh warga Desa Tegalaren bernama Anas (40).

Namun oleh Anas, monyet itu tidak berhasil ditangkap dan dirinya terkena gigitan dibagian jari tangannya hingga terpaksa harus dilarikan ke RSUD Cideres Kadipaten.

Baru tidak lama kemudian, Rudi dibantu warga lainnya yang ikut mengepung berhasil menangkap dengan menggunakan perangkap yang telah disediakan.

"Setelah berhasil diringkus, monyet dirantai dan disimpan di balai desa hingga ada orang yang merasa kehilangan untuk mengambilnya," katanya.

Hingga saat ini, kata dia, sudah ada sejumlah warga dari berbagai daerah yang merasa kehilangan monyet tersebut.

"Tadi ada yang datang dari Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka yang mengaku kehilangan monyet. Tapi setelah dilihat, ternyata monyetnya jantan, bukan betina. Sehingga warga Maja itu pulang kembali," ujarnya.

Bukan hanya itu, warga Bandung pun datang ke desanya dan melihat langsung, namun tanda-tandanya tidak sama sehingga mereka tidak mengambilnya.

"Kalau dari orang Indramayu sekarang dalam perjalanan menuju kesini. Tapi belum datang. Sama tujuannya kehilangan monyet," ucapnya.

Nana menjelaskan, dirinya mengaku tidak tahu apakah itu monyet biasa atau jelmaan orang yang tengah melakukan pesugihan.

"Tapi, kebetulan tadi ada warga desanya yang memiliki monyet peliharaan dan dilakukan pengamatan. Kata pemilik monyet itu kepada saya dan warga lainnya menjelaskan, jika monyet yang dimiilikinya dengan yang ada saat ini terjadi perbedaan yang mencolok," ujarnya.

Perbedaan tersebut terlihat dari sikap sang monyet yang hanya bisa diam dan tertunduk ketika orang melihatnya tanpa ada perlawan.

"Sedangkan monyet yang dimiliki rekannya aktif, bahkan ketika ada yang mengganggu langsung berontak," papar Nana yang menceritakan kembali penjelasan pemilik monyet.

Dia mengaku, akan memberikan monyet tersebut kepada siapapun yang merasa kehilangan, asalkan dapat mengganti rugi dengan uang, karena ada salah seorang warganya yang dirawat di rumah sakit karena terkena gigitan oleh monyet tersebut.

"Saat ini warga yang pertama menangkap masih dirawat, dan katanya menghabiskan biaya pengobatan mencapai Rp5 juta. Ganti dulu pengobatannya, baru kami berikan," ungkapnya.

Sementara itu, warga lainnya mendengar desas-desus yang mengatakan jika kera atau monyet itu berasal dari warga Desa Tegalaren sendiri yang melakukan pesugihan.

"Tidak tahu sih benar atau tidak, ini juga baru isu. Katanya monyet yang ditangkap ini, merupakan anak dari orang tuanya yang melakukan nyupang," kata Rendi Warga Desa Mekarsari yang datang ke lokasi.

Dilanjutkan dia, saat itu orang tuanya yang nyupang dinilai teledor menyimpan baju ritualnya dan tanpa diduga digunakan oleh anaknya.

"Saat itu pula anaknya berubah wujud menjadi monyet dan akhirnya bisa ditangkap oleh warga seperti saat ini," ungkapnya.

Aparat kepolisian setempat hingga saat ini tidak nampak di lokasi dan hanya warga disana yang melakukan pengamanan dengan memungut sumbangan di dalam kardus dengan tidak ada pemaksaan.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3478 seconds (0.1#10.140)