Peternakan Babi di Dusun Ngepet Diprotes Warga

Selasa, 04 Agustus 2015 - 15:32 WIB
Peternakan Babi di Dusun Ngepet Diprotes Warga
Peternakan Babi di Dusun Ngepet Diprotes Warga
A A A
BANTUL - Peternakan babi di Dusun Ngepet, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Bantul diprotes warga.

Mereka memprotes karena sangat mengganggu lingkungan. Selain menimbulkan bau, dua peternakan babi berskala besar ini ternyata juga menimbulkan penyakit gatal-gatal karena ulat dan cacing pita kotoran babi sudah menyebar.

Salah seorang warga Dusun Tegalrejo, Desa Srigading, Kecamatan Sanden yang enggan disebutkan namanya mengatakan, peternakan babi yang berada di dekat sawah mereka sebenarnya sudah berdiri sejak dua tahun yang lalu.

Peternakan pertama dengan luas area sebesar 1.500 meter persegi berdiri sejak dua tahun lalu, sementara peternakan kedua dengan luas sekitar 1.000 meter persegi sudah setahun lalu.

“Baunya minta ampun. Terus kalau hujan belatung dan cacingnya ke mana-mana,” tuturnya, Selasa (4/8/2015).

Empat warga Dusun masing-masing dari Gadingharjo, Tegalsari, Tegalrejo dan Ngepet sebenarnya sudah berkali-kali menyampaikan nota keberatan mereka kepada instansi terkait baik ke pihak Kelurahan, Kecamatan, Badan Lingkungan Hidup dan juga Sat Pol PP Bantul, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya.

Warga empat dusun tersebut menginginkan agar peternakan babi tersebut ditutup. Sebab, setiap pagi hari bau tak sedap dari peternakan ini tercium hingga ke tepi Pantai Samas yang berjarak sekitar 1 km.

Jika malam hari, bau tidak sedap tersebut masuk ke perkampungan di empat dusun tersebut sebab terbawa angin laut.

“Baunya tidak hanya kotoran, tetapi bau busuk makanan yang digunakan sangat mengganggu. Makanan babi itu berasal dari sisa-sisa restoran yang sudah membusuk,” tambahnya.

Warga Tegalsari juga mengatakan demikian. Warga yang tidak bersedia disebutkan namanya ini mengatakan, kini banyak petani yang enggan mengelola sawah yang berada di seputaran kandang babi tersebut.

Sebab, baunya sudah tak mampu dibendung lagi bahkan sempat membuat petani yang mencoba bertahan pingsan.

Dia mengeluhkan ketidaktegasan dari pemerintah setempat yang tak segera menutup dua usaha peternakan babi yang jumlahnya bisa mencapai ratusan ekor tersebut.

Para petani sebenarnya sudah tidak tahan dan berniat akan melakukan aksi demonstrasi. Namun rencana tersebut gagal karena camat mereka melarang aksi demonstrasi tersebut.

“Pak camat melarang kami. Tetapi kalau terus dibiarkan, kami akan tutup paksa. Pol PP harus tegas,” tuturnya.

Terpisah, Lurah Desa Srigading, Widodo membantah jika mereka membiarkan persoalan tersebut begitu saja.

Sebab, pihaknya sudah beberapa kali memfasilitasi pertemuan antara warga, tokoh masyarakat, pengusaha ternak babi hingga Sat Pol PP Bantul.

Dalam pertemuan terakhir, Widodo mengklaim sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak.

“Pemilik kandang babi harus mengurangi dampak bau dan tidak boleh menambah luas area peternakan yang sudah ada,” tandasnya.

Namun karena urusan perut, pihaknya tidak bisa serta merta melakukan penutupan kepada usaha ternak babi tersebut.

Sebab, pemilik kandang pernah mengatakan modal yang mereka keluarkan belum sepenuhnya kembali.

Kendati demikian, pihaknya nantinya akan menutup usaha ternak babi tersebut dengan alasan lokasi tersebut adalah destinasi wisata.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8419 seconds (0.1#10.140)