Neraca Perdagangan Jawa Timur Defisit USD9,17 Miliar Selama 2022
loading...
A
A
A
SURABAYA - Selama Januari-Desember 2022 neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) mengalami defisit sebesar USD9,17 miliar. Hal ini akibat defisit pada sektor migas sebesar USD 7,16 miliar dan sektor nonmigas sebesar USD 2,00 miliar.
Selama Desember 2022, neraca perdagangan Jatim juga mengalami defisit sebesar USD633,30 juta. Defisit ini disebabkan karena defisit nilai perdagangan pada sektor migas sebesar USD 368,36 juta.
"Demikian juga di sektor nonmigas mengalami defisit nilai perdagangan sebesar USD 264,94 juta," kata Koordinator Tim Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin, dalam rilisnya, Selasa (17/1/2023).
Baca juga: Pemprov Jawa Timur Targetkan Program PTSL Tuntas di 2024
Data BSP Jatim juga menyebutkan, selama 2022, nilai impor nonmigas dari kelompok negara ASEAN sebesar USD3,20 miliar. Utamanya berasal dari Thailand dengan nilai USD1,16 miliar atau dengan kontribusi 4,67 persen. Sedangkan nilai impor dari kawasan Uni Eropa sebesar USD1,30 miliar. Utamanya berasal dari Jerman sebesar USD 409,93 juta atau dengan kontribusi sebesar 1,66 persen.
Tiga negara utama penyumbang impor ke Jatim pada periode Januari-Desember 2022 masih didominasi oleh Tiongkok dengan nilai impor sebesar USD7,15 miliar atau dengankontribusi sebesar 28,90 persen. Disusul dari Amerika Serikat sebesar USD 1,68 miliar dengan kontribusi 6,77 persen dan dari Thailand USD 1,16 miliar atau dengan kontribusi 4,67 persen.
Sedangkan untuk ekspor, selama 2022, ekspor nonmigas ke kawasan negara ASEAN sebesar USD4,50 miliar atau sebesar 19,78 persen dari total ekspor. Malaysia menjadi tujuan utama dengan nilai ekspor nonmigas mencapai USD1,84 miliar dengan kontribusi sebesar 8,08 persen.
Ekspor nonmigas ke Uni Eropa pada periode kumulatif tersebut mencapai USD 1,84 miliar dengan kontribusi sebesar 8,08 persen. Ekspor ke Belanda merupakan yang terbesar ke Uni Eropa, yakni sebesar USD542,52 juta atau dengan kontribusi 2,38 persen.
Ekspor nonmigas negara utama lainnya selama periode ini yang terbesar adalah ke Amerika Serikat sebesar USD 3,70 miliar atau dengan kontribusi 16,28 persen. Disusul ke Jepang sebesar USD 3,45 miliar atau dengan kontribusi sebesar 15,15 persen dan ke Tiongkok dengan nilai sebesar USD 3,22 miliar atau dengan kontribusi sebesar 14,16 persen.
Selama Desember 2022, neraca perdagangan Jatim juga mengalami defisit sebesar USD633,30 juta. Defisit ini disebabkan karena defisit nilai perdagangan pada sektor migas sebesar USD 368,36 juta.
"Demikian juga di sektor nonmigas mengalami defisit nilai perdagangan sebesar USD 264,94 juta," kata Koordinator Tim Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin, dalam rilisnya, Selasa (17/1/2023).
Baca juga: Pemprov Jawa Timur Targetkan Program PTSL Tuntas di 2024
Data BSP Jatim juga menyebutkan, selama 2022, nilai impor nonmigas dari kelompok negara ASEAN sebesar USD3,20 miliar. Utamanya berasal dari Thailand dengan nilai USD1,16 miliar atau dengan kontribusi 4,67 persen. Sedangkan nilai impor dari kawasan Uni Eropa sebesar USD1,30 miliar. Utamanya berasal dari Jerman sebesar USD 409,93 juta atau dengan kontribusi sebesar 1,66 persen.
Tiga negara utama penyumbang impor ke Jatim pada periode Januari-Desember 2022 masih didominasi oleh Tiongkok dengan nilai impor sebesar USD7,15 miliar atau dengankontribusi sebesar 28,90 persen. Disusul dari Amerika Serikat sebesar USD 1,68 miliar dengan kontribusi 6,77 persen dan dari Thailand USD 1,16 miliar atau dengan kontribusi 4,67 persen.
Sedangkan untuk ekspor, selama 2022, ekspor nonmigas ke kawasan negara ASEAN sebesar USD4,50 miliar atau sebesar 19,78 persen dari total ekspor. Malaysia menjadi tujuan utama dengan nilai ekspor nonmigas mencapai USD1,84 miliar dengan kontribusi sebesar 8,08 persen.
Ekspor nonmigas ke Uni Eropa pada periode kumulatif tersebut mencapai USD 1,84 miliar dengan kontribusi sebesar 8,08 persen. Ekspor ke Belanda merupakan yang terbesar ke Uni Eropa, yakni sebesar USD542,52 juta atau dengan kontribusi 2,38 persen.
Ekspor nonmigas negara utama lainnya selama periode ini yang terbesar adalah ke Amerika Serikat sebesar USD 3,70 miliar atau dengan kontribusi 16,28 persen. Disusul ke Jepang sebesar USD 3,45 miliar atau dengan kontribusi sebesar 15,15 persen dan ke Tiongkok dengan nilai sebesar USD 3,22 miliar atau dengan kontribusi sebesar 14,16 persen.
(msd)