Nur Taufiq, Tahanan Terorisme Rutan Cikeas Meninggal di RS Polri
loading...
A
A
A
SEMARANG - Seorang tahanan kasus terorisme bernama Nur Taufiq (46) meninggal dunia . Dia mengembuskan napas terakhirnya di RS Bhayangkara Tingkat I R. Said Sukanto alias RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur.
Informasi yang dihimpun di lapangan, dia dilarikan ke RS tersebut tiga hari sebelumnya dari Rutan Cikeas, tempatnya ditahan. Dia meninggal pada Minggu (6/11/2022) sekira pukul 12.45 WIB.
Kepala Bidang Humas Polda Jateng Kombes Pol Iqbal Alqudusy yang dikonfirmasi mengatakan, statusnya masih dalam tahanan Densus 88 untuk proses penyidikan sebelum dilimpahkan ke kejaksaan untuk selanjutnya disidang.
“Meninggal karena sakit, sempat dirawat di rumah sakit,” katanya via WhatsApp, Senin (7/11/2022).
Informasi yang dihimpun, pada 3 November 2022, dia dilarikan ke RS Kramat Jati Polri sekira pukul 09.00 WIB karena keluhan sakit kehilangan nafsu makan. Taufiq kemudian dilakukan tindakan medis dan diarahkan ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Dia kemudian menjalani rawat inap di Ruang Melati Lantai 2.
Pada Minggu 6 November 2022 sekira pukul 10.00 WIB pihak keluarga membesuknya. Pukul 12.30 WIB dia mengalami gagal nafas dan dilakukan tindakan medis. Pada 12.45 WIB tim dokter menyatakan Taufiq telah meninggal dunia.
Sore harinya, jenazah dibawa ke rumah duka di Kota Semarang difasilitasi Tim Idensos Densus 88 Antiteror/Polri termasuk Satgas Wilayah Jawa Tengah.
Pada Senin (7/11/2022) sekira pukul 09.00 WIB, dilakukan upacara pemberangkatan jenazah dari rumah duka. Jenazah digotong menggunakan keranda ke masjid terdekat untuk disalatkan. Seratusan pelayat tampak hadir di sana, termasuk aparat kepolisian baik berseragam maupun tidak berseragam.
Setelah dari sana, menggunakan ambulans Baitul Maal (BMT) Anda Kota Semarang, jenazah dibawa ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota Kota Semarang. Jenazah kemudian dikebumikan di sana.
Tampak di antara para pelayat adalah mantan narapidana terorisme (napiter) dari Kota Semarang. Mulai dari; Taufiq Teguh, Hadi Masykur, Joko Priyono alias Karso hingga Badawi Rachman. Semuanya berangkat dari kelompok Jamaah Islamiyah (JI), sama halnya dengan almarhum Nur Taufiq. Almarhum ini meninggalkan seorang istri dan 3 anak.
Badawi ini pengurus Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani), yayasan yang dibentuk sekaligus beranggotakan mantan narapidana terorisme (napiter) khususnya di Kota Semarang dan wilayah pantura Jawa Tengah.
Nur Taufiq ini ditangkap tim Densus 88 pada 22 Desember 2021 lalu di Kota Semarang tepatnya selepas Subuh di Kawasan Pasar Waru, Kelurahan Kaligawe, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Dia punya spesialisasi di bidang Informasi Teknologi (IT).
Informasi yang dihimpun di lapangan, dia dilarikan ke RS tersebut tiga hari sebelumnya dari Rutan Cikeas, tempatnya ditahan. Dia meninggal pada Minggu (6/11/2022) sekira pukul 12.45 WIB.
Kepala Bidang Humas Polda Jateng Kombes Pol Iqbal Alqudusy yang dikonfirmasi mengatakan, statusnya masih dalam tahanan Densus 88 untuk proses penyidikan sebelum dilimpahkan ke kejaksaan untuk selanjutnya disidang.
“Meninggal karena sakit, sempat dirawat di rumah sakit,” katanya via WhatsApp, Senin (7/11/2022).
Informasi yang dihimpun, pada 3 November 2022, dia dilarikan ke RS Kramat Jati Polri sekira pukul 09.00 WIB karena keluhan sakit kehilangan nafsu makan. Taufiq kemudian dilakukan tindakan medis dan diarahkan ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Dia kemudian menjalani rawat inap di Ruang Melati Lantai 2.
Pada Minggu 6 November 2022 sekira pukul 10.00 WIB pihak keluarga membesuknya. Pukul 12.30 WIB dia mengalami gagal nafas dan dilakukan tindakan medis. Pada 12.45 WIB tim dokter menyatakan Taufiq telah meninggal dunia.
Sore harinya, jenazah dibawa ke rumah duka di Kota Semarang difasilitasi Tim Idensos Densus 88 Antiteror/Polri termasuk Satgas Wilayah Jawa Tengah.
Pada Senin (7/11/2022) sekira pukul 09.00 WIB, dilakukan upacara pemberangkatan jenazah dari rumah duka. Jenazah digotong menggunakan keranda ke masjid terdekat untuk disalatkan. Seratusan pelayat tampak hadir di sana, termasuk aparat kepolisian baik berseragam maupun tidak berseragam.
Setelah dari sana, menggunakan ambulans Baitul Maal (BMT) Anda Kota Semarang, jenazah dibawa ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota Kota Semarang. Jenazah kemudian dikebumikan di sana.
Tampak di antara para pelayat adalah mantan narapidana terorisme (napiter) dari Kota Semarang. Mulai dari; Taufiq Teguh, Hadi Masykur, Joko Priyono alias Karso hingga Badawi Rachman. Semuanya berangkat dari kelompok Jamaah Islamiyah (JI), sama halnya dengan almarhum Nur Taufiq. Almarhum ini meninggalkan seorang istri dan 3 anak.
Badawi ini pengurus Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani), yayasan yang dibentuk sekaligus beranggotakan mantan narapidana terorisme (napiter) khususnya di Kota Semarang dan wilayah pantura Jawa Tengah.
Nur Taufiq ini ditangkap tim Densus 88 pada 22 Desember 2021 lalu di Kota Semarang tepatnya selepas Subuh di Kawasan Pasar Waru, Kelurahan Kaligawe, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Dia punya spesialisasi di bidang Informasi Teknologi (IT).
(nic)