Miris! 2 Oknum Wartawan dan 1 Atlet Balap Sepeda Ditangkap Polisi karena Jual Narkoba
loading...
A
A
A
GARUT - Dua wartawan dan satu atltet balap sepeda di Kabupaten Garut, ditangkap Satreskoba Polres Garut, gara-gara mengedarkan narkoba jenis sabu. Dua wartawan tersebut, berinisial ARR (21) dan F (38). Sedangkan atlet balap sepeda berinisial MAY (25).
Kapolres Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengatakan, mereka terjaring Operasi Antik Lodaya 2022. Ia menjelaskan, kedua oknum wartawan ini menyasar kalangan remaja sebagai pembeli narkoba yang mereka jual.
"Dua oknum wartawan media online lokal di Garut, ditangkap karena memperdagangkan narkoba jenis sabu. Selain itu, keduanya juga pemakai narkoba tersebut," kata Wirdhanto, dalam konferensi pers di Mapolres Garut, Kamis (15/12/2022).
Dari tangan kedua oknum wartawan asal Kecamatan Pangatikan ini, polisi menyita 17 paket narkoba jenis sabu, dengan berat total 26,06 gram. Kepada petugas, keduanya mengaku memperoleh narkoba melalui belanja online."Didapat dari Bandung secara online. Kedua oknum wartawan ini ditangkap di wilayah Kecamatan Karangpawitan," ujarnya.
Sementara dari tangan MAY yang merupakan atlet balap sepeda, menurut Wirdhanto berhasil disita barang bukti berupa daun ganja kering seberat 15,24 gram."Atlet balap sepeda ini menjual ganja pada sesama atlet. Sama seperti dua tersangka oknum wartawan, MAY juga pengguna dari ganja yang diualnya. Ganjanya juga dibeli melalui online dari Bandung," ucapnya.
Bukan hanya menjerat dua oknum wartawan dan atlet balap sepeda, Operasi Antik Lodaya 2022 juga menjaring 13 tersangka lain dari kasus berbeda. Belasan tersangka ini terlibat peredaran obat-obatan terlarang dan minuman keras.
"Dari tangan ke-13 tersangka, kami berhasil menyita sebanyak 3.820 butir atau tablet obat-obatan terlarang, miras berbagai macam merk sebanyak 578 botol, serta satu jeriken dan lima plastik ciu," sebut Wirdhanto.
Wirdhanto berjanji akan mengusut kasus yang melibatkan para tersangka. Menurutnya, tak menutup kemungkinan pihaknya akan menangkap tersangka lain dalam kasus peredaran narkoba di Garut ini.
"Adapun pasal yang diterapkan pada masing-masing tersangka berbeda, sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan. Untuk kasus narkotika, kami kenakan Pasal 111 dan atau Pasal 112 dan atau Pasal 114 dan atau Pasal 132 UU No. 35/2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara," katanya.
Dalam kasus psikotropika, lanjutnya, polisi menerapkan Pasal 62 dan atau Pasal 60 ayat 5 UU No. 11/2022 tentang Psikotropika dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. Sementara kasus obat-obatan terlarang, tersangka dikenakan Pasal 196 dan atau 198 UU No. 36/2009 tentang Kesehatan dan Tenaga Kesehatan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
"Untuk miras, kami terapkan Perda Kabupaten Garut, tentang Larangan Miras dan juga tentang Perda Anti Perbuatan Maksiat. Ancaman hukumannya maksimal tiga bulan beserta denda," ujarnya.
Kapolres Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengatakan, mereka terjaring Operasi Antik Lodaya 2022. Ia menjelaskan, kedua oknum wartawan ini menyasar kalangan remaja sebagai pembeli narkoba yang mereka jual.
"Dua oknum wartawan media online lokal di Garut, ditangkap karena memperdagangkan narkoba jenis sabu. Selain itu, keduanya juga pemakai narkoba tersebut," kata Wirdhanto, dalam konferensi pers di Mapolres Garut, Kamis (15/12/2022).
Dari tangan kedua oknum wartawan asal Kecamatan Pangatikan ini, polisi menyita 17 paket narkoba jenis sabu, dengan berat total 26,06 gram. Kepada petugas, keduanya mengaku memperoleh narkoba melalui belanja online."Didapat dari Bandung secara online. Kedua oknum wartawan ini ditangkap di wilayah Kecamatan Karangpawitan," ujarnya.
Sementara dari tangan MAY yang merupakan atlet balap sepeda, menurut Wirdhanto berhasil disita barang bukti berupa daun ganja kering seberat 15,24 gram."Atlet balap sepeda ini menjual ganja pada sesama atlet. Sama seperti dua tersangka oknum wartawan, MAY juga pengguna dari ganja yang diualnya. Ganjanya juga dibeli melalui online dari Bandung," ucapnya.
Bukan hanya menjerat dua oknum wartawan dan atlet balap sepeda, Operasi Antik Lodaya 2022 juga menjaring 13 tersangka lain dari kasus berbeda. Belasan tersangka ini terlibat peredaran obat-obatan terlarang dan minuman keras.
"Dari tangan ke-13 tersangka, kami berhasil menyita sebanyak 3.820 butir atau tablet obat-obatan terlarang, miras berbagai macam merk sebanyak 578 botol, serta satu jeriken dan lima plastik ciu," sebut Wirdhanto.
Wirdhanto berjanji akan mengusut kasus yang melibatkan para tersangka. Menurutnya, tak menutup kemungkinan pihaknya akan menangkap tersangka lain dalam kasus peredaran narkoba di Garut ini.
"Adapun pasal yang diterapkan pada masing-masing tersangka berbeda, sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan. Untuk kasus narkotika, kami kenakan Pasal 111 dan atau Pasal 112 dan atau Pasal 114 dan atau Pasal 132 UU No. 35/2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara," katanya.
Dalam kasus psikotropika, lanjutnya, polisi menerapkan Pasal 62 dan atau Pasal 60 ayat 5 UU No. 11/2022 tentang Psikotropika dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. Sementara kasus obat-obatan terlarang, tersangka dikenakan Pasal 196 dan atau 198 UU No. 36/2009 tentang Kesehatan dan Tenaga Kesehatan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
"Untuk miras, kami terapkan Perda Kabupaten Garut, tentang Larangan Miras dan juga tentang Perda Anti Perbuatan Maksiat. Ancaman hukumannya maksimal tiga bulan beserta denda," ujarnya.
(eyt)