Klaim Bantai Aparat Intelijen, Danrem 172 PWY Murka Sebut KKB Membalikkan Fakta
loading...
A
A
A
JAYAPURA - Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ) pimpinan Nason Mimin di Kabupaten Pegunungan Bintang , Papua menyebar video pembunuhan sadis 3 tukang ojek dan mengklaim merupakan aparat intelijen. Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring pun murka atas aksi biadab para pelaku.
Dalam video yang disebar, KKB pimpinan Nason Mimin di Kabupaten Pegunungan Bintang yang terjadi pada Senin (5/12/2022) lalu menyebut bahwa tukang ojek yang dibunuh merupakan aparat intelijen.
Danrem Brigjen TNI J.O Sembiring pun membantah klaim tersebut. Dia menyebutkan, 3 orang korban yang telah dibunuh secara keji oleh KKB di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, Kabupaten Pegunungan Bintang, merupakan warga sipil yang berprofesi sebagai tukang ojek.
“Jadi tidak benar kalau mereka (KKB) menyebut para korban adalah aparat intelijen, mereka benar-benar masyarakat sipil yang sehari-harinya mencari sesuap nasi demi memenuhi kebutuhan keluarganya dengan berprofesi sebagai tukang ojek,” tutur Danrem saat dihubungi, Senin (12/12/2022).
Dia menegaskan, pembunuhan yang dilakukan secara biadab ini adalah pekerjaan teroris. “Saya juga beragama Kristen, dalam ajaran agama apapun tidak ada yang mengajarkan melakukan pembantaian keji yang kemudian direkam dan disebarkan untuk menebar ketakutan di masyarakat. Ini merupakan pekerjaan teroris yang dirinya sedang dirasuki oleh setan,” tegasnya.
Danrem menyatakan bahwa pihak KKB juga telah menuduh korban sebagai aparat intelijen dengan meletakkan senjatanya jenis pistol seolah-olah adalah barang yang dibawa oleh korban.
“Hal ini merupakan cara licik yang dilakukan oleh KKB untuk menutupi kebiadaban dan membenarkan apa yang mereka lakukan,” tegasnya.
Selaku Danrem 172/PWY, pihaknya menyampaikan duka cita kepada pihak keluarga korban. “Saya mewakili seluruh prajurit Korem 172/PWY menyampaikan duka cita yang mendalam bagi keluarga korban kekejian dan kebiadaban KKB ini,” imbuhnya.
Terkait dengan pistol yang digunakan oleh KKB, pihaknya mengindikasikan senjata pistol tersebut merupakan salah satu senjata organik milik TNI AD yang hilang ketika Heli MI 17 milik Penerban jatuh pada tahun 2019 silam di Kabupaten Pegunungan Bintang.
“Pada kejadian jatuhnya Heli MI-17 pada tahun 2019 lalu, sebanyak 11 senjata organik milik kru dan penumpang hilang dan diambil oleh pihak KKB. Senjata yang hilang di antaranya 7 senapan serbu SS-1, tiga pistol dan satu GLM. Kami mengindikasikan pistol yang digunakan oleh KKB tersebut merupakan salah satu senjata yang hilang,” ujarnya.
Sebelumnya beredar di media sosial klaim oleh KKB menyebut para korban tukang ojek yang mereka bunuh secara keji merupakan anggota intelijen TNI-Polri. Adapun nama korban yaitu La Usu (23), La Ati (40) dan La Aman (39).
Dalam video yang disebar, KKB pimpinan Nason Mimin di Kabupaten Pegunungan Bintang yang terjadi pada Senin (5/12/2022) lalu menyebut bahwa tukang ojek yang dibunuh merupakan aparat intelijen.
Danrem Brigjen TNI J.O Sembiring pun membantah klaim tersebut. Dia menyebutkan, 3 orang korban yang telah dibunuh secara keji oleh KKB di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, Kabupaten Pegunungan Bintang, merupakan warga sipil yang berprofesi sebagai tukang ojek.
“Jadi tidak benar kalau mereka (KKB) menyebut para korban adalah aparat intelijen, mereka benar-benar masyarakat sipil yang sehari-harinya mencari sesuap nasi demi memenuhi kebutuhan keluarganya dengan berprofesi sebagai tukang ojek,” tutur Danrem saat dihubungi, Senin (12/12/2022).
Dia menegaskan, pembunuhan yang dilakukan secara biadab ini adalah pekerjaan teroris. “Saya juga beragama Kristen, dalam ajaran agama apapun tidak ada yang mengajarkan melakukan pembantaian keji yang kemudian direkam dan disebarkan untuk menebar ketakutan di masyarakat. Ini merupakan pekerjaan teroris yang dirinya sedang dirasuki oleh setan,” tegasnya.
Danrem menyatakan bahwa pihak KKB juga telah menuduh korban sebagai aparat intelijen dengan meletakkan senjatanya jenis pistol seolah-olah adalah barang yang dibawa oleh korban.
“Hal ini merupakan cara licik yang dilakukan oleh KKB untuk menutupi kebiadaban dan membenarkan apa yang mereka lakukan,” tegasnya.
Selaku Danrem 172/PWY, pihaknya menyampaikan duka cita kepada pihak keluarga korban. “Saya mewakili seluruh prajurit Korem 172/PWY menyampaikan duka cita yang mendalam bagi keluarga korban kekejian dan kebiadaban KKB ini,” imbuhnya.
Terkait dengan pistol yang digunakan oleh KKB, pihaknya mengindikasikan senjata pistol tersebut merupakan salah satu senjata organik milik TNI AD yang hilang ketika Heli MI 17 milik Penerban jatuh pada tahun 2019 silam di Kabupaten Pegunungan Bintang.
“Pada kejadian jatuhnya Heli MI-17 pada tahun 2019 lalu, sebanyak 11 senjata organik milik kru dan penumpang hilang dan diambil oleh pihak KKB. Senjata yang hilang di antaranya 7 senapan serbu SS-1, tiga pistol dan satu GLM. Kami mengindikasikan pistol yang digunakan oleh KKB tersebut merupakan salah satu senjata yang hilang,” ujarnya.
Sebelumnya beredar di media sosial klaim oleh KKB menyebut para korban tukang ojek yang mereka bunuh secara keji merupakan anggota intelijen TNI-Polri. Adapun nama korban yaitu La Usu (23), La Ati (40) dan La Aman (39).
(nic)