Demo Hari HAM Digelar Besok di Jayapura, Ini Respons Tokoh Adat Papua
loading...
A
A
A
JAYAPURA - Hari HAM Sedunia yang akan diperingati setiap 10 Desember menjadi tonggak peringatan bahwa manusia sejatinya diciptakan sama oleh Tuhan. Karena itu manusia memiliki hak dan kewajiban untuk menghormati dan menghargai hak asasi setiap individu.
Hal inilah yang kembali ditegaskan Ondofolo Besar Kabupaten Keerom, Herman Yoku. Sebagai tokoh adat Papua, Herman mengingatkan bahwa HAM bukan hannya milik suku dan golongan tertentu. Namun universal milik semua manusia di dunia.
"Kalau kita berbicara HAM maka kita tidak boleh berbicara secara sepotong-sepotong, kita harus berbicara secara utuh. Entah cacat atau normal fisiknya, semua manusia itu punya HAM, ingat itu! Jadi tidak boleh dan tidak benar jika HAM hannya milik suku tertentu atau kelompok tertentu," tegas Herman Yoku di Abepura, Jumat (9/12/2022).
Dia juga mengomentari rencana peringatan Hari HAM Sedunia yang akan dilakukan oleh kelompok mahasiswa dan disinyalir terkontaminasi dengan kelompok berseberangan ideologi.
"Kalau kalian mau melakukan aksi demo, mau melakukan show of force atas keberadaan kalian dalam momentum Hari HAM dengan aksi demo, maka ini tentu salah. Karena telah menciptakan rasa tidak aman, tidak nyaman kepada orang lain, ini poinnya. Jadi kalau mau buat situasi Papua tidak harmonis, maka sudah dikatakan pelanggar HAM orang lain," kata anggota MRP Pokja Adat ini.
Dia mengingatan bahwa semua orang punya hak yang sama untuk memperingati Hari HAM Sedunia. Tinggal bagaimana menyikapinya.
"Saya harap kalau mau peringati, lebih baik di tempat masing-masing, mau berdoa atau ibadah atau apalah itu, kalau di tempat sendiri maka tidak masalah," sambungnya.
Herman juga tegas meminta semua pihak yang masih mengungkit-ungkit persoalan lalu untuk tidak lagi melakukan itu. Apalagi bagi orang-orang yang tidak mengetahui persis persoalan lalu, khususnya antara tahun 1960-an.
"Selalu ada bahasa bahwa negara adalah pelanggar HAM atas permasalahan yang telah lalu di Papua. Saya mau ingatkan lagi bahwa kepada para aktivis HAM khususnya oknum-oknum di Papua yang mengatas namakan aktivitas HAM, apakah permasalahan masa lalu kalian tahu," tegasnya.
"Apa yang telah dilakukan orang tua kita dahulu, sudah kita nikmati sekarang. Bapak saya adalah pejuang, yang kibarkan Merah Putih di Kampung Harapan Sentani dulu disebut Kampung Nica itu, dan hasilnya sekarang, perjuangan pendahulu kita bisa nikmati kemerdekaan," sambungnya.
Herman mengajak semua masyarakat memperingati Hari HAM dengan sama-sama menjaga hak asasi orang lain.
Untuk diketahui, berbagai elemen mahasiswa Papua dan kelompok pemuda yang diduga disusupi kelompok KNPB rencananya akan menggelar demo Peringatan Hari HAM Sedunia di Kota Jayapura. Informasi yang dihimpun, demo akan dipusatkan di Kantor DPR Papua pada Sabtu 10 Desember 2022 besok.
Hal inilah yang kembali ditegaskan Ondofolo Besar Kabupaten Keerom, Herman Yoku. Sebagai tokoh adat Papua, Herman mengingatkan bahwa HAM bukan hannya milik suku dan golongan tertentu. Namun universal milik semua manusia di dunia.
"Kalau kita berbicara HAM maka kita tidak boleh berbicara secara sepotong-sepotong, kita harus berbicara secara utuh. Entah cacat atau normal fisiknya, semua manusia itu punya HAM, ingat itu! Jadi tidak boleh dan tidak benar jika HAM hannya milik suku tertentu atau kelompok tertentu," tegas Herman Yoku di Abepura, Jumat (9/12/2022).
Dia juga mengomentari rencana peringatan Hari HAM Sedunia yang akan dilakukan oleh kelompok mahasiswa dan disinyalir terkontaminasi dengan kelompok berseberangan ideologi.
"Kalau kalian mau melakukan aksi demo, mau melakukan show of force atas keberadaan kalian dalam momentum Hari HAM dengan aksi demo, maka ini tentu salah. Karena telah menciptakan rasa tidak aman, tidak nyaman kepada orang lain, ini poinnya. Jadi kalau mau buat situasi Papua tidak harmonis, maka sudah dikatakan pelanggar HAM orang lain," kata anggota MRP Pokja Adat ini.
Dia mengingatan bahwa semua orang punya hak yang sama untuk memperingati Hari HAM Sedunia. Tinggal bagaimana menyikapinya.
"Saya harap kalau mau peringati, lebih baik di tempat masing-masing, mau berdoa atau ibadah atau apalah itu, kalau di tempat sendiri maka tidak masalah," sambungnya.
Herman juga tegas meminta semua pihak yang masih mengungkit-ungkit persoalan lalu untuk tidak lagi melakukan itu. Apalagi bagi orang-orang yang tidak mengetahui persis persoalan lalu, khususnya antara tahun 1960-an.
"Selalu ada bahasa bahwa negara adalah pelanggar HAM atas permasalahan yang telah lalu di Papua. Saya mau ingatkan lagi bahwa kepada para aktivis HAM khususnya oknum-oknum di Papua yang mengatas namakan aktivitas HAM, apakah permasalahan masa lalu kalian tahu," tegasnya.
"Apa yang telah dilakukan orang tua kita dahulu, sudah kita nikmati sekarang. Bapak saya adalah pejuang, yang kibarkan Merah Putih di Kampung Harapan Sentani dulu disebut Kampung Nica itu, dan hasilnya sekarang, perjuangan pendahulu kita bisa nikmati kemerdekaan," sambungnya.
Herman mengajak semua masyarakat memperingati Hari HAM dengan sama-sama menjaga hak asasi orang lain.
Untuk diketahui, berbagai elemen mahasiswa Papua dan kelompok pemuda yang diduga disusupi kelompok KNPB rencananya akan menggelar demo Peringatan Hari HAM Sedunia di Kota Jayapura. Informasi yang dihimpun, demo akan dipusatkan di Kantor DPR Papua pada Sabtu 10 Desember 2022 besok.
(shf)