Wabah Corona Jakarta Mulai Melambat

Selasa, 28 April 2020 - 08:40 WIB
loading...
Wabah Corona Jakarta...
Tren kasus virus corona (Covid-19) di wilayah DKI Jakarta menunjukkan penurunan sejak pekan lalu. Kebijakan PSBB dianggap berdampak banyak terhadap keberhasilan ini. Foto/Koran SINDO
A A A
JAKARTA - Kabar mengembirakan. Tren kasus virus corona (Covid-19) di wilayah DKI Jakarta menunjukkan penurunan sejak pekan lalu. Kebijakan PSBB dianggap berdampak banyak terhadap keberhasilan ini. Jika kesadaran bersama masyarakat terus terbangun, ditargetkan pandemi Covid-19 di Indonesia pun seluruhnya selesai Juni mendatang.

Prediksi bakal menurunnya kasus Covid-19 pada Juni tersebut diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah peneliti dalam maupun luar negeri. Kunci, penurunan itu, kata Jokowi, tergantung kedisiplinan masyarakat dalam mencegah penularan. Sejumlah peneliti Singapura memprediksi pandemi Covid-19 di Indonesia akan menurun signifikan pada awal Juni dan benar-benar bersih 100% pada 7 September mendatang.

Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo berharap, tren positif di DKI Jakarta ini terus berlanjut hingga mencapai titik maksimal. Dia menilai bahwa hal ini terjadi karena penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berjalan efektif. “Saat ini sudah mengalami flat. Kita berdoa semoga tidak terlalu banyak lagi kasus positif yang terjadi,” katanya sesuai rapat internal bersama Presiden Jokowi di Jakarta kemarin.

Hingga kemarin jumlah kasus positif korona di DKI Jakarta mencapai 3.832. Pasien sembuhnya 338 orang (9%) dan meninggal 375 orang (10%). Pada 16 April lalu penambahan kasus positif di DKI masih sangat tinggi, yakni mencapai 223 kasus. Selepas itu, tren penambahan kasus terus mengalami pelambatan. Kemarin Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendata, penambahan kasus baru hanya 65 kasus atau menurun dibandingkan sehari sebelumnya yang mencapai 76.

Pengendalian Covid-19 di DKI Jakarta diprediksi bisa lebih cepat jika semua pihak mematuhi aturan PSBB. Namun, PSBB belum sepenuhnya ditaati. Doni Monardo menyebut, sedikitnya ada 543 perusahaan di wilayah Jakarta yang melanggar aturan selama PSBB diterapkan. Dia mengatakan bahwa dari jumlah itu, sebagian ada perusahaan yang telah disegel kantornya. Ada juga perusahaan yang mendapatkan peringatan dan teguran. “Total 76 perusahaan yang disegel sementara karena mereka bukanlah 11 komponen atau bidang yang mendapatkan pengecualian. Sisanya dalam bentuk peringatan dan teguran,” ungkapnya.

Dia berharap langkah tegas ini dapat membuat penularan korona semakin dapat diminimalkan. Apalagi saat ini kasus positif korona di DKI Jakarta terbukti telah menurun signifikan. Doni menandaskan, Presiden Jokowi telah meminta masyarakat mematuhi kebijakan pemerintah penyebaran virus korona terminimalkan.

Dengan langkah ini, Jokowi meyakini pada Juni nanti korona akan mulai menurun dan pada Juli mendatang semua dapat normal kembali. “Bapak Presiden meminta kita semua bisa bekerja lebih keras lagi dan mengajak masyarakat untuk lebih patuh, lebih disiplin, dan aparat supaya bisa lebih tegas,” katanya.

Dia meminta tes Covid-19 dilakukan secara masif selama April dan Mei nanti. Termasuk dalam hal pelacakan dan isolasi. Lebih lanjut Doni mengatakan bahwa Gugus Tugas telah menerima 479.000 reagen PCR yang berasal dari dua negara, yaitu Korea Selatan dan China. “Untuk tahap pertama, reagen yang telah kita datangkan baru bisa diambil oleh provinsi yang ada di Pulau Jawa pada hari Sabtu dan Minggu yang lalu,” tuturnya. Sementara untuk alat pelindung diri sampai dengan kemarin telah terdistribusi 1.305.800 unit.

7 September Selesai

Laboratorium Inovasi Data-Driven dari Universitas Teknologi dan Desain Singapura (SUTD) memprediksi pandemi Covid-19 di Indonesia akan menurun 97% pada 7 Juni mendatang. "(Pandemi Covid-19 akan berakhir) pada 24 Juni mencapai 99%, dan 100% pada 7 September mendatang," demikian keterangan SUTD.

Dari penelitian tim SUTD, evolusi Covid-19 tidak sepenuhnya acak. Menurut mereka, seperti pandemi lain virus corona mengikuti pola siklus kehidupan dari wabah hingga fase akselerasi, titik infeksi, fase deakselerasi dan berhenti atau berakhir.

Mereka menyatakan, siklus kehidupan itu merupakan hasil perilaku perlawanan dan adaptif individu yang menghindari kontak fisik dan pemerintah yang memberlakukan isolasi wilayah dengan dukungan keterbatasan ekosistem alam.

Para peneliti SUTD mengaku optimistis dengan prediksi tanggal pandemi korona akan berakhir. “Tapi, dengan prediksi itu, tidak berarti mempelonggar disiplin dan kontrol jaga jarak sosial,” demikian keterangan para peneliti.

Selain Indonesia, SUTD juga memprediksi pandemi korona akan berakhir di Singapura secara 100% pada 8 Agustus dan Malaysia pada 7 Mei mendatang. Berbeda dengan itu, Kamboja dan Brunei Darussalam justru akan mengakhiri pandemi lebih cepat, yakni pada 21 April mendatang. Tak hanya negara-negara di Asia Tenggara, SUTD juga meneliti prediksi perkembangan virus korona di 27 negara. Merujuk penelitian tersebut, jumlah kasus penyebaran korona di dunia mulai mencapai 97% pada Mei mendatang. Adapun virus ini akan benar-benar lenyap 100% di dunia pada 8 Desember 2020.

Jabar Belum Temukan Solusi Tepat

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan bahwa pihaknya masih terus berupaya mencari solusi tepat untuk melawan pandemi Covid-19 seperti halnya pemerintah daerah lain di Indonesia. "Kami tidak memiliki teladan (solusi) yang pasti dalam menangani Covid-19. Setiap hari kami melakukan eksperimen di sana-sini, tapi kami coba menyimpulkan apa yang kami lakukan hingga kini," ungkap Kang Emil, panggilan akrabnya saat memberi paparan kepada perwakilan United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB di Indonesia melalui video conference di Bandung kemarin.

Menurut Emil, terdapat beberapa kebijakan yang selama ini sudah diterapkan Pemprov Jabar dalam penanganan pandemi Covid-19 yang disebutnya kebijakan proaktif. "Contohnya, Jabar adalah provinsi pertama yang melakukan tes berbasis metode PCR (polymerase chain reaction) ketika saat itu semua (uji) PCR dipusatkan di Jakarta," katanya.

Kebijakan lain, Pemprov Jabar selalu mengambil pendekatan ilmiah berdasarkan data dan ilmu pengetahuan. Pihaknya mengaku membuat kebijakan berdasarkan masukan para ahli, seperti berapa jumlah warga yang harus menjalani tes

Country Director of UNDP in Indonesia Christophe Bahuet mengakui bahwa Provinsi Jabar merupakan salah satu daerah yang paling terdampak Covid-19. UNDP pun melihat banyak respons baik yang dilakukan Jabar di bawah kepemimpinan Kang Emil. (Dita Angga/Andika H Mustaqim/Agung Bakti Sarasa)
(nun)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2077 seconds (0.1#10.140)