Masuk Kategori Terbaik Nasional, Perpustakaan Luwu Utara Dapat Penghargaan TPBIS
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Perpustakaan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan masuk katergori terbaik tingkat nasional dan menerima penghargaan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
“Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dispersipda) Luwu Utara masuk kategori terbaik tingkat nasional," kata Kepala Dispersipda Kabupaten Luwu Utara Maharuddin, Rabut (7/12/2022).
Penghargaan program TPBIS terbaik tahun ini diserahkan pada malam Apresiasi Peer Learning Meeting Nasional di kota Surabaya, Jawa Timur itu, merupakan yang kedua kalinya secara beruntun.
Ia mengatakan Dispersipda Luwu Utara secara intens melakukan pembinaan di setiap desa penerima manfaat dari Perpustakaan Nasional RI.“Tim TPBIS Luwu Utara ini rutin melakukan rapat koordinasi dan monitoring ke desa-desa untuk memantau keaktifan dan keterlibatan masyarakat,” ungkap dia
Ia menjelaskan, saat ini telah terjadi perubahan paradigma terkait fungsi perpustakaan. Perpustakaan saat ini bukan lagi sekadar tempat tumpukan buku dan tempat berkumpul membaca buku atau sekadar tempat mencari bahan-bahan referensi.
“Saat ini, perpustakaan sudah berbasis inklusi. Di mana perpustakaan juga dijadikan sebagai tempat untuk berlatih dan mengembangkan diri, menjadi tempat berinteraksi dengan komunitas sosial, serta working space tumbuhnya inovasi baru,” jelasnya.
Bahkan, lanjut dia, para pemustaka juga akan mampu menghasilkan produk-produk maupun jasa tertentu yang mampu mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan.
“Transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial ini menjadi sangat penting. Program ini diharapkan akan memberikan pengaruh langsung bagi masyarakat di dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat,” jelas Maharuddin.
“Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dispersipda) Luwu Utara masuk kategori terbaik tingkat nasional," kata Kepala Dispersipda Kabupaten Luwu Utara Maharuddin, Rabut (7/12/2022).
Penghargaan program TPBIS terbaik tahun ini diserahkan pada malam Apresiasi Peer Learning Meeting Nasional di kota Surabaya, Jawa Timur itu, merupakan yang kedua kalinya secara beruntun.
Ia mengatakan Dispersipda Luwu Utara secara intens melakukan pembinaan di setiap desa penerima manfaat dari Perpustakaan Nasional RI.“Tim TPBIS Luwu Utara ini rutin melakukan rapat koordinasi dan monitoring ke desa-desa untuk memantau keaktifan dan keterlibatan masyarakat,” ungkap dia
Ia menjelaskan, saat ini telah terjadi perubahan paradigma terkait fungsi perpustakaan. Perpustakaan saat ini bukan lagi sekadar tempat tumpukan buku dan tempat berkumpul membaca buku atau sekadar tempat mencari bahan-bahan referensi.
“Saat ini, perpustakaan sudah berbasis inklusi. Di mana perpustakaan juga dijadikan sebagai tempat untuk berlatih dan mengembangkan diri, menjadi tempat berinteraksi dengan komunitas sosial, serta working space tumbuhnya inovasi baru,” jelasnya.
Bahkan, lanjut dia, para pemustaka juga akan mampu menghasilkan produk-produk maupun jasa tertentu yang mampu mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan.
“Transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial ini menjadi sangat penting. Program ini diharapkan akan memberikan pengaruh langsung bagi masyarakat di dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat,” jelas Maharuddin.
(don)