Korea Selatan Sebut Kim Jong-un Masih Hidup
loading...
A
A
A
SEOUL - Kondisi pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, masih terus menjadi misteri. Kabar terbaru, para pejabat Korea Selatan (Korsel) menyebut Jong-un masih hidup dan sehat.
Korsel menyerukan hati-hati di tengah laporan yang menguat tentang kemungkinan Jong-un meninggal dunia atau sedang sakit keras. Apalagi, Korsel tidak mendeteksi adanya pergerakan yang tidak biasa di Korut.
Menteri Unifikasi Korsel Kim Yeon-chul mengungkapkan, pemerintah memiliki kapabilitas intelijen untuk mengatakan dengan percaya diri bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi di luar kebiasaan. Meskipun ada rumor dan spekulasi kematian dan kesehatannya, Kim Jong-un dilaporkan mengirimkan pesan hormat kepada para pekerja yang membangun resor wisata di Wonsan di mana kemungkinan dia berada saat ini.
“Posisi pemerintah kita sangat kuat,” kata penasihat luar negeri Presiden Korsel Moon Jae-in, Moon Chung-in, dilansir Reuters. “Kim Jong-un masih hidup dan sehat. Dia berada di wilayah Wonsan sejak 13 April lalu. Tidak ada pergerakan mencurigakan sejauh ini yang terdeteksi.”
Rumor tentang kematian Kim Jong-un semakin menguat setelah Wakil Direktur Hong Kong Satellite Television (HKSTV) Shijian Xingzou menyebut Jong-un telah meninggal dunia. "Berdasarkan sumber valid, pemimpin Korut itu telah meninggal dunia," kata Zingzou, dilansir Daily Mail.
Xingzou mengungkapkan hal tersebut pada media sosial China, Weibo, dengan jumlah follower 15 juta. Dia juga merupakan keponakan salah satu menteri luar negeri di Korut.
Media-media Jepang menyatakan Kim Jong-un berstatus “vegetative state” atau koma setelah dia menjalani operasi jantung pada awal bulan ini. Seperti dilaporkan Asia Times dan media lain, petugas medis China mengatakan kepada majalah Jepang bahwa Kim Jong-un dilaporkan jatuh ke lantai dan memegang dadanya saat melaksanakan kunjungan ke perdesaan. Seorang dokter yang mendampinginya melaksanakan pertolongan pertama dengan PCR dan menyelamatkannya ke rumah sakit terdekat.
Jika Jong-un dinyatakan meninggal, verifikasi resmi harusnya datang dari media resmi milik pemerintah. Namun, penundaan pengumuman kematian merupakan hal lazim di sana. Seperti diketahui, pengumuman kematian ayah Kim Jong-un, Kim Jong-il dan kakeknya, Kim Il-sung, tertunda selama empat hari. “Jika berbicara mengenai Korut, kamu tidak akan pernah mendapatkan kepastian hingga kamu mendengar berita dari negara itu sendiri,” kata David Maxwell, pakar Korut di Foundation for the Defense of Democracies.
Namun, para pejabat Korea Selatan (Korsel) dan China mengatakan kondisi Kim berbahaya. Mereka juga mendeteksi aktivitas yang tidak normal di Korut. Situs berita berbasis di Seoul, Daily NK, melaporkan dengan mengutip sumber anonim di Korut menyatakan Kim menjalani perawatan medis di Hyangsan, utara Pyongyang. “Kim dalam proses pemulihan setelah melaksanakan operasi kardiovaskular pada 12 April lalu,” demikian Daily NK.
Setelah itu, banyak media Korsel melaporkan dengan mengutip sumber yang enggan disebutkan namanya bahwa Kim Jong-un tinggal di kawasan Wonsan. Pada Jumat lalu (24/4), harian lokal Newsis mengutip sumber Korsel bahwa kereta khusus yang digunakan Jong-un berada di Wonsan, sedangkan pesawat pribadinya berada di Pyongyang. Newsis melaporkan Jong-un kemungkinan diamankan agar terhindar infeksi Covid-19.
Berbeda dengan itu, China mengirim tim medis ke Korut, termasuk pakar kesehatan untuk memeriksa kondisi kesehatannya. Tidak jelas kunjungan tim medis China menunjukkan kondisi kesehatan Kim.
Sementara itu, Reuters melaporkan berdasarkan citra satelit yang diperoleh dari 38 North, lembaga pemantau Korut berbasis di Washington, menyatakan kereta khusus milik Kim Jong-un terlihat pekan ini di sebuah resor. 38 North melaporkan, kereta itu berhenti di “stasiun kepemimpinan” di Wonsan pada 21-23 April lalu. Stasiun itu biasanya digunakan oleh keluarga Kim Jong-un.
Reuters belum bisa mengonfirmasi apakah kereta tersebut merupakan kereta Kim atau apakah dia berada di Wonsan. “Keberadaan kereta itu belum bisa membuktikan keradaan pemimpin Korut atau mengindikasi tentang kondisi kesehatannya,” demikian laporan North 38.
Melansir Newsweek, salah seorang pejabat senior Pentagon membenarkan adanya rumor mengenai meninggalnya Jon-Un. Namun, Pentagon masih akan memantau terus aktivitas di Korut, maupun pergerakan militer negara tersebut. "Dengan kehadiran kereta di Wonsan dan ketidakhadirannya dari dua peristiwa besar, tentu ada kredibilitas untuk melaporkan bahwa Jong-Un berada dalam kondisi kesehatan yang serius atau berpotensi meninggal," kata pejabat Pentagon yang tidak disebutkan namanya. Yang jelas, Pentagon mengungkapkan bahwa AS tetap mempertahankan kesiapan militer di semenanjung Korea untuk melindungi Korsel dari pergerakan militer Korut.
Spekulasi tentang kesehatan Kim Jong-un berkembang saat dia tidak hadir dalam ulang tahun Bapak Bangsa Korut dan kakeknya, Kim Il-sung, pada 15 April lalu. Media Korut melaporkan keberadaan Kim terakhir pada pertemuan 11 April lalu.
Sementara itu, mantan pejabat Partai Pekerja, Lee Jeong-ho, mengungkapkan bahwa Jong-un bisa saja terluka dalam proses pelaksanaan uji coba peluncuran misil yang dilaksanakan pada 14 April lalu. “Kim tidak hadir dalam laporan uji coba ketika tidak ada video peluncuran misil dan latihan tempur dilaksanakan. Itu menunjukkan adanya kemungkinan kecelakaan tak diprediksi seperti serpihan atau kebakaran,” katanya dalam artikel di harian Korsel, Dong-a Ilbo, dilansir Daily Mail.
Lee juga mengabaikan klaim yang melaporkan Jong-un mengalami koma setelah menjalani operasi jantung. “Laporan Jong-un dirawat di rumah sakit Mount Myohayng juga tidak benar karena dokternya berada di Pyongyang,” kata Lee. Bagaimanapun, peluncuran misil yang dilaksanakan di pantai timur Korut pada 14 April tidak bisa terlaksana tanpa persetujuan Kim.
The Washington Post melaporkan, rumor kematian Jong-un berakibat pada kepanikan warga di Pyongyang. Banyak orang membeli beras, rokok, ikan kaleng dalam jumlah besar. Banyak helikopter juga terbang rendah di Pyongyang. Itu menimbulkan ketakutan tersendiri bagi warga ibu kota.
Adik Perempuan Jong-un Jadi Sorotan
Pertanyaan tentang siapa pengganti Jong-un jika memang benar meninggal? Adik perempuan Jong-un, Kim Yo-jong, menjadi pusat perhatian karena dia adalah kandidat kuat yang akan menggantikan kakaknya. Forbes melaporkan, Yo-jong diprediksi kuat sebagai pengganti Jong-un.
Yo-jong mendapatkan perhatian internasional saat dia menghadiri Olimpiade 2018 di Pyeongchang, Korsel. Dia menjadi figur misterius yang diperkirakan usianya 30 tahun. Tidak ada keterangan resmi tentang siapa dan profil Yo-jong dari Pemerintah Korut.
Namun, Yo-jong dikenal sebagai anak kesayangan Kim Jong-il. The Washington Post melaporkan dia pernah bersekolah di Swiss dan ikut kursus tari balet sebelum kembali ke Korut pada awal 2000-an. Yo-jong kerap dijuluki sebagai “Ivanka Trump-nya Korut”. (Andika H Mustaqim)
Korsel menyerukan hati-hati di tengah laporan yang menguat tentang kemungkinan Jong-un meninggal dunia atau sedang sakit keras. Apalagi, Korsel tidak mendeteksi adanya pergerakan yang tidak biasa di Korut.
Menteri Unifikasi Korsel Kim Yeon-chul mengungkapkan, pemerintah memiliki kapabilitas intelijen untuk mengatakan dengan percaya diri bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi di luar kebiasaan. Meskipun ada rumor dan spekulasi kematian dan kesehatannya, Kim Jong-un dilaporkan mengirimkan pesan hormat kepada para pekerja yang membangun resor wisata di Wonsan di mana kemungkinan dia berada saat ini.
“Posisi pemerintah kita sangat kuat,” kata penasihat luar negeri Presiden Korsel Moon Jae-in, Moon Chung-in, dilansir Reuters. “Kim Jong-un masih hidup dan sehat. Dia berada di wilayah Wonsan sejak 13 April lalu. Tidak ada pergerakan mencurigakan sejauh ini yang terdeteksi.”
Rumor tentang kematian Kim Jong-un semakin menguat setelah Wakil Direktur Hong Kong Satellite Television (HKSTV) Shijian Xingzou menyebut Jong-un telah meninggal dunia. "Berdasarkan sumber valid, pemimpin Korut itu telah meninggal dunia," kata Zingzou, dilansir Daily Mail.
Xingzou mengungkapkan hal tersebut pada media sosial China, Weibo, dengan jumlah follower 15 juta. Dia juga merupakan keponakan salah satu menteri luar negeri di Korut.
Media-media Jepang menyatakan Kim Jong-un berstatus “vegetative state” atau koma setelah dia menjalani operasi jantung pada awal bulan ini. Seperti dilaporkan Asia Times dan media lain, petugas medis China mengatakan kepada majalah Jepang bahwa Kim Jong-un dilaporkan jatuh ke lantai dan memegang dadanya saat melaksanakan kunjungan ke perdesaan. Seorang dokter yang mendampinginya melaksanakan pertolongan pertama dengan PCR dan menyelamatkannya ke rumah sakit terdekat.
Jika Jong-un dinyatakan meninggal, verifikasi resmi harusnya datang dari media resmi milik pemerintah. Namun, penundaan pengumuman kematian merupakan hal lazim di sana. Seperti diketahui, pengumuman kematian ayah Kim Jong-un, Kim Jong-il dan kakeknya, Kim Il-sung, tertunda selama empat hari. “Jika berbicara mengenai Korut, kamu tidak akan pernah mendapatkan kepastian hingga kamu mendengar berita dari negara itu sendiri,” kata David Maxwell, pakar Korut di Foundation for the Defense of Democracies.
Namun, para pejabat Korea Selatan (Korsel) dan China mengatakan kondisi Kim berbahaya. Mereka juga mendeteksi aktivitas yang tidak normal di Korut. Situs berita berbasis di Seoul, Daily NK, melaporkan dengan mengutip sumber anonim di Korut menyatakan Kim menjalani perawatan medis di Hyangsan, utara Pyongyang. “Kim dalam proses pemulihan setelah melaksanakan operasi kardiovaskular pada 12 April lalu,” demikian Daily NK.
Setelah itu, banyak media Korsel melaporkan dengan mengutip sumber yang enggan disebutkan namanya bahwa Kim Jong-un tinggal di kawasan Wonsan. Pada Jumat lalu (24/4), harian lokal Newsis mengutip sumber Korsel bahwa kereta khusus yang digunakan Jong-un berada di Wonsan, sedangkan pesawat pribadinya berada di Pyongyang. Newsis melaporkan Jong-un kemungkinan diamankan agar terhindar infeksi Covid-19.
Berbeda dengan itu, China mengirim tim medis ke Korut, termasuk pakar kesehatan untuk memeriksa kondisi kesehatannya. Tidak jelas kunjungan tim medis China menunjukkan kondisi kesehatan Kim.
Sementara itu, Reuters melaporkan berdasarkan citra satelit yang diperoleh dari 38 North, lembaga pemantau Korut berbasis di Washington, menyatakan kereta khusus milik Kim Jong-un terlihat pekan ini di sebuah resor. 38 North melaporkan, kereta itu berhenti di “stasiun kepemimpinan” di Wonsan pada 21-23 April lalu. Stasiun itu biasanya digunakan oleh keluarga Kim Jong-un.
Reuters belum bisa mengonfirmasi apakah kereta tersebut merupakan kereta Kim atau apakah dia berada di Wonsan. “Keberadaan kereta itu belum bisa membuktikan keradaan pemimpin Korut atau mengindikasi tentang kondisi kesehatannya,” demikian laporan North 38.
Melansir Newsweek, salah seorang pejabat senior Pentagon membenarkan adanya rumor mengenai meninggalnya Jon-Un. Namun, Pentagon masih akan memantau terus aktivitas di Korut, maupun pergerakan militer negara tersebut. "Dengan kehadiran kereta di Wonsan dan ketidakhadirannya dari dua peristiwa besar, tentu ada kredibilitas untuk melaporkan bahwa Jong-Un berada dalam kondisi kesehatan yang serius atau berpotensi meninggal," kata pejabat Pentagon yang tidak disebutkan namanya. Yang jelas, Pentagon mengungkapkan bahwa AS tetap mempertahankan kesiapan militer di semenanjung Korea untuk melindungi Korsel dari pergerakan militer Korut.
Spekulasi tentang kesehatan Kim Jong-un berkembang saat dia tidak hadir dalam ulang tahun Bapak Bangsa Korut dan kakeknya, Kim Il-sung, pada 15 April lalu. Media Korut melaporkan keberadaan Kim terakhir pada pertemuan 11 April lalu.
Sementara itu, mantan pejabat Partai Pekerja, Lee Jeong-ho, mengungkapkan bahwa Jong-un bisa saja terluka dalam proses pelaksanaan uji coba peluncuran misil yang dilaksanakan pada 14 April lalu. “Kim tidak hadir dalam laporan uji coba ketika tidak ada video peluncuran misil dan latihan tempur dilaksanakan. Itu menunjukkan adanya kemungkinan kecelakaan tak diprediksi seperti serpihan atau kebakaran,” katanya dalam artikel di harian Korsel, Dong-a Ilbo, dilansir Daily Mail.
Lee juga mengabaikan klaim yang melaporkan Jong-un mengalami koma setelah menjalani operasi jantung. “Laporan Jong-un dirawat di rumah sakit Mount Myohayng juga tidak benar karena dokternya berada di Pyongyang,” kata Lee. Bagaimanapun, peluncuran misil yang dilaksanakan di pantai timur Korut pada 14 April tidak bisa terlaksana tanpa persetujuan Kim.
The Washington Post melaporkan, rumor kematian Jong-un berakibat pada kepanikan warga di Pyongyang. Banyak orang membeli beras, rokok, ikan kaleng dalam jumlah besar. Banyak helikopter juga terbang rendah di Pyongyang. Itu menimbulkan ketakutan tersendiri bagi warga ibu kota.
Adik Perempuan Jong-un Jadi Sorotan
Pertanyaan tentang siapa pengganti Jong-un jika memang benar meninggal? Adik perempuan Jong-un, Kim Yo-jong, menjadi pusat perhatian karena dia adalah kandidat kuat yang akan menggantikan kakaknya. Forbes melaporkan, Yo-jong diprediksi kuat sebagai pengganti Jong-un.
Yo-jong mendapatkan perhatian internasional saat dia menghadiri Olimpiade 2018 di Pyeongchang, Korsel. Dia menjadi figur misterius yang diperkirakan usianya 30 tahun. Tidak ada keterangan resmi tentang siapa dan profil Yo-jong dari Pemerintah Korut.
Namun, Yo-jong dikenal sebagai anak kesayangan Kim Jong-il. The Washington Post melaporkan dia pernah bersekolah di Swiss dan ikut kursus tari balet sebelum kembali ke Korut pada awal 2000-an. Yo-jong kerap dijuluki sebagai “Ivanka Trump-nya Korut”. (Andika H Mustaqim)
(nun)