11 Jam Lebih Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas Guguran, 12 Kali Letusan
loading...
A
A
A
LUMAJANG - Gunung Semeru mengalami erupsi dengan mengeluarkan awan panas guguran (APG). Awan panas itu teramati terjadi sejak Minggu dini hari (4/12/2022).
Petugas PGA Gunung Semeru Mukdas Sofian menjelaskan, sejak siang hingga pukul 18.00 WIB Minggu petang, dia mengakui terjadi sejumlah aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
Namun gunung sejauh ini masih tertutup kabut 0-II hingga 0-III, dengan asap kawah tidak teramati.
"Awan panas guguran terpantau muncul dari pukul 02.46 hingga 13.31 WIB dengan amplitudo maksimal 40 mm lama gempa 38.700 detik dengan jarak luncur kurang lebih 13 kilometer," tuturnya.
Secara kegempaan Gunung Semeru disebut Sofian, mengalami 22 kali letusan dengan amplitudo 10-35 mm, dengan durasi 60-140 detik, gempa guguran satu kali dengan amplitudo 17 mm, dengan durasi 210 detik.
"Dua kali aktivitas tremor harmonik, dengan amplitudo 3 - 12 mm, dengan durasi 26 - 105 detik. Saat ini status Gunung Semeru berada di level IV atau awas," ungkap dia.
Pihaknya meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak Gunung Semeru.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," ungkapnya.
Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Petugas PGA Gunung Semeru Mukdas Sofian menjelaskan, sejak siang hingga pukul 18.00 WIB Minggu petang, dia mengakui terjadi sejumlah aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
Namun gunung sejauh ini masih tertutup kabut 0-II hingga 0-III, dengan asap kawah tidak teramati.
"Awan panas guguran terpantau muncul dari pukul 02.46 hingga 13.31 WIB dengan amplitudo maksimal 40 mm lama gempa 38.700 detik dengan jarak luncur kurang lebih 13 kilometer," tuturnya.
Secara kegempaan Gunung Semeru disebut Sofian, mengalami 22 kali letusan dengan amplitudo 10-35 mm, dengan durasi 60-140 detik, gempa guguran satu kali dengan amplitudo 17 mm, dengan durasi 210 detik.
"Dua kali aktivitas tremor harmonik, dengan amplitudo 3 - 12 mm, dengan durasi 26 - 105 detik. Saat ini status Gunung Semeru berada di level IV atau awas," ungkap dia.
Pihaknya meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak Gunung Semeru.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," ungkapnya.
Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
(nic)