Didaftarkan ke Pesantren, RPA Perindo Berharap Kondisi Korban Pencabulan di Kediri Pulih

Selasa, 29 November 2022 - 05:15 WIB
loading...
Didaftarkan ke Pesantren,...
Ketua RPA Perindo, Jeannie Latumahina mendaftarkan korban pencabulan anak ke salah satu pondok pesantren Tahfizd Modern Al Iman di Desa Tiru Kidul, Gurah, Kediri, Jatim. Foto/iNews TV/Afnan Subagio
A A A
KEDIRI - Korban pencabulan anak di Kediri didaftarkan ke pondok pesantren oleh Relawan Perempuan dan Anak (RPA) Partai Perindo. Dengan mendapat pendidikan di pesantren diharapkan kondisi korban bisa pulih.

Pendampingan oleh RPA Perindo dengan fokus pemulihan kondisi korban dilakukan pasca sidang vonis terhadap para pelaku pencabulan anak.

RPA Perindo telah mendaftarkan korban ke Pondok Pesantren Tahfizd (penghafal Alquran), Al Iman di Desa Tiru Kidul, Kecamatan Gurah, Kediri.



Ketua RPA Perindo, Jeannie Latumahina saat silaturahmi ke Pesantren Tahfizd Al Iman menjelaskan, korban didaftarkan di pesantren untuk mengembalikan kondisinya agar kembali seperti umumnya anak-anak.

Jeannie datang ke pondok pesantren tersebut untuk mendaftarkan anak korban pencabulan bersama adiknya.



"Diharapkan dengan di masukkan ke pondok pesantren dapat memulihkan kejiwaan dan psikologi sang anak. Sehingga bisa memulai kehidupan barunya selayaknya anak-anak," katanya, Senin (28/11/2022).

Pengurus RPA Perindo juga melihat langsung kehidupan di Pondok Pesantren Tahfidz Alquran modern Al Imam, di mana masing-masing santri memiliki karakter yang bagus dan cerdas.



Prestasi itu dapat dilihat dari hasil sistem pembelajaran, serta berjejer puluhan trofi hasil dari beragam kompetisi meliputi lomba science, hafalan Alquran, dan matematika.

"Kami bekerja sama dengan pondok di sini. MP dan adiknya akan kami antarnya ke pondok ini. Sudah didaftarkan, dan minggu depan MP dan adiknya akan masuk ke pondok ini. Pembelajaran yang bagus di sini, mereka dapat bersosialisasi dan kembali dipulihkan ke dunia anak-anak," ujar Jeannie.

Pengurus Pondok Pesantren Tahfidz Alquran modern Al Imam, Ustadzah Reni Citasari menjelaskan, pendidikan yang dikelola memiliki sekolah formal yang dalam keseharian menggunakan bahasa Arab dan Inggris, serta menggunakan metode home schooling.

"Santri berasal dari Kediri dan berbagai daerah di Jatim, Jawa Tengah, Sumatera, dan Kalimantan," ungkapnya.

Para santri juga diajarkan tentang public speaking. Pondok pesantren yang berdiri sejak 2018 itu memiliki santri berkisar 150 anak dengan program unggulan mencetak penghafal Alquran.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2228 seconds (0.1#10.140)