Warga Mojokerto Demo, Tolak Proyek Overpass Perlintasan Sebidang KA

Kamis, 09 Juli 2020 - 06:56 WIB
loading...
Warga Mojokerto Demo, Tolak Proyek  Overpass Perlintasan Sebidang KA
Audiensi warga bersama pemerintah Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko, Mojokerto dan petugas PT KAI. Foto: SINDOnews/Tritus Julan.
A A A
MOJOKERTO - Ratusan warga di Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto , mengelar unjuk rasa di bantaran rel kereta api (KA). Mereka menolak rencana pembangunan overpass perlintasan sebidang KA di desa tersebut.

Aksi warga ini digelar sekira pukul 14.30 WIB. Ratusan warga mulai dari anak-anak sampai orang dewasa ikut dalam aksi demonstrasi kali ini. Dengan membawa poster tuntutan, warga melakukan long march berjalan kaki ke lokasi pembangunan rel KA ganda yang melintas di Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Sutrisno, 45, salah seorang warga mengungkapkan, aksi warga kali ini buntut rencana pembangunan overpass di perlintasan KA sebidang di desa tersebut. Lantaran, pembangunan overpass itu akan menyulitkan akses warga. Lantaran persimpangan KA sebidang di desa itu merupakan akses penghubung antar desa.

"Kita kemarin, mendapatkan gambaran atau desain kalau di lokasi itu akan dibangun penyebragan overpass. Maka itu, kami menuntut agar digantin menjadi underpass saja. Karena kalau overpass akan menyulitkan warga," kata Sutrisno, kepada awak media, Rabu (8/7/2020).

Menurut Sutrisno, warga sama sekali tidak dilibatkan dalam perencanaan pembangunan overpass di perlintasan sebidang di desa tersebut. Padahal selama ini, perlintasan sebidang tersebut menjadi akses warga baik anak-anak sekolah maupun para petani. Sehingga akan menyulitkan jika dibangun overpass.

"Kita hanya meminta terowongan (underpass) itu saja. Minimal sepeda motor, sepeda angin bisa melintas," imbuh Sutrisno.(Baca juga : Ormas Islam se Mojokerto Raya Demo Tolak RUU HIP dan TKA Chin a)

Menangapi tuntutan warga tersebut, Kordinator Pengawas Pengembangan Perkeretaan Jawa Timur, Reza Maulana bakal menampung dan menuruti permintaan warga. Kendati ia tak menampik jika dalam desain sebelumnya di lokasi tersebut akan dibangun overpass. Sebab, selama ini perlintasan KA di lokasi di Desa Mojoranu tidak berpalang pintu.

"Jadi untuk mengganti bangunan perlintasan sebidang yang sudah direncanakan sesuai aspirasi masyarakat nanti akan kita buatkan underpass," ungkap Reza.

Namun, pembangunan underpass itu juga dengan catatan. Sebab pembangunan underpass tentunya memiliki dampak tersendiri. Diantaranya berpotensi memunculkan genangan air di underpass itu sendiri. Pihak PT Kereta Api Indonesia meminta agar warga bersedia untuk memaklumi jika kedepannya terjadi genangan di underpass itu saat hujan melanda.

"Permintaan warga tidak terlalu jauh dari lokasi semula, nanti akan kita buatkan underpass yang tidak jauh dari balai desa. Masyarakat juga siap menanggung resiko. Kalau secara kajian, ingin bebas dari genaggan underpass berada pada sisi timur. Namun warga menolak karena terlalu jauh," tandas Reza.
(nun)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6111 seconds (0.1#10.140)