Suasana Haru Iringi Pelepasan Siswa Indonesia yang Bersekolah di Malaysia

Rabu, 08 Juli 2020 - 22:39 WIB
loading...
Suasana Haru Iringi Pelepasan Siswa Indonesia yang Bersekolah di Malaysia
Suasana haru nampak mewarnai pelepasan siswa yang bermukim di perbatasan Indonesia-Malaysia ini, persisnya di Desa Nanga Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, pada Rabu (8/7/2020). Foto/SINDOnews/Hendri Irawan
A A A
KAPUAS HULU - Setelah 3 bulan lebih belajar di rumah akibat dampak COVID-19 , puluhan siswa Indonesia yang bersekolah di Serawak, Malaysia untuk pertama kalinya kembali belajar di sekolah.

Suasana haru nampak mewarnai pelepasan siswa yang bermukim di perbatasan Indonesia-Malaysia ini, persisnya di Desa Nanga Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, pada Rabu (8/7/2020). Situasi ini juga tak luput dari perhatian tim MNC travel, yang kebetulan tengah melakukan kegiatan Eksplore Indonesia di PLBN Badau. (Baca juga: TNI Siap Kelola 165.000 Hektare Lahan Perbatasan untuk Antisipasi Krisis Pangan)
Suasana Haru Iringi Pelepasan Siswa Indonesia yang Bersekolah di Malaysia

Setelah mengurus administrasi dan pemeriksaan ketat petugas di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau, masing-masing pelajar yang mengenakan masker terlihat membawa sendiri tas besar berisi perlengkapannya. Orang tua pelajar bahkan mengantar sampai di pagar perbatasan Indonesia-Malaysia. (Baca juga: Jaga Keutuhan Teritori, Pemerintah Percepat Pembangunan Wilayah Perbatasan)

Tak hanya itu, para pimpinan dan petugas di lingkungan PLBN Badau bersama personel TNI di Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Indonesia juga ikut mengantar para siswa. Sayangnya, seluruh orang yang mengiringi tidak diperbolehkan mengantar sampai gerbang pos perbatasan Malaysia, yang berjarak sekitar 400 meter dari PLBN Badau.

"Baik-baik ya nak, belajar yang rajin. Jangan tinggalkan ibadah. Jangan lupa berkirim kabar," ujar seorang ibu yang tak kuasa menahan tangis sembari memeluk dan menciumi anaknya.

Perasaan sedih ibu bernama Hartati, 34, ini sangat wajar. Karena dalam 14 hari ke depan, dirinya harus berpisah dengan buah hatinya yang masih duduk di kelas 4 sekolah dasar (SD). Ini lantaran sang anak diharuskan dikarantina terlebih dahulu di pusat karantina COVID-19, yang berada di Teluk Antu, Serawak, Malaysia.

Protokol kesehatan ini tak hanya wajib diikuti pelajar, tapi semua orang yang melintas dan masuk atau menetap di wilayah Malaysia. "Walaupun sebenarnya daerah Badau, Kalimantan Barat ini kategori hijau atau tidak ditemukan kasus korona, tapi otoritas Malaysia tetap mewajibkan semua orang yang melintas dan masuk wilayah Malaysia untuk dikarantina selama 14 hari," ujar Kepala PLBN Badau Agato Litmat.

Sama halnya dengan Malaysia, lanjut Agato, pihaknya juga melakukan protokol ketat penanganan korona. "Walau tak dikarantina, tapi orang yang melintas di PLBN Badau tetap dicek kesehatannya, wajib memakai masker dan juga menjaga jarak," tegas Agato.

Sementara itu, Komandan Satgas Pamtas Indonesia-Malaysia, Yonif 133/YS, Korem 032 WB, Kodam 1 BB, Letkol Inf Hendra Cipta mengatakan, kendati selama pandemi aktivitas orang yang melintas perbatasan Indonesia-Malaysia nyaris tak ada, namun personelnya tetap rutin melakukan patroli dan memperketat pengawasan di sepanjang jalur perbatasan.

"Selama masa pandemi situasi di sepanjang jalur perbatasan Indonesia-Malaysia, terutama di PLBN Badau sangat kondusif. Karena masyarakat juga sudah sangat memahami protokol kesehatan, sehingga tidak banyak melakuk
an aktivitas di luar rumah," ujarnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1859 seconds (0.1#10.140)