Orang Tua Korban Bullying di SMP Baiturrahman Bandung Lapor Polisi
loading...
A
A
A
BANDUNG - Orang tua korban aksi perundungan atau bullying, di SMP Plus Baiturrahman, Kota Bandung, memilih jalur hukum terkait peristiwa yang menimpa anaknya. Hal itu ditempuh untuk membuat efek jera.
Yudarmi, ayah korban mengaku kecewa sekaligus terpukul atas perlakuan tak terpuji yang diterima anaknya itu. Terlebih, kata dia, anaknya pun kini mengalami trauma.
"Lanjut membuat laporan polisi," tegas Yudarmi, saat dikonfirmasi, Sabtu (19/11/2022).
Saat disinggung soal mediasi, Yudarmi kembali menegaskan, bahwa dia dan keluarganya tetap memilih melaporkan peristiwa yang dialami anaknya itu kepada polisi.
"Ini sedang membuat pengantar untuk visum, tetap jalur hukum," tegasnya lagi.
Ketegasan Yudarmi melaporkan peristiwa yang dialami anaknya kepada polisi juga didasari dugaan, bahwa anaknya kerap menjadi korban bullying teman-teman sekelasnya.
"Kalau yang sudah membahayakan, baru ini saja. Kalau biasa-biasa diludahi, dicoret bajunya penuh tinta sudah sering, teman-temannya ngomong juga," ungkapnya.
Akibat di-bully parah, Kamis (17/11/2022) lalu itu, kata Yudarmi, anaknya kini mengalami trauma, bahkan menjadi malas untuk bersekolah. Tidak hanya itu, anaknya pun masih merasa pusing setelah kepalanya ditendang pelaku.
"Sekarang masih ada pusing-pusing dan trauma, tadi pagi dia malas sekolah karena takut," ungkapnya.
Yudarmi pun mengaku kecewa terhadap pihak sekolah. Pasalnya, pascaperistiwa bullying tersebut terungkap, pihak sekolah sama sekali tidak memberikan pendampingan atau sekedar menjenguk anaknya.
"Tadi saya sudah ngomong ke kepala sekolah, saya mengajukan dua pilihan. Pertama, pelaku dikeluarkan atau anak saya yang saya tarik dan saya akan lanjut proses hukum," sambungnya.
"Tadi pihak sekolah sudah membuat keputusan, pelaku dirumahkan saja, jadi belajarnya di rumah saja karena paling kelas tiga sekolahnya cuma beberapa bulan lagi," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, warga kembali digegerkan kabar aksi perundungan atau bullying yang disebutkan menimpa salah satu siswa SMP di Kota Bandung.
Bahkan, akibat perlakuan bullying yang diterimanya, korban juga disebutkan pingsan hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Kabar aksi bullying tersebut terekam kamera video dan menyebar luas di media sosial (medsos).
Lihat Juga: Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Bebas dari Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying
Yudarmi, ayah korban mengaku kecewa sekaligus terpukul atas perlakuan tak terpuji yang diterima anaknya itu. Terlebih, kata dia, anaknya pun kini mengalami trauma.
"Lanjut membuat laporan polisi," tegas Yudarmi, saat dikonfirmasi, Sabtu (19/11/2022).
Saat disinggung soal mediasi, Yudarmi kembali menegaskan, bahwa dia dan keluarganya tetap memilih melaporkan peristiwa yang dialami anaknya itu kepada polisi.
"Ini sedang membuat pengantar untuk visum, tetap jalur hukum," tegasnya lagi.
Ketegasan Yudarmi melaporkan peristiwa yang dialami anaknya kepada polisi juga didasari dugaan, bahwa anaknya kerap menjadi korban bullying teman-teman sekelasnya.
"Kalau yang sudah membahayakan, baru ini saja. Kalau biasa-biasa diludahi, dicoret bajunya penuh tinta sudah sering, teman-temannya ngomong juga," ungkapnya.
Akibat di-bully parah, Kamis (17/11/2022) lalu itu, kata Yudarmi, anaknya kini mengalami trauma, bahkan menjadi malas untuk bersekolah. Tidak hanya itu, anaknya pun masih merasa pusing setelah kepalanya ditendang pelaku.
"Sekarang masih ada pusing-pusing dan trauma, tadi pagi dia malas sekolah karena takut," ungkapnya.
Yudarmi pun mengaku kecewa terhadap pihak sekolah. Pasalnya, pascaperistiwa bullying tersebut terungkap, pihak sekolah sama sekali tidak memberikan pendampingan atau sekedar menjenguk anaknya.
"Tadi saya sudah ngomong ke kepala sekolah, saya mengajukan dua pilihan. Pertama, pelaku dikeluarkan atau anak saya yang saya tarik dan saya akan lanjut proses hukum," sambungnya.
"Tadi pihak sekolah sudah membuat keputusan, pelaku dirumahkan saja, jadi belajarnya di rumah saja karena paling kelas tiga sekolahnya cuma beberapa bulan lagi," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, warga kembali digegerkan kabar aksi perundungan atau bullying yang disebutkan menimpa salah satu siswa SMP di Kota Bandung.
Bahkan, akibat perlakuan bullying yang diterimanya, korban juga disebutkan pingsan hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Kabar aksi bullying tersebut terekam kamera video dan menyebar luas di media sosial (medsos).
Lihat Juga: Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Bebas dari Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying
(san)