Gajah Mada dan Persaingan Menumpas Pemberontakan Sadeng

Minggu, 04 Januari 2015 - 05:00 WIB
Gajah Mada dan Persaingan Menumpas Pemberontakan Sadeng
Gajah Mada dan Persaingan Menumpas Pemberontakan Sadeng
A A A
PEMBERONTAKAN Sadeng yang terjadi 1331 M memunculkan persaingan di antara Gajah Mada dan Ra Kembar. Seperti apa ceritanya?

Cerita Pagi kali ini akan mengupas secara singkat cerita tentang pemberontakan Sadeng yang terjadi pada 1331 M.

Berdasarkan sejumlah sumber, Sadeng kini terletak Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Dr Purwadi dalam buku Sejarah Raja-Raja Jawa (Penerbit Media Abadi, 2007) menulis, pada 1331 terdengar kabar akan terjadi pemberontakan Sadeng ke Ibu Kota Majapahit.

Patih Mangkubumi pada waktu itu, Arya Tadah, sedang menderita sakit keras sehingga sukar berjalan. Namun, dia memaksakan diri menghadap Sang Prabu Putri Tribhuwana Tunggadewi.

Maksudnya adalah untuk memohon diri dan menyerahkan kembali jabatan Patih Mangkubumi. Akan tetapi, Sang Prabu Putri belum berkenan. Sepulang dari Istana, Patih Arya Tadah kemudian memanggil Gajah Mada. Arya Tadah meminta agar Gajah Mada memegang jabatan Patih Mangkubumi dan menumpas pemberontakan Sadeng.

Hal ini dengan pertimbangan kondisi fisik Arya Tadah yang sudah tidak memungkinkan mengemban tugas negara dan melihat kemampuan Gajah Mada yang begitu mumpuni.

Menyikapi permintaan tersebut, Gajah Mada berjanji menumpas pemberontakan Sadeng. Namun ia belum berkenan menjabat Patih Mangkubumi sebelum tugas tersebut tuntas. Arya Tadah menerima kerendahan hati Gajah Mada. Setelah menyanggupi menumpas pemberontakan Sadeng, Gajah Mada mengatur strategi.

Namun, saat itu ada seorang tokoh prajurit yang merasa selalu bersaing dengan Gajah Mada. Dia bernama Ra Kembar. Seperti dikutip dari wikipedia, menurut Pararaton terjadi persaingan antara Gajah Mada dan Ra Kembar dalam memperebutkan posisi panglima penumpasan pemberontakan Sadeng.

Bersama pasukannya, Ra Kembar mendahului berangkat ke Sadeng. Dia ingin mencari perhatian di hadapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Padahal, saat itu, Gajah Mada dan Adityawarman disebut sedang melakukan upaya diplomasi dengan Sadeng agar wilayah dapat tunduk tanpa menumpahkan darah.

Patih Arya Tadah marah setelah mendengar kabar Ra Kembar mendahului perang. Penumpasan pemberontakan Sadeng menjadi kacau.

Seorang utusan pun dikirim untuk menemui Ra Kembar agar mengurungkan niatnya dan membawa kembali pasukan yang dibawanya. Tetapi, Ra Kembar menolak. Alasannya, apa yang dilakukannya itu semata-mata demi negara.

Pertempuran tak terelakkan. Dalam beberapa hari pertempuran, jumlah pasukan yang dipimpin Ra Kembar menyusut. Majapahit kian terdesak.

Nah, soal siapa yang akhirnya sukses memimpin penumpasan pemberontakan Sadeng pun ada beberapa versi. Ada yang menyebut Tribhuwana Tunggadewi berangkat sebagai panglima menyerang Sadeng. Dia didampingi sepupunya, Adityawarman.

Ada juga yang menyebut kolaborasi Tribhuwana Tunggadewi, Gajah Mada, dan Adityawarman yang sukses menumpas pemberontakan Sadeng.

Sementara, Dr Purwadi dalam buku Sejarah Raja-Raja Jawa menulis bahwa yang berhasil menumpas pemberontakan Sadeng adalah Adityawarman. Dia adalah sahabat Gajah Mada dari tanah Melayu, yang waktu itu sedang berkunjung ke Jawa.

Adityawarman mengambil peranan untuk menyelamatkan muka Gajah Mada di hadapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi dan Arya Tadah. Dia bersama pasukannya tiba-tiba sudah sampai di Sadeng dan segera menuju sarang pemberontak.

Sadeng tidak siap dengan kedatangan musuh yang sangat tiba-tiba. Para pemberontak Sadeng
menyangka yang akan maju ke medan perang adalah Gajah Mada. Namun, yang muncul malah Adityawarman dan pasukannya. Karena itu, dalam waktu singkat, Sadeng berhasil dilumpuhkan oleh Adityawarman.

Gajah Mada pun berterima kasih kepada Adityawarman. Karena, dengan ditumpasnya pemberontakan Sadeng, dia diangkat menjadi Mahapatih.

Sumber: Buku Sejarah Raja-Raja Jawa karya Dr Purwadi (Penerbit Media Abadi, 2007), wikipedia, dan http://grenden-cyber.blogspot.com).
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0790 seconds (0.1#10.140)