Hadapi Ancaman Resesi 2023, Jabar Siapkan BLT Korban PHK

Jum'at, 18 November 2022 - 16:17 WIB
loading...
Hadapi Ancaman Resesi...
Pemprov Jabar menyiapkan sekema BLT, bagi para pekerja yang terkena PHK akibat resesi ekonomi 2023. Foto/Ilustrasi
A A A
BANDUNG - Ancaman resesi ekonomi sudah ada di depan mata. Diprediksi, dampak resesi ekonomi akan terasa pada 2023. Menghadapi ancaman resesi ekonomi, Pemprov Jawa Barat menyiapkan sekema bantuan langsung tunai (BLT).



BLT tersebut bakal diberikan kepada para pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), akibat dampak resesi. "Kepada yang terdampak langsung, kena PHK oleh perusahaan yang perdagangannya global karena pesanan turun, pabrik kurangi produksi. Nah, nanti ada BLT," ujar Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, Jumat (18/11/2022).



Menurut Kang Emil, demikian Gubernur Jawa Barat tersebut akrab disapa, pekerja yang berpotensi terkena PHK mayoritas bekerja di sektor padat karya, seperti perusahaan tekstil yang perdagangannya global.



Pasalnya, saat resesi melanda global, pesanan barang akan menurun, sehingga pabrik mengurangi jumlah produksi yang dampaknya pada pengurangan karyawan. "Yang terdampak biasanya yang berhubungan dengan padat karya, tekstil dan lainnya," kata Kang Emil.

Menurutnya, BLT direncanakan disalurkan saat ada pengumuman resmi kondisi kedaruratan. Pihaknya mengaku, sudah mengalokasikan BLT dari anggaran Biaya Tak Terduga dan Dana Transfer Umum sebesar dua persen.

"BLT ini sesuai dengan kondisi saat ada pengumuman kondisi kedaruratan, anggarannya dari BTT (Biaya Tak Terduga) dan Dana Transfer Umum dua persen sudah dialokasikan," terangnya.



Diketahui, Indonesia diprediksi akan mengalami resesi ekonomi di tahun 2023, namun dampaknya tidak terlalu signifikan karena pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap terjaga.

Menurut Kang Emil, mayoritas ekonom dunia yang dimintai pendapat menyatakan, Indonesia tak akan mengalami resesi terlalu besar. Negara-negara di zona Asia relatif lebih kecil terkena resesi dibandingkan dengan negara di luar zona Asia.

"Diprediksi tahun depan terjadi resesi, khsususnya negara di luar zona Asia. Zona Asia relatif tak akan terlalu terkena resesi . Dari 100 persen ekonomi dunia yang dimintai pendapat pun, 90 persennya menyatakan Indonesia tak akan terdampak terlalu besar," jelasnya.



Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, selain pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tumbuh positif, kesenjangan dengan angka inflasi pun tidak terlalu jauh. Artinya, kenaikan harga masih terkendali. "Pertumbuhan ekonomi kita masih positif, gap dengan inflasi juga tidak terlalu jauh, artinya kenaikan harga masih terkendali," ujarnya.

Begitu pula di Jabar, pertumbuhan ekonomi di kuartal III tahun ini hampir menyentuh enam persen. Menurut dia, meningkatnya inflasi lebih karena dipengaruhi oleh harga bahan bakar minyak (BBM). Sedangkan harga sembako di pasar-pasar tradisional di Jabar masih terkendali.

"Jabar juga mewakili, kita tumbuh tertinggi di kuartal III hampir enam persen pertumbuhan ekonominya. Inflasi tinggi lebih karena BBM, bukan sembako," pungkas Kang Emil.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1536 seconds (0.1#10.140)