Dialog dengan Mitra POP, Mendikbudristek: Guru Sangat Berpengaruh dalam Revolusi Pendidikan
loading...
A
A
A
PADANG - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ( Mendikbudristek ), Nadiem Anwar Makarim melakukan dialog
dengan para mitra Program Organisasi Penggerak (POP) di SMA Negeri 3 Kota Padang, Sumatra Barat, Kamis (17/11/2022).
Sebanyak 108 pemangku kepentingan program-program penggerak dari Ikatan Guru Indonesia (IGI), Kepala Sekolah Sekolah Pengerak, Guru Penggerak, Pengajar Praktik, dan Fasilitator Pogram Guru Penggerak antusian mengikuti dialog tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Nadiem menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah berjuang secara total. “Luar biasa saya melihat animo dari gerakan bersama ini. Gerakan ini, obornya akan diangkat oleh bapak dan ibu ini. Ujung transformasi ada di bapak dan ibu masing-masing,” ucap Menteri Nadiem.
Nadiem mengatakan bahwa guru sangat berpengaruh dalam revolusi pendidikan. Apa yang dilakukan para penggerak ini merupakan persiapan untuk menghadapi revolusi pendidikan. “Guru yang baik adalah guru yang terus belajar, banyak bertanya, banyak mencoba, dan banyak berkarya,” tegas Nadiem.
Pada kesempatan dialog ini, para guru dan kepala sekolah penggerak juga menyampaikan apresiasinya terhadap program-program penggerak yang sudah berjalan sejak tahun 2020 itu.
Tri Susilawati, alumni Guru Penggerak Angkatan 1 menyampaikan bahwa melalui program guru penggerak, guru-guru dapat mengubah paradigma pendidikan dengan mengangkat derajat anak dan menjadi pemimpin pembelajaran untuk membentuk karakter anak sesuai profil pelajar pancasila.
“Di sini kita diubah untuk dapat membentuk karakter yang lebih baik dimulai dari diri sendiri kemudian dikembangkan dan juga menjadi pribadi yang mengayomi anak sehingga anak didik bisa lebih dekat ke kita,” akunya.
Hal serupa juga disampaikan Oktrina Noviza, alumni Guru Penggerak Angkatan 1 dan Fasilitator PGP. Ia mengatakan bahwa program Guru Penggerak merupakan program yang luar biasa karena dapat mengubah mindset guru untuk membawa transformasi pendidikan menjadi nyata.
“Mindset yang sebelumnya hanya berfikir defisit, sekarang mulai berpikir aset bagaimana menggali potensi yang ada untuk kemajuan dengan melakukan aksi nyata,” ucap Oktrina.
Sementara itu Kepala SMA Negeri 3 Kota Padang, Ifna Sukni menyatakan program guru penggerak berkolaborasi dengan program kepala sekolah penggerak dan sekolah penggerak dapat menciptakan pendidikan yang lebih maju ke depan dengan mengembangkan potensi siswa.
“Melalui program-program penggerak ini, kita dapat mengetahui karakteristik siswa dengan potensi, minat, dan bakatnya yang beragam sehingga kita berharap potensi siswa dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi,” jelas Ifna.
dengan para mitra Program Organisasi Penggerak (POP) di SMA Negeri 3 Kota Padang, Sumatra Barat, Kamis (17/11/2022).
Sebanyak 108 pemangku kepentingan program-program penggerak dari Ikatan Guru Indonesia (IGI), Kepala Sekolah Sekolah Pengerak, Guru Penggerak, Pengajar Praktik, dan Fasilitator Pogram Guru Penggerak antusian mengikuti dialog tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Nadiem menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah berjuang secara total. “Luar biasa saya melihat animo dari gerakan bersama ini. Gerakan ini, obornya akan diangkat oleh bapak dan ibu ini. Ujung transformasi ada di bapak dan ibu masing-masing,” ucap Menteri Nadiem.
Nadiem mengatakan bahwa guru sangat berpengaruh dalam revolusi pendidikan. Apa yang dilakukan para penggerak ini merupakan persiapan untuk menghadapi revolusi pendidikan. “Guru yang baik adalah guru yang terus belajar, banyak bertanya, banyak mencoba, dan banyak berkarya,” tegas Nadiem.
Pada kesempatan dialog ini, para guru dan kepala sekolah penggerak juga menyampaikan apresiasinya terhadap program-program penggerak yang sudah berjalan sejak tahun 2020 itu.
Tri Susilawati, alumni Guru Penggerak Angkatan 1 menyampaikan bahwa melalui program guru penggerak, guru-guru dapat mengubah paradigma pendidikan dengan mengangkat derajat anak dan menjadi pemimpin pembelajaran untuk membentuk karakter anak sesuai profil pelajar pancasila.
“Di sini kita diubah untuk dapat membentuk karakter yang lebih baik dimulai dari diri sendiri kemudian dikembangkan dan juga menjadi pribadi yang mengayomi anak sehingga anak didik bisa lebih dekat ke kita,” akunya.
Hal serupa juga disampaikan Oktrina Noviza, alumni Guru Penggerak Angkatan 1 dan Fasilitator PGP. Ia mengatakan bahwa program Guru Penggerak merupakan program yang luar biasa karena dapat mengubah mindset guru untuk membawa transformasi pendidikan menjadi nyata.
“Mindset yang sebelumnya hanya berfikir defisit, sekarang mulai berpikir aset bagaimana menggali potensi yang ada untuk kemajuan dengan melakukan aksi nyata,” ucap Oktrina.
Sementara itu Kepala SMA Negeri 3 Kota Padang, Ifna Sukni menyatakan program guru penggerak berkolaborasi dengan program kepala sekolah penggerak dan sekolah penggerak dapat menciptakan pendidikan yang lebih maju ke depan dengan mengembangkan potensi siswa.
“Melalui program-program penggerak ini, kita dapat mengetahui karakteristik siswa dengan potensi, minat, dan bakatnya yang beragam sehingga kita berharap potensi siswa dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi,” jelas Ifna.
(don)