Korban Patah Kaki Tragedi Kanjuruhan Nekat Cari Keadilan ke Jakarta
loading...
A
A
A
MALANG - Vicki Eka Saputra, salah satu korban tragedi Kanjuruhan nekat berangkat ke Jakarta untuk mencari keadilan. Ia adalah satu dari ribuan korban luka yang menuntut keadilan dari negara pascatragedi yang merenggut 135 nyawa ini.
Kendati masih belum sembuh sepenuhnya karena patah kaki yang dialaminya, ia tetap memutuskan berangkat ditemani keluarga temannya yang juga menjadi korban. Saat berjalan pun Vicki terpaksa dipapah temannya karena masih kesulitan melangkah.
Siswa kelas XII SMK ini mengaku tak puas dengan penanganan perkara tragedi Kanjuruhan selama sebulan lebih ini. "Saya ingin mencari keadilan seadil-adilnya," kata Vicki sesaat sebelum keberangkatannya dari Posko Tim Gabungan Aremania di kantor KNPI, Kota Malang, Rabu (16/11/2022) malam.
Dengan menahan sakit, Vicki mengaku nekat berangkat ke Jakarta demi memperjuangkan nasib dua sahabatnya yang meninggal dunia saat menonton pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya. Ia pun menjadi saksi bagaimana kedua sahabatnya itu meregang nyawa setelah laga pada Sabtu malam (1/10/2022) lalu.
"Karena saya ingin supaya tragedi cepat selesai. Masalah kelar. Karena dua teman saya sudah meninggal dunia," ungkap Vicki dengan mata berkaca-kaca.
Dirinya mengaku sempat dipanggil oleh penyidik Polda Jawa Timur ke Surabaya. Namun karena masih dalam keadaan sakit dan takut, ia berkonsultasi dengan tim kuasa hukum sehingga memutuskan tidak jadi berangkat ke Surabaya.
"Sebenarnya saya mau dikirim ke Polda Jatim. Tapi saya bilang gak bisa. Awalnya saya takut. Kemudian saya didampingi sama lawyer," terangnya.
Vicki saat melihat pertandingan di tribun 12 di malam nahas itu, namun pascapertandingan ia terkejut ketika ada tembakan gas air mata ke tribun tempatnya menonton.
Hal inilah yang membuatnya dan penonton lainnya panik, kakinya sempat terjepit dan bergelantungan di pagar pembatas tribun.
"Suasananya saat itu berdesak-desakan. Saya bergelantungan, karena kaki saya terjepit pagar. Di pintu 12 juga hanya ada satu pintu yang terbuka," terangnya.
Saat itu ia juga melihat banyak Aremania yang berdesak-desakan mencari jalan keluar. Hal inilah yang memicu mereka terinjak-injak sehingga memakan korban jiwa.
Kini dengan kondisinya yang semakin membaik membuat Vicki perlahan mulai bisa berjalan. Namun ia mengakui tak masuk sekolah 40 hari karena masih trauma dan menjalani perawatan pasca luka-luka.
"Akibat luka ini sekolah terganggu. Saya libur sebulan lebih 10 hari. Baru masuk empat hari kemarin," tuturnya.
Baca: Anto Baret Temani Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Laporkan Mantan Kapolda Jawa Timur ke Polisi.
Dirinya baru bisa masuk sekolah dan mengikuti pembelajaran selama empat hari belakangan ini. Namun ia memutuskan untuk izin kembali guna berangkat ke Jakarta mencari keadilan. "Berangkat untuk mencari keadilan di Jakarta," tukasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sebanyak 50 orang korban tragedi Kanjuruhan berangkat ke Jakarta pada Rabu petang. Keberangkatan mereka untuk mencari keadilan dan melaporkan ke sejumlah lembaga negara mulai dari Komisi III DPR RI, Komnas HAM, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), hingga Bareskrim Mabes Polri.
Baca Juga: Bikin Merinding, 137 Keranda Jenazah Melingkar di Bundaran Tugu Malang.
Keberangkatan mereka didampingi tim hukum dan Tim Gabungan Aremania (TGA). Mereka rencananya berada di Jakarta hingga Sabtu (19/11/2022). Laporan yang dilayangkan terkait proses penanganan hukum tragedi Kanjuruhan yang dinilai lambat dan belum mencerminkan keadilan.
Kendati masih belum sembuh sepenuhnya karena patah kaki yang dialaminya, ia tetap memutuskan berangkat ditemani keluarga temannya yang juga menjadi korban. Saat berjalan pun Vicki terpaksa dipapah temannya karena masih kesulitan melangkah.
Siswa kelas XII SMK ini mengaku tak puas dengan penanganan perkara tragedi Kanjuruhan selama sebulan lebih ini. "Saya ingin mencari keadilan seadil-adilnya," kata Vicki sesaat sebelum keberangkatannya dari Posko Tim Gabungan Aremania di kantor KNPI, Kota Malang, Rabu (16/11/2022) malam.
Dengan menahan sakit, Vicki mengaku nekat berangkat ke Jakarta demi memperjuangkan nasib dua sahabatnya yang meninggal dunia saat menonton pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya. Ia pun menjadi saksi bagaimana kedua sahabatnya itu meregang nyawa setelah laga pada Sabtu malam (1/10/2022) lalu.
"Karena saya ingin supaya tragedi cepat selesai. Masalah kelar. Karena dua teman saya sudah meninggal dunia," ungkap Vicki dengan mata berkaca-kaca.
Dirinya mengaku sempat dipanggil oleh penyidik Polda Jawa Timur ke Surabaya. Namun karena masih dalam keadaan sakit dan takut, ia berkonsultasi dengan tim kuasa hukum sehingga memutuskan tidak jadi berangkat ke Surabaya.
"Sebenarnya saya mau dikirim ke Polda Jatim. Tapi saya bilang gak bisa. Awalnya saya takut. Kemudian saya didampingi sama lawyer," terangnya.
Vicki saat melihat pertandingan di tribun 12 di malam nahas itu, namun pascapertandingan ia terkejut ketika ada tembakan gas air mata ke tribun tempatnya menonton.
Hal inilah yang membuatnya dan penonton lainnya panik, kakinya sempat terjepit dan bergelantungan di pagar pembatas tribun.
"Suasananya saat itu berdesak-desakan. Saya bergelantungan, karena kaki saya terjepit pagar. Di pintu 12 juga hanya ada satu pintu yang terbuka," terangnya.
Saat itu ia juga melihat banyak Aremania yang berdesak-desakan mencari jalan keluar. Hal inilah yang memicu mereka terinjak-injak sehingga memakan korban jiwa.
Kini dengan kondisinya yang semakin membaik membuat Vicki perlahan mulai bisa berjalan. Namun ia mengakui tak masuk sekolah 40 hari karena masih trauma dan menjalani perawatan pasca luka-luka.
"Akibat luka ini sekolah terganggu. Saya libur sebulan lebih 10 hari. Baru masuk empat hari kemarin," tuturnya.
Baca: Anto Baret Temani Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Laporkan Mantan Kapolda Jawa Timur ke Polisi.
Dirinya baru bisa masuk sekolah dan mengikuti pembelajaran selama empat hari belakangan ini. Namun ia memutuskan untuk izin kembali guna berangkat ke Jakarta mencari keadilan. "Berangkat untuk mencari keadilan di Jakarta," tukasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sebanyak 50 orang korban tragedi Kanjuruhan berangkat ke Jakarta pada Rabu petang. Keberangkatan mereka untuk mencari keadilan dan melaporkan ke sejumlah lembaga negara mulai dari Komisi III DPR RI, Komnas HAM, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), hingga Bareskrim Mabes Polri.
Baca Juga: Bikin Merinding, 137 Keranda Jenazah Melingkar di Bundaran Tugu Malang.
Keberangkatan mereka didampingi tim hukum dan Tim Gabungan Aremania (TGA). Mereka rencananya berada di Jakarta hingga Sabtu (19/11/2022). Laporan yang dilayangkan terkait proses penanganan hukum tragedi Kanjuruhan yang dinilai lambat dan belum mencerminkan keadilan.
(nag)