Makam Ayahanda WR Soepratman Pencipta Lagu Indonesia Raya Ternyata Ada di Pemalang
loading...
A
A
A
PEMALANG - Banyak masyarakat Kota Pemalang tidak mengetahui jika di wilayahnya ada makam ayahanda seorang pahlawan nasional. Yaitu makam ayahnda Wage Rudolf (WR) Soepratman yang juga pencipta lagu kebangsaan 'Indonesia Raya'.
Wage Rudolf Soepratman atau WR Soepratman, pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, lahir pada tanggal 19 maret 1903 dan meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938.
Multi profesi yang dimiliki WR Soepratman selama hidupnya dari menjadi wartawan atau penulis, uru, violinis dan komponis digeluti selama masa penjajahan Belanda.
Selain lebih dikenal sebagai pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, WR Soepratman juga pencipta lagu-lagu nasional seperti lagu 'Ibu Kita Kartini.'
WR Soepratman juga sebagai anggota Band kenamaan pada masa itu, yakni Black and White Jazz Band.
Tanggal lahir pertamanya adalah 9 maret meski kemudian di revisi menjadi 19 maret 1903.kemudian tanggal 9 Maret ditetapkan menjadi hari musik Nasional ,atas berkat segudang jasanya bagi negara, kemudian diberikan gelar "Pahlawan Nasional Indonesia".
Aktifitas perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah dilakukan WR Soepratman sudah lama sejak usianya beranjak remaja.
WR Soepratman lahir di Purworejo, kemudian pindah ke Makassar, Bandung, Wajo (Kota Sengkang)dan beberapa kota lainnya di Indonesia, terakhir menetap di Surabaya hingga akhir hayatnya, dimakamkan di daerah Tambaksari Surabaya.
Ayahanda WR Soepratman bernama Raden Djoemeno Senin Sastrosoehardjo alias Abdoel Moein dan ibunya bernama Siti Senen.
Raden Djoemeno Senen Sastrosoehardjo, meningal dan dimakamkan di kota Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di komplek makam Ancak Suci yang berada di Jalan Pemuda, depan kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pemalang.
Di sekitar komplek makam Ancak Suci yang berada di tengah kota Pemalang tersebut banyak berdiri bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda, baik sekolahan maupun gedung perkantoran, yang mana saling berhimpitan dengan komplek hunian warga.
Menurut Slamet atau yang akrab dipanggil Mbah Aa oleh warga sekitar, ketika ditemui tim MNC Portal, Senin (7/11/2022) mengatakan, jika makam ayahanda WR Soepratman jarang dikunjungi oleh ahli warisnya.
"Dulu pernah ada informasi jika akan ada ahli warisnya yang akan berkunjung dari Purworejo ke makam Ancak Suci sini," ujarnya.
Baca: Bunga Bangkai Tumbuh di Pekarangan Rumah Warga Cimahi.
Lebih lanjut, Slamet menjelaskan terkait keberadaan makam ayahanda WR Soepratman bahwa benar infomasinya memang begitu, almarhum Raden Djoemeno Senen Sastrosoehardjo di makamkan di Ancak suci.
Menurut mbah Slamet, jika yang menjadi juru kunci makam adalah almarhum mbah Dasikin, orang'tuanya, kemudian dirinya ditunjuk sebagai juru kunci pengganti, akan tetapi drinya tidak mau, sehingga dirinya menunjuk mbah Wardi sebagai juru kunci sampai kemudian mbah Wardi meninggal dunia.
Baca Juga: Bentrok Geng Motor di Cimahi Bikin Resah, Warga Sebut Pelaku dari Luar Kota.
Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang, Aji Suwarso mengatakan, bahwa kabar keberadaan makam ayahanda WR Soepratman di komplek makam Ancak Suci yang berada di tengah kota Pemalang memang benar.
"Ketika saya menjadi Kepala Sekolah pernah menemui keluarganya di komplek Sekolah Dasar (SD) yang berada di Kecamatan Randudongkal," pungkasnya.
Wage Rudolf Soepratman atau WR Soepratman, pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, lahir pada tanggal 19 maret 1903 dan meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938.
Multi profesi yang dimiliki WR Soepratman selama hidupnya dari menjadi wartawan atau penulis, uru, violinis dan komponis digeluti selama masa penjajahan Belanda.
Selain lebih dikenal sebagai pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, WR Soepratman juga pencipta lagu-lagu nasional seperti lagu 'Ibu Kita Kartini.'
WR Soepratman juga sebagai anggota Band kenamaan pada masa itu, yakni Black and White Jazz Band.
Tanggal lahir pertamanya adalah 9 maret meski kemudian di revisi menjadi 19 maret 1903.kemudian tanggal 9 Maret ditetapkan menjadi hari musik Nasional ,atas berkat segudang jasanya bagi negara, kemudian diberikan gelar "Pahlawan Nasional Indonesia".
Aktifitas perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah dilakukan WR Soepratman sudah lama sejak usianya beranjak remaja.
WR Soepratman lahir di Purworejo, kemudian pindah ke Makassar, Bandung, Wajo (Kota Sengkang)dan beberapa kota lainnya di Indonesia, terakhir menetap di Surabaya hingga akhir hayatnya, dimakamkan di daerah Tambaksari Surabaya.
Ayahanda WR Soepratman bernama Raden Djoemeno Senin Sastrosoehardjo alias Abdoel Moein dan ibunya bernama Siti Senen.
Raden Djoemeno Senen Sastrosoehardjo, meningal dan dimakamkan di kota Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di komplek makam Ancak Suci yang berada di Jalan Pemuda, depan kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pemalang.
Di sekitar komplek makam Ancak Suci yang berada di tengah kota Pemalang tersebut banyak berdiri bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda, baik sekolahan maupun gedung perkantoran, yang mana saling berhimpitan dengan komplek hunian warga.
Menurut Slamet atau yang akrab dipanggil Mbah Aa oleh warga sekitar, ketika ditemui tim MNC Portal, Senin (7/11/2022) mengatakan, jika makam ayahanda WR Soepratman jarang dikunjungi oleh ahli warisnya.
"Dulu pernah ada informasi jika akan ada ahli warisnya yang akan berkunjung dari Purworejo ke makam Ancak Suci sini," ujarnya.
Baca: Bunga Bangkai Tumbuh di Pekarangan Rumah Warga Cimahi.
Lebih lanjut, Slamet menjelaskan terkait keberadaan makam ayahanda WR Soepratman bahwa benar infomasinya memang begitu, almarhum Raden Djoemeno Senen Sastrosoehardjo di makamkan di Ancak suci.
Menurut mbah Slamet, jika yang menjadi juru kunci makam adalah almarhum mbah Dasikin, orang'tuanya, kemudian dirinya ditunjuk sebagai juru kunci pengganti, akan tetapi drinya tidak mau, sehingga dirinya menunjuk mbah Wardi sebagai juru kunci sampai kemudian mbah Wardi meninggal dunia.
Baca Juga: Bentrok Geng Motor di Cimahi Bikin Resah, Warga Sebut Pelaku dari Luar Kota.
Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang, Aji Suwarso mengatakan, bahwa kabar keberadaan makam ayahanda WR Soepratman di komplek makam Ancak Suci yang berada di tengah kota Pemalang memang benar.
"Ketika saya menjadi Kepala Sekolah pernah menemui keluarganya di komplek Sekolah Dasar (SD) yang berada di Kecamatan Randudongkal," pungkasnya.
(nag)