Covid-19 Kembali Melonjak, Capaian Vaksinasi Sumsel Masih Rendah
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Kasus Covid-19 di Sumatera Selatan ( Sumsel ) kembali melonjak, sementara capaian vaksinasi di wilayah itu tercatat masih rendah.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumsel, dari total 7,2 juta sasaran vaksinasi Covid-19, untuk vaksinasi dosis satu baru mencapai 85,1 persen.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Sumsel, Yusri mengatakan, untuk vaksinasi dosis kedua di Sumsel baru mencapai 67,9 persen, vaksinasi booster dosis satu 24,5 persen dan vaksinasi dosis booster dua bagi tenaga kesehatan baru mencapai 37,65 persen.
Baca juga: Kemenkes Prediksi Puncak Gelombang Covid-19 Varian XBB Terjadi Akhir Tahun
"Semua daerah harus benar-benar memaksimalkan vaksinasi Covid-19, agar herd immunity dapat terwujud dan dapat menekan potensi bertambahnya kasus Covid-19 di Sumsel," ujar Yusri, Selasa (8/10/2022).
Saat ini, lanjut Yusri, penambahan jumlah kasus Covid-19 menunjukkan tren melonjak. Tercatat ada penambahan 57 kasus Covid-19 di Sumsel. Kasus terbanyak ditemukan di Palembang, yakni mencapai 37 kasus.
Kemudian disusul PALI ada 5 kasus, Prabumulih dan Muara Enim masing-masing 4 kasus. Selanjutnya, Ogan Ilir dan OKU Timur masing-masing 2 kasus, serta Pagaralam, Banyuasin dan Lahat masing-masing satu kasus.
Menurut Yusri, pihaknya menduga kenaikan kasus akibat menurunnya protokol kesehatan di tingkat masyarakat. Ada kecenderungan sikap acuh terhadap penyebaran virus corona setelah kasus menurun selama beberapa bulan lalu.
"Kemungkinan karena protokol kesehatan kendor lagi. Masyarakat tidak peduli lagi dan merasa Covid-19 sudah hilang padahal penularan masih mengancam jika lalai prokes," katanya.
Diakui Yusri, pemerintah telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menggencarkan vaksinasi Covid-19. Salah satunya bersama The United States Agency for International Development (USAID) untuk menjalankan program Breakthrough Action for Covid-19.
Sementara itu, Kepala Tim Komunikasi Breakthrough ACTION for Covid-19, Dian Rossdiana mengatakan, ada beberapa alasan untuk masyarakat menerima vaksin. "Banyak yang beralasan cemas tentang efek samping dan menunggu untuk melihat apakah aman," jelasnya.
Selain itu, kata Dian, rendahnya capaian vaksinasi di daerah lantaran ada fenomena bahwa masyarakat seolah tidak khawatir lagi terhadap Covid-19.
"Masih banyak kelompok masyarakat yang belum terwakili dan mendapatkan akses vaksinasi karena hambatan sosial, budaya dan ekonomi, seperti lansia, masyarakat adat, agama, dan pekerja seni budaya," ungkapnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumsel, dari total 7,2 juta sasaran vaksinasi Covid-19, untuk vaksinasi dosis satu baru mencapai 85,1 persen.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Sumsel, Yusri mengatakan, untuk vaksinasi dosis kedua di Sumsel baru mencapai 67,9 persen, vaksinasi booster dosis satu 24,5 persen dan vaksinasi dosis booster dua bagi tenaga kesehatan baru mencapai 37,65 persen.
Baca juga: Kemenkes Prediksi Puncak Gelombang Covid-19 Varian XBB Terjadi Akhir Tahun
"Semua daerah harus benar-benar memaksimalkan vaksinasi Covid-19, agar herd immunity dapat terwujud dan dapat menekan potensi bertambahnya kasus Covid-19 di Sumsel," ujar Yusri, Selasa (8/10/2022).
Saat ini, lanjut Yusri, penambahan jumlah kasus Covid-19 menunjukkan tren melonjak. Tercatat ada penambahan 57 kasus Covid-19 di Sumsel. Kasus terbanyak ditemukan di Palembang, yakni mencapai 37 kasus.
Kemudian disusul PALI ada 5 kasus, Prabumulih dan Muara Enim masing-masing 4 kasus. Selanjutnya, Ogan Ilir dan OKU Timur masing-masing 2 kasus, serta Pagaralam, Banyuasin dan Lahat masing-masing satu kasus.
Menurut Yusri, pihaknya menduga kenaikan kasus akibat menurunnya protokol kesehatan di tingkat masyarakat. Ada kecenderungan sikap acuh terhadap penyebaran virus corona setelah kasus menurun selama beberapa bulan lalu.
"Kemungkinan karena protokol kesehatan kendor lagi. Masyarakat tidak peduli lagi dan merasa Covid-19 sudah hilang padahal penularan masih mengancam jika lalai prokes," katanya.
Diakui Yusri, pemerintah telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menggencarkan vaksinasi Covid-19. Salah satunya bersama The United States Agency for International Development (USAID) untuk menjalankan program Breakthrough Action for Covid-19.
Sementara itu, Kepala Tim Komunikasi Breakthrough ACTION for Covid-19, Dian Rossdiana mengatakan, ada beberapa alasan untuk masyarakat menerima vaksin. "Banyak yang beralasan cemas tentang efek samping dan menunggu untuk melihat apakah aman," jelasnya.
Selain itu, kata Dian, rendahnya capaian vaksinasi di daerah lantaran ada fenomena bahwa masyarakat seolah tidak khawatir lagi terhadap Covid-19.
"Masih banyak kelompok masyarakat yang belum terwakili dan mendapatkan akses vaksinasi karena hambatan sosial, budaya dan ekonomi, seperti lansia, masyarakat adat, agama, dan pekerja seni budaya," ungkapnya.
(nic)