ASN Harus Jadi Agen Perubahan yang Menebar Perdamaian dan Cegah Radikalisme
loading...
A
A
A
PEMALANG - Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah harus bisa menjadi agen perubahan dalam menebarkan perdamaian dan mencegah penyebaran radikalisme di masyarakat.
Deputi I Bidang Pencegahan, Pelindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Mayjen TNI Nisan Setiadi menyatakan hal itu saat Seminar Kebangsaan di Pemalang.
Seminar digelar Pemkab Pemalang dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional VII 2022.
“Tentunya saya mengharapkan para ASN ini bisa menjadi agen perubahan di masyarakat dan menjadi contoh teladan untuk bagaimana bisa mensinergikan antara kepentingan tugas dengan harus melayani masyarakat sekaligus sebagai upaya agar masyarakat ini terhindar dari penyebaran paham radikal intoleran dan terorisme,” kata Mayjen TNI Nisan Setiadi, dikutip Sabtu (5/11/2022).
Dia menjelaskan bahwa dalam berbangsa, bernegara dan juga bermasyarakat, para ASN ini yang mana bisa sama-sama membangun harmoni dalam kebhinnekaan. Selain itu harmoni dalam keberagaman untuk Indonesia yang maju, modern dan tumbuh kuat untuk tahun-tahun mendatang.
“Saya sampaikan kepada para ASN supaya kita jangan mau diadu domba, jangan mau dipecah belah. Kita bersama-sama membangun kota Pemalang ini agar paham-paham ini tidak bisa masuk ke semua profesi tidak terkecuali ASN,” ujar mantan Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Danpussenarhanud) Kodiklatad ini.
Nisan Setiadi berharap jajaran ASN Kabupaten Pemalang yang dipimpin plt Bupati Pemalang, Mansur Hidayat akan terus dapat menggelorakan moderasi beragama, harmoni dalam kebhinnekaan dan bersama-sama membangun Pemalang yang damai, indah, maju, bermartabat dan aman
“Oleh sebab itu para ASN juga harus memahami terhadap apa yang sudah dirumuskan parafounding fathersbangsa ini dalam merumuskan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Karena dengan adanya Pancasila itulah bangsa ini yang terdiri dari ribuan pulau, ratusan suku, bahasa dan enam agama semuanya bisa bersatu. Pancasila itu adalah ideologi terbaik yang bisa menyatukan semua keberagaman yang ada di negeri ini,” kata mantan Kepala BIN Daerah (Kabinda) Sulawesi Selatan dan Gorontalo ini.
Oleh karena itu, dia meminta kepada para generasi penerus bangsa, seluruh masyarakat termasuk para ASN harus berterima kasih terhadap para pendahulu bangsa. Para pendahulu sudah memikirkan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan ideologi Pancasila sebagai dasar negara
“Insya Allah apda 2045 nanti Indonesia ini akan menjadi negara terbesar, termasuk negara yang kuat karena kita punya bonus demografi yang sangat luar biasa sekali. Kalau masih ada yang ribut mempertentangkan dasar negara tentunya itu adalah proxy semua yang ingin menghancurkan negara, apalagi kalau sampai membawa-bawa agama. Tentunya itu sangat berbahaya bagi persatuan bangsa ini,” tandasnya.
Selain terhadap para ASN, dirinya juga berharap kepada masyarakat Kabupaten Pemalang yang dinilainya sebagai masyarakat Islam yang washatiayah untuk selalu mengedepankan Islam yang moderat, akhlakul karimah ataurahmatan lil alamin.
“Saya yakin masyarakat Pemalang sangat kental dengan nilai-nilai moderasi beragama, menghargai, menghormati yang kemudian ada keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Artinya saling menghargai karena dari dulu sebetulnya Pemalang luar biasa sebagai daerah yang masyarakatnya damai,” ujarnya.
Sementara itu, plt Bupati Pemalang, Mansur Hidayat berharap seminar kebangsaan ini menjadi langkah strategis dalam mencegah paham radikalisme dan terorisme di lingkungan ASN dan juga masyarakat.
“Karena dalam mencegah dan menangkal radikalisme, diperlukan pemahaman yang utuh termasuk ciri-cirinya, indikasi seseorang terpengaruh paham ini, bagaimana awal mula masuk dan mempengaruhi kehidupan sosial serta bagaimana paham ini menyebar,” tegasnya .
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pemalang, Madatsir Mas’ud, mengatakan bahwa inti supaya masyarakat Pemalang ini terhindar dari paham radikal, intoleransi dan terorisme adalah kerukunan.
“Bagaimana bisa aman kalaunggakrukun. Alhamdulillah untuk Pemalang enam agama ini luar biasa kerukunannya. Duduk bersama dan kalau ada apa-apa hubungan dengan pemerintah daerah pasti dirukunkan dengan baik. Dari sekian tahun belum pernah terjadi apa-apa di Pemalang itu sangat luar biasa Alhamdulillah,” ujarnya.
Deputi I Bidang Pencegahan, Pelindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Mayjen TNI Nisan Setiadi menyatakan hal itu saat Seminar Kebangsaan di Pemalang.
Seminar digelar Pemkab Pemalang dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional VII 2022.
“Tentunya saya mengharapkan para ASN ini bisa menjadi agen perubahan di masyarakat dan menjadi contoh teladan untuk bagaimana bisa mensinergikan antara kepentingan tugas dengan harus melayani masyarakat sekaligus sebagai upaya agar masyarakat ini terhindar dari penyebaran paham radikal intoleran dan terorisme,” kata Mayjen TNI Nisan Setiadi, dikutip Sabtu (5/11/2022).
Dia menjelaskan bahwa dalam berbangsa, bernegara dan juga bermasyarakat, para ASN ini yang mana bisa sama-sama membangun harmoni dalam kebhinnekaan. Selain itu harmoni dalam keberagaman untuk Indonesia yang maju, modern dan tumbuh kuat untuk tahun-tahun mendatang.
“Saya sampaikan kepada para ASN supaya kita jangan mau diadu domba, jangan mau dipecah belah. Kita bersama-sama membangun kota Pemalang ini agar paham-paham ini tidak bisa masuk ke semua profesi tidak terkecuali ASN,” ujar mantan Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Danpussenarhanud) Kodiklatad ini.
Nisan Setiadi berharap jajaran ASN Kabupaten Pemalang yang dipimpin plt Bupati Pemalang, Mansur Hidayat akan terus dapat menggelorakan moderasi beragama, harmoni dalam kebhinnekaan dan bersama-sama membangun Pemalang yang damai, indah, maju, bermartabat dan aman
“Oleh sebab itu para ASN juga harus memahami terhadap apa yang sudah dirumuskan parafounding fathersbangsa ini dalam merumuskan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Karena dengan adanya Pancasila itulah bangsa ini yang terdiri dari ribuan pulau, ratusan suku, bahasa dan enam agama semuanya bisa bersatu. Pancasila itu adalah ideologi terbaik yang bisa menyatukan semua keberagaman yang ada di negeri ini,” kata mantan Kepala BIN Daerah (Kabinda) Sulawesi Selatan dan Gorontalo ini.
Oleh karena itu, dia meminta kepada para generasi penerus bangsa, seluruh masyarakat termasuk para ASN harus berterima kasih terhadap para pendahulu bangsa. Para pendahulu sudah memikirkan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan ideologi Pancasila sebagai dasar negara
“Insya Allah apda 2045 nanti Indonesia ini akan menjadi negara terbesar, termasuk negara yang kuat karena kita punya bonus demografi yang sangat luar biasa sekali. Kalau masih ada yang ribut mempertentangkan dasar negara tentunya itu adalah proxy semua yang ingin menghancurkan negara, apalagi kalau sampai membawa-bawa agama. Tentunya itu sangat berbahaya bagi persatuan bangsa ini,” tandasnya.
Selain terhadap para ASN, dirinya juga berharap kepada masyarakat Kabupaten Pemalang yang dinilainya sebagai masyarakat Islam yang washatiayah untuk selalu mengedepankan Islam yang moderat, akhlakul karimah ataurahmatan lil alamin.
“Saya yakin masyarakat Pemalang sangat kental dengan nilai-nilai moderasi beragama, menghargai, menghormati yang kemudian ada keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Artinya saling menghargai karena dari dulu sebetulnya Pemalang luar biasa sebagai daerah yang masyarakatnya damai,” ujarnya.
Sementara itu, plt Bupati Pemalang, Mansur Hidayat berharap seminar kebangsaan ini menjadi langkah strategis dalam mencegah paham radikalisme dan terorisme di lingkungan ASN dan juga masyarakat.
“Karena dalam mencegah dan menangkal radikalisme, diperlukan pemahaman yang utuh termasuk ciri-cirinya, indikasi seseorang terpengaruh paham ini, bagaimana awal mula masuk dan mempengaruhi kehidupan sosial serta bagaimana paham ini menyebar,” tegasnya .
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pemalang, Madatsir Mas’ud, mengatakan bahwa inti supaya masyarakat Pemalang ini terhindar dari paham radikal, intoleransi dan terorisme adalah kerukunan.
“Bagaimana bisa aman kalaunggakrukun. Alhamdulillah untuk Pemalang enam agama ini luar biasa kerukunannya. Duduk bersama dan kalau ada apa-apa hubungan dengan pemerintah daerah pasti dirukunkan dengan baik. Dari sekian tahun belum pernah terjadi apa-apa di Pemalang itu sangat luar biasa Alhamdulillah,” ujarnya.
(shf)