Muslimat NU Harus Berkontribusi Turunkan Angka Stunting di Jatim
loading...
A
A
A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh jajaran Muslimat NU dari pusat hingga ranting untuk memberi perhatian terhadap ibu hamil di lingkungan sekitarnya. Hal ini untuk memastikan kecukupan gizi para ibu hamil telah terpenuhi.
"Saya minta seluruh anggota Muslimat NU sampai di jajaran ranting untuk rajin melihat keadaan sesama, supaya semua menerima gizi yang cukup. Tapi itu tidak cukup. Harus ditambah dari sisi kesehatan spiritual agar sehat lahir batin," kata Khofifah dalam sebuah acara di Surabaya, Senin (24/10/2022).
Pemprov Jatim, kata dia, terus berupaya memperkecil angka stunting. Berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI), target dan capaian prevalensi stunting di Jatim dari tahun 2019 hingga 2021 terus mengalami penurunan.Tercatat penurunan terjadi dari 26,86% pada 2019 menjadi 25,64% pada 2020. Kemudian menjadi 23,5% pada 2021.
Baca juga: Penampakan 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan Berbaju Oranye Digiring ke Mobil Tahanan
“Pemprov Jatim terus bekerja keras untuk menurunkan stunting serendah-rendahnya. Pak Presiden menergetkan angka stunting 14% di tahun 2024, ini akan menjadi kerja keras kita semua,” ujar Khofifah.
Khofifah menegaskan, penanganan stunting yang dilakukan Pemprov Jatim dengan melibatkan berbagai pihak. Yakni peran serta intansi vertikal, lintas organisasi masyarakat, perguruan tinggi , organisasi profesi dan mitra non pemerintah lainnya. "Dalam penanganan stunting di Jatim, terdapat dua macam intervensi," katanya.
Yakni intervensi spesifik (bidang kesehatan) kontribusinya sebesar 30% dan intervensi sensitif (bidang non kesehatan) dengan kontribusi sebesar 70%.
“Jadi kita terus melakukan berbagai upaya baik koordinasi lintas sektor. Kami terus melakukan edukasi, konseling, dan koordinasi. Baik soal gizi, makanan bayi dan anak, pelaksanaan imunisasi, sampai pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita secara rutin di posyandu,” katanya.
Lihat Juga: Tekan Stunting, Dosen dan Mahasiswa STFI Edukasi Warga Karyamukti Pentingnya Asupan Gizi Seimbang
"Saya minta seluruh anggota Muslimat NU sampai di jajaran ranting untuk rajin melihat keadaan sesama, supaya semua menerima gizi yang cukup. Tapi itu tidak cukup. Harus ditambah dari sisi kesehatan spiritual agar sehat lahir batin," kata Khofifah dalam sebuah acara di Surabaya, Senin (24/10/2022).
Pemprov Jatim, kata dia, terus berupaya memperkecil angka stunting. Berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI), target dan capaian prevalensi stunting di Jatim dari tahun 2019 hingga 2021 terus mengalami penurunan.Tercatat penurunan terjadi dari 26,86% pada 2019 menjadi 25,64% pada 2020. Kemudian menjadi 23,5% pada 2021.
Baca juga: Penampakan 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan Berbaju Oranye Digiring ke Mobil Tahanan
“Pemprov Jatim terus bekerja keras untuk menurunkan stunting serendah-rendahnya. Pak Presiden menergetkan angka stunting 14% di tahun 2024, ini akan menjadi kerja keras kita semua,” ujar Khofifah.
Khofifah menegaskan, penanganan stunting yang dilakukan Pemprov Jatim dengan melibatkan berbagai pihak. Yakni peran serta intansi vertikal, lintas organisasi masyarakat, perguruan tinggi , organisasi profesi dan mitra non pemerintah lainnya. "Dalam penanganan stunting di Jatim, terdapat dua macam intervensi," katanya.
Yakni intervensi spesifik (bidang kesehatan) kontribusinya sebesar 30% dan intervensi sensitif (bidang non kesehatan) dengan kontribusi sebesar 70%.
“Jadi kita terus melakukan berbagai upaya baik koordinasi lintas sektor. Kami terus melakukan edukasi, konseling, dan koordinasi. Baik soal gizi, makanan bayi dan anak, pelaksanaan imunisasi, sampai pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita secara rutin di posyandu,” katanya.
Lihat Juga: Tekan Stunting, Dosen dan Mahasiswa STFI Edukasi Warga Karyamukti Pentingnya Asupan Gizi Seimbang
(msd)