Guratan Batik, Pesan untuk Presiden Jokowi dari Katura

Selasa, 21 Oktober 2014 - 00:06 WIB
Guratan Batik, Pesan untuk Presiden Jokowi dari Katura
Guratan Batik, Pesan untuk Presiden Jokowi dari Katura
A A A
CIREBON - Katura, salah satu seniman batik Cirebon, mengguratkan pesan bagi pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla yang dilantik Senin (20/10/2014). Di atas selembar kain, Katura mengingatkan janji Jokowi atas perubahan Indonesia yang lebih baik kelak.

Pesan Katura dituangkan secara filosofis melalui guratan-guratan lilin yang keluar dari ujung canting (alat membatik). Setidaknya dalam waktu tiga hari, Katura menyusun ide-idenya hingga terbentuk gambaran utuh motif batik gunungan dengan tulisan Jokowi-JK di bagian bawahnya.

"Dalam pewayangan, Gunungan merupakan pertanda dimulainya pentas," ungkap Katura di kediaman sekaligus galerinya di Jalan Buyut Trusmi, Desa Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Senin (20/12/2014).

Dengan begitu, batik tersebut merepresentasikan awal "pentas" Jokowi-JK di Indonesia. Pada kain berukuran 2,10 meter x 110 meter tersebut, gunungan melukiskan alam semesta Indonesia dengan kekayaan flora faunanya. Sosok Ganesha yang sakral dalam pewayangan juga dilukiskan di tengah Gunungan.

Dari empat tangannya yang tergambar, dua di antaranya tampak tengah memikul. Gambar itu menunjukkan Ganesha tengah menyangga bumi. Menurut Katura, gambaran itu merepresentasikan bagaimana pemimpin sebagai penyangga negara harus kuat agar tak mengalami lindu (gempa/goyangan).

Di atas sekitar Gunungan, Katura menambahkan motif dahan dengan dedaunannya. Yang unik, pada dahan tersebut terdapat tikus-tikus dengan lembaran uang pada moncongnya. Seperti bisa ditebak, bagian itu direpresentasikan Katura sebagai gambaran problematika krusial bangsa berupa korupsi.

Pada paling bawah kain, tepat di bawah tulisan Jokowi-JK tergurat tulisan lain yang diartikan Katura secara khusus. Dari filosofi Jawa, dia memecah tiap kata Jokowi-JK menjadi pesan singkat sarat makna yakni Ojo Koyo Wingi-wingi (Jangan seperti kemarin/sebelumnya) sebagai kepanjangan Jokowi, dan Jujur Kerja keras sebagai kepanjangan JK.

Katura yang pernah membuat batik bermakna saat pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI lalu ini berpesan, agar Jokowi-JK tak melupakan janji, apalagi selama ini ekspektasi rakyat atas kinerja Jokowi terbilang tinggi.

Terkadang, lanjut dia, realisasi tak sesuai ekspektasi. Karenanya, Jokowi diharapkan tak mengadopsi "kelemahan" pendahulunya.

Secara keseluruhan, batik gunungan penuh makna itu berlatar warna abu-abu. Latar warna ini pun tak lepas dari makna.

"Indonesia hingga kini masih samar-samar. Pemimpin baru ini mau membawa ke mana, itu masih ditunggu," cetus pria berprofil rendah hati ini.

Batik bermakna buatan Katura itu sendiri diakuinya tidak dalam rangka tendensi apapun. Pun dia meyakinkan belum pernah bertemu langsung atau memiliki momentum khusus dengan presiden asal Solo, Jawa Tengah, itu.

Sempat dipamerkan bersama enam batik karyanya yang lain di salah satu hotel berbintang Kota Cirebon saat Hari Batik Nasional 2 Oktober lalu, dia mengaku, Batik Gunungan Jokowi-JK tidak untuk dikomersilkan.

"Tapi kalau ada yang mau beli, dengan harga berapa saja, saya kasih," tandas pebatik yang terkenal dengan batik kimononya yang diekspor ke Jepang ini.

(erika lia)

CAPTION:
-Katura, pebatik Cirebon bersama karya bermaknanya yang dia persembahkan bagi Presiden Terpilih, Jokowi-JK.
(lis)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6405 seconds (0.1#10.140)